Jakarta, Saat ini sangat mudah masyarakat memiliki dan menggunakan tehnologi media komunikasi. tentu saja ada untung dan ruginya dengan kemudahan tersebut, untuk itu alangkah baiknya bila para pengguna tehnologi informasi tersebut memahami betul bagaimana menerima, membuat dan menyikapi sebuah informasi atau berita. Oleh karenanya siapa saja pengguna tehnologi informasi saat bermedia sosial perlu mengetahui, memahami dan memiliki kemampuan ilmu dasar jurnalistik.
Atas dasar tersebut, Persatuan Wartawan Nasrani Indonesia (Pewarna Indonesia), dalam rangka pra-Rakernasnya yang ke-3, menggelar ‘Roadshow Sheare Jurnalistik’ ke sejumlah kampus. Setelah melakukan pembekalan kepada ratusan mahasiswa STT IKAT pada, Selasa (25/07/2017), Pewarna ID lalu melakukan hal serupa kepada mahasiswa di STT Setia, Rabu (02/08/2017). Dalam roadshow tersebut, Pewarna ID menghadirkan 3 pemberi materi yakni; Jojo Rahardjo yang memberi materi Cerdas dan Bijak Bermedsos, Donny Leonardo pemateri tentang membuat berita Vidio dan Hotman Lumbangaol tentang tehnik menulis.
Tenaga ahli bidang komunikasi politik dan Diseminasi Kantor Staff Presiden, Agustinus Eko Rahardjo mengatakan setiap orang mestinya harus mengikuti perkembangan informasi berkembang di masyarakat, atau isu-isu aktual guna menentukan sikap kita saat berinteraksi sosial di tengah-tengah masyarakat, bahkan ketika menentukan pilihan politik baik saat Pilkada, Pilpres dan Pileg. Hal itu dikatakan Eko Rahardjo, yang akrab disapa Jojo, saat memberikan pembekalan jurnalistik di Sekolah Tinggi Teologia (STT) SETIA, Selasa (02/08/2017).
Dalam pembuka materi pembekalannya, Jojo mengundang 5 orang mahasiswa STT Setia, yakni; 2 dari mahasiswa baru, 1 mahasiswa senior dan 2 mahasiswa, mengikuti kuis dengan menyebutkan isu terkini apa yang mereka ketehaui. Hal itu dilakukan Jojo untuk mengetahui sejauh mana para mahasiswa, mengetahui sebuah isu dan kebenaranya, mengingat saat ini banyak sekali berita Hoax (berita palsu atau bohong) bertebaran di media sosial (Medsos).
‘Medsos seperti facebook, Twitter dan Whatsapp (WA) sangat dekat dengan kita lewat Gadget atau Handphone. Di sana banyak berita hoax, bukan cuman dalam bentuk berita (tulisan) tetapi juga foto yang diubah (edit) bentuk dan keterangannya,’ kata Jojo, anggota Pewarna ID yang sebelum menjadi staff Kepresiden aktif sebagai wartawan CNN Indonesia TV ini.
Menurut mantan wartawan TEMPO, KompasTV, Radio Sonora dan Radio CVC Australia yang kini juga dosen Ilmu Komunikasi Universitas Media Nusantara (UMN) ini, terlalu mudah kita menerima berita dan membagikannya (sheare) tanpa menyaringnya terlebih dahulu yang mengakibatkan berita hoax, karena diberitakan atau dibagikan secara terus menerus menjadi pembenaran. ‘Saring sebelum dishearing’ imbaunya.
Dijelaskan dia, saat ini Indonesia merupakan pengguna internet terbesar ke-5 di dunia dimana jumlah pengguna gadged atau ‘Handphone Pintar’ lebih banyak dari jumlah penduduk. Hal itu membuktikan bagaimana medsos hanya dalam genggaman tangan yang bila salah dalam menggunakannya bisa mendatangkan keburukan atau malapetaka.
‘Orang bisa dipenjara, kehilangan aset dan tercemar nama baiknya karena salah bermedsos. Makanya kita harus bijak, cerdas dalam bermedsos. Berita atau informasi haruslah diuji kebenarannya, dan yang paling penting, kita harus mampu dalam membuat tulisan yang baik dan benar di medsos,’ ungkapnya. AR