JAKARTA, MAJALAHGAHARU.COM — Taufik Damas tokoh intelektual muda NU ini ketika dihubungi majalahgaharu.com berkaitan dengan kondisi pluralisme bangsa ini mengatakan “Saya kira ada sebagian orang yang saat ini sedang mengalami ujian yang sangat lumayan”, bebernya ketika itu. Artinya memang ada sebagian orang yang belum memahami benar makna pluralisme itu, dan kemudian nampaknya mereka belum siap menerima pluralisme itu. Justru ini bagi kita adalah ujian bagaimana kita itu menjelaskan makna pluralisme yang sebenarnya kepada masyarakat supaya masyarkat itu bisa hidup dengan bergandengan tangan dan menghormati satu sama lain. Boleh dikatakan bahwa pluralisme itu saat ini sedang mengalami ujian.
Solusi atau mungkin caranya adalah orang-orang yang tergerak bergerak menawarkan gagasan secara massif kemasyarakat tentang pentingnya pluralisme bukan untuk melebur perbedaan, tetapi untuk menyadarkan bahwa kita itu memang sudah berbeda.
Nah perbedaan itu jangan dijadikan alasan untuk kita hidup tidak berdamai satu sama lain, kita harus saling menghargai, apalagi sebagai umat beragama kita meyakini bahwa memang perbedaan itu sudah kehendak Tuhan, baik perbedaan suku, agama, bahwa memang perbedaan itu sudah kehendak Tuhan, dan kita sebagai manusia mencari titik persamaan antara umat-umat beragama dan suku-suku yang berbeda itu. Sebab setiap agama itu pasti ada perbedaan, hanya perbedaan itu tidak perlu terpendamkan. Karena pluralisme itu mengajak masyarakat untuk menghargai perbedaan yang ada.
Dan memang benar perbedaan yang ada itu diakibatkan oleh adanya distorsi, deviasi, dan disorientasi di era globalisasi, namun saya mengharapkan orang-orang yang terlibat dalam politik itu tidak menggunakan perbedaan-perbedaan, pandangan keagamaan dalam berpolitk, seharusnya yang dibangun para politik itu menjadi negarawan, dan mendorong masyarakat bisa bersikap arif terhadap perbedaan, dan memang kesannya di dunia politik inilah tantangan terberat kita untuk menjaga pluralisme ini.
Karena kita kadang-kadang melihat sebagain politisi baik dilevel bawah menengah dan elit itu menggunakan isu-isu keagamaan untuk mencapai kekuasaan. Inilah yang sebetulnya tidak diinginkan justru sebetulnya ‘hambatan’ gagasan terbesar pluralisme itu ada dilapangan politik sebetulnya kalau ditengah masyarakat sosial itu saya pikir sudah banyak yang menerima perbedaan, artinya sudah bisa hidup saling menghargai hanya kemudian politiklah yang menjadi perbedaan itu menjadi tegang bahkan keras karena melahirkan sikap-sikap blocking artinya antara kami dan mereka itu beda.
Seharusnya yang semacam itu tidak terjadi, memang kita harus banyak menyuarakan bahwa tindakan politik sara itu, berbahaya bagi masa depan pluralisme di Indonesia. Dan kalau kita melihat fenomenanya memang agak sulit kita mengatakan bahwa para politisi menabrak aturan-aturan yang dengan menjual agama sebagai sesuatu yang di harus diperjuangkan, dan tentu terlalu sukar menunjuk orangnya.
Saya tetap optimis bahwa negara kita bukan didasarkan pada agama tertentu melainkan didasarkan pada Pancasila, tetapi itu tergantung bagaimana kita memperjuangkan itu, ya gejala yang ada bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945 mudah-mudahan hanya gejala sesaat dalam menghadapi pilkada serentak ini saja, dan setelah pilkada selesai, memang gejala yang ada saat ini erat kaitannya dengan peta politik sekrang ini, saya menginkan kita semuanya tetap berada pada garis yang sehat, negara ini sudah disepakati oleh para founding father yaitu berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, dan kita sebagai generasi muda dan kaum kebangsaan yang pluralis harus mampu memberikan kontribusi kepada masyarakat bahwa kita diciptakan oleh Tuhan itu berbeda-beda, dan Indonesia ini adalah salah satu anugerah yang luar biasa dari Tuhan sebagai negara yang dengan latar belakang suku, agama, pulau yang banyak bahasa yang banyak dan ini kekayaan bangsa kita yang perlu dijaga.
Secara pribadi saya mau katakan bahwa kekayaan Indonesia yang bermcam-macam mulai dari suku, bahasa, agama dan lain-lain adalah kekayaan yang harus dirawat di jaga, dan kalau kita mampu merawat dengan baik, maka kita sebagai bangsa akan dihormati oleh bangsa lain dan suatu saat kita akan menjadi bansga yang besar dan bahkan akan menajdi bangsa yang menjadi percontohan, betapa perbedaan agama dan suku-suku tidak pernah menjadi masalah, karena bangsa Indonesia sudah dewasa melihat perbedaan itu, bangsa dan negara kita akan jadi contoh buat negara-negara lain, dan kita sebagai negara benar-benart menjunjung tinggi nilai-nilai keadaban dalam kehidpan berbangsa dan bernegara, dan saya ingin mengajak khsuusnya kaum muda bahwa perbedaan itu jangan dijadikan sumber masalah, melainkan harus disyukuri dan kita rawat.
Mari kita menjalankan kehidupan ini dengan hati yang damai hati yang tenang, dan jangan mudah terpovokasi oleh sesuatu yang ingin memecah belah bangsa kita, dengan gerakan-gerakan lain sebagainya itu, kita harus menyadari bahwa kita inilah saudara, dan Tuhan menghendaki kita berada ada dalam perbedaan, yaitu beda suku, agama, dan latar belakang justru ini kita harus dihargai mari kita saling menghargai perbedaan. Sebab jika kita rawat kita bina kita jaga semuanya akan menjadi indah dengan sendirinya