TARUTUNG, MAJALAHGAHARU.COM — Patung Yesus yang terletak di Siatas Barita, Tarutung, tidak jauh dari Salib Kasih sudah lama terbengkalai dan telantar. Ironisnya, ketika warningtime.com berkunjung beberapa waktu lalu terlihat patung tinggal rangka dan hanya menyisakan fiber penyelubung di bagian kaki. Menara tempat patung juga sudah berlobang di sana sini. Pondasi juga sudah terlihat tidak kokoh.
Selain itu, besi-besi penyangga rangka juga sudah karatan. Sebuah bendera merah putih yang sudah robek habis tergerus angin masih berkibar setengah tiang. Padahal secara fisik akses jalan mobil menuju patung sudah terbuka meski hanya batu-batuan. View kota Tarutung juga jauh lebih indah daripada view Salib Kasih yang dibukit sebelah.
“Menyedihkan Bang, tujuan awal untuk memperlengkapi Salib Kasih eh taunya telantar begini. Padahal biayanya miliaran habis, tak tahu siapa yang salah,” tutur Tahi Simorangkir petugas parkir dengan logat Bataknya yang khas. Tahi berharap Pemda Taput cepat memperbaiki dan bila perlu belajar dari Toraja yang sukses membuat patung Yesus seperti di Brasil dan Timor Leste, dan sekarang menjadi salah satu daya tarik wisata di sana.
Melongok dari kantor Bupati Tarutung, nun jauh di bukit memang ada dua yang harusnya jadi simbol atau landmark dalam rangka memperkuat status Tarutung sebagai kota wisata rohani. Yang satu salib kasih menyembul diantara pohon pinus dan di bukit sebelahnya, lebih tinggi dari salib kasih, muncul bayang-bayang Yesus dengan rangka besinya. Memperbandingkan keduanya bagaikan bumi dan langit. Yang satu terurus dan yang satu terbengkalai.
Meski belakangan media yang beredar di Tarutung ramai memberitakan adanya dugaan korupsi dalam proses pendirian patung tersebut dan bahkan diberitakan sudah ditangani pihak Tipikor Polres Taput. Bahkan Polres Taput telah berulang kali memeriksa Sondang Pane, PPK proyek patung berbiaya miliaran itu. Namun demikian, bagaimana ujung pemeriksaan tersebut tak jelas hingga kini.
Seperti diberiakan, biaya pembangunannya memang tidak tanggung-tanggung, diperhitungkan sebesar Rp 6,2 miliar. Masyarakat bertanya-tanya, kenapa terbengkalai dan apakah masih akan terealisasi? Kasus patung yang terkatung-katung itu menjadi pergunjingan di tengah masyarakat Tapanuli, termasuk di kalangan masyarakat Batak di perantauan. Patung ini memang dibangun sebelum Bupati sekarang menjabat. Menurut sumber bahwa SKPD yang diberi Bupati wewenang.
Terkait dengan ini, warningtime.com yang berkesempatan bertemu dengan Bupati Tapanuli Utara Drs Nikson Nababan menyanyakan kenapa proyek patung Yesus terbengkalai dan kenapa pemda terkesan membiarkan, dengan terus terang Nikson Nababan menyangkal pembiaran. Sebagai kepala daerah bukan tidak peduli kelangsungan pembangunan patung Yesus tetapi selama status hukumnya belum jelas tidak bisa dilanjutkan.
“Secara pribadi saya sangat peduli, untuk melanjutkan pembangunan, tetapi itu tadi terbentur dengan status hukum yang kini masih di polres Taput dan selama diproses pemda tidak bisa berbuat apa,” terangnya menjawab. Bahkan, Nikson meminta agar media menulis sehingga status hukum mengenai masalah patung ini selesai.
Karena masalahnya hingga kini di Polres Taput, maka diharapkan Kapolri Jenderal Tito Karnavian turun tangan memberikan instruksi sehingga status hukum yang sedang ditangani Polres Taput jelas. Dengan demikian Pemda bisa melanjutkan pembangunan salah satu landmark dari kota Tarutung ini.
Dari pemantauan memang pembangunan patung Yesus sejak awal diduga bermasalah terutama kurangnya upaya penelusuran, koordinasi dan pendekatan kepada pihak institusi kehutanan. Memang diakui oleh pihak terkait, status lokasi pembangunan patung disebutkan masih domain (kawasan) hutan lindung.
Tetapi seharusnya kendala dari dinas kehutanan terkait kawasan lindung bisa diatasi dengan pendekatan antara pemangku negara masalahnya status dugaan korupsi ini menjadi halangan. Niat Pemda Taput untuk melanjutkan pembangunan sudah baik, tinggal kepolisian secepat memproses dugaan pelanggaran hukum. Untuk itu, Kapolri perlu membrikan instruksi agar nasib patung Yesus tidak lagi terkatung-katung.