BEKASI, MAJALAHGAHARU.COM— Berdirinya Yayasan Berkat Maranatha Peduli Indonesia, tidak lepas dari adanya kerinduan yang kuat dari Pdt. Yohanes J. Sihombing, M.Th., untuk membangun daerah tempat kelahirannya. “Ada beban yang Tuhan taruh dalam hati saya untuk berbuat yang terbaik bagi kemajuan daerah dimana saya dilahirkan,” ujar gembala GBI Mawar Sharon Kota Harapan Indah ini, saat mengawali pembicaraan dengan redaksi Gaharu.
Selain membangun gereja, mendirikan fasilitas kesehatan dan pendidikan di Parongil, Sumatera Utara, juga menjadi impian hamba Tuhan yang low Profile ini. “Tahun 2008 kami sudah mulai membangun gereja sederhana dan saat ini sudah berdiri,” terang Yohanes J. Sihombing. Selain itu Yohanes sudah berhasil membebaskan tanah + 2000 m² dengan cita-cita untuk membangun sekolah, dan rencananya mulai tahun ajaran 2018/2019 diharapkan sudah bisa menerima siswa baru untuk SMK Pariwisata dan SMTK (Sekolah Menengah Teologi Kristen).
Ditanya soal sumber dana untuk merealisasikan niat suci-nya, Yohanes J. Sihombing, percaya bahwa Tuhanlah sumber pengharapan. Kami tidak punya uang, tapi kami selalu berharap pada Tuhan, dan kami yakin, Tuhan pasti akan memberkati niat mulia kami untuk kemuliaan Tuhan saja, jelas suami dari Pdp. Tiarlin Simamora, S,Pd.K., meyakinkan.
Dari niat suci dan mulia membangun tempat kelahiran seperti yang disaksikan hamba Tuhan jebolan Petamburan ini, akhirnya tercetuslah untuk mendirikan Yayasan Berkat Maranatha Peduli Indonesia.
Yayasan Sah Secara Legalitas
Dijelaskan oleh Yohanes Sihombing, bahwa sesuai dengan visi utamanya (menjadi berkat bagi Indonesia), juga sesuai dengan maksud dan tujuan yayasan yang bersifat sosial, keagamaan serta kemanusiaan, maka Yayasan ini bergerak dalam beberapa bidang kegiatan, yang salah satunya bidang layanan pemakaman. Selain mewadahi pendirian Sekolah di Parongil, yayasan ini ini juga akan bergerak di bidang-bidang yang lain termasuk bidang layanan pemakaman yang saat ini sedang kami kerjakan, tegas Yohanes Sihombing.
Lebih jauh lagi, Yohanes Sihombing menyatakan bahwa Layanan Pemakaman dibawah naungan Yayasan Berkat Maranatha Peduli Indonesia, sesuai dengan visi; menjadi layanan pemakaman yang profesional dan berjiwa kasih, dan misi; menjadi sarana penghiburan bagi setiap yang berduka, mengupayakan sarana dan prasarana layanan yang terbaik, mengupayakan tenaga layanan yang terbaik, akan berupaya sebaik mungkin memberikan layanan pemakaman yang terbaik dan tidak dibatasi oleh suku, agama, dan golongan masyarakat. Peduli dalam duka adalah moto kami, tegas ayah dari Jeffry Yosua Sihombing, Jenny Veriza Sihombing, Kezia Naomi Sihombing, Daniel Paskario Putra Sihombing dan Jonathan Sihombing.
Untuk menjadi anggota, menurut Yohanes Sihombing, tidak jauh berbeda dengan yayasan pemakaman yang ada, hanya saja ada hal yang berbeda yang dimiliki oleh yayasan yang di nahkodainya . Sebagaimana lazimnya untuk menjadi anggota disetiap yayasan pemakaman dimana setiap individu yang didaftarkan sesuai dengan usia, semakin tinggi usia semakin besar uang pendaftaran dan iurannya. Namun dalam Yayasan Berkat Maranatha Peduli Indonesia, ada hal yang berbeda. Di yayasan ini, cukup yang didaftarkan adalah Gereja lokalnya tanpa mendaftarkan nama individu, tegas Yohanes Sihombing. Setiap Gereja yang sudah menjadi anggota yayasan, maka mereka berhak menerima paket antara lain: peti jenazah, kain tile, sarung tangan, sarung kaki, 1 buah buku tamu, 2 buah lilin, mobil ambulance, tanah makam (Mangun Jaya, Pondok Rangon) terkecuali rumah duka, sebanyak 10 kali kejadian dalam setahun, tegasnya lagi.
Lebih lanjut dijelaskannya lagi, jika pihak yayasan tidak dapat melakukan pelayanannya dikarenakan jenazah disemayamkan di rumah duka atau kejadiannya tidak di wilayah yang dapat dijangkau oleh yayasan, maka pihak yayasan akan memberikan pengganti layanan ke Gereja dimana almarhum/almarhumah terdaftar sebagai anggota jemaat dan Gereja tersebut sebesar Rp. 2.500.000 (dua juta lima ratus ribu rupiah).
Mengisi formulir pendaftaran, membayar uang pendaftaran sebesar Rp. 1.000.000 (satu juta rupiah), membayar uang iuran perbulan sebesar Rp. 300.000 (tiga ratus ribu rupiah) untuk tahun pertama dan pada tahun kedua membayar uang registrasi sebesar Rp. 250.000 (dua ratus lima puluh ribu rupiah), dan iuran tetap sebesar Rp. 300.000 (tiga ratus ribu rupiah) menjadi syarat keanggotaan yayasan. Dijelaskan pula oleh Yohanes Sihombing, bahwa yayasan tidak wajib menanggung anggota jikalau; tidak membayar iuran selama 3 bulan berturut-turut dan tidak lagi menjadi anggota yayasan. Dinyatakan tidak lagi menjadi anggota bila kartu keanggotannya sudah tidak berlaku lagi (tidak diperpanjang).
Untuk mendapatkan informasi yang akurat dan lebih detail tentang hak dan kewajiban anggota untuk layanan pemakaman Yayasan Berkat Maranatha Peduli Indonesia, dapat menghubungi Kantor Sekretariat atau pengurus yayasan. Adapun nama-nama pendiri dan pengurus; Pdp. Tiarlin Simamora, S,Pd.K., Pdt. Devy Sugijono, SE., M.Th., Jeffry Yosua, S.Kom., Pdt. Kordin Sagala, M.Th., Pdt. J. Yohanes Sihombing, M.Th., Ivone Novke Lengkong, Pricillya Maria, Kristina S., S.Pd.K., Lenawati, Jenny Veriza. Kami berharap bidang layanan pemakaman yayasan ini, bisa menjadi solusi dikala duka bagi warga gereja dimanapun berada, selagi bisa dijangkau oleh yayasan kami, ujar Yohanes Sihombing yang sebentar lagi akan menyelesaikan program Doktoralnya di STT Bethesda Kota harapan Indah, Bekasi. Didirikan pada tanggal 18 Februari 2017, dengan Nomor Akta; 16, SK Menteri Hukum dan HAM No. AHU. 0003654.01.04 Tahun 2017, Yayasan Berkat Maranatha Peduli Indonesia saat ini beralamat kantor di Kompleks Ruko Sentra Onderdil Blok EL No. 01 Harapan Indah, Kelurahan Pejuang, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi, Jawa Barat, Kode Pos 17131, Telp. 021-88383732, HP. 0812 1046 9970, 0819 0547 4391.
(RSO)