Jakartamajalahgaharu – Bertepatan dengan Hari Pahlawan 10 November 2017, FH UKI Gelar Kuliah Umum “Menimbang-nimbang Calon Pemimpin Bangsa pada Pemilihan Presiden Tahun 2019” dengan narasumber Menkomaritim, Jenderal Purn Luhut Binsar Panjaitan di Auditorium Grha William Soeryadjaya, Cawang Jakarta Timur, Jumat (10/11/2017).
Pada pemaparannya, Jenderal Purn Luhut Panjaitan menyoroti perubahan di Saudi Arabia akibat harga minyak terus menurun dibutuhkan inovasi untuk menopang ekonomi. Termasuk dengan menjual saham Aramco senilai 600 milyar dollar AS.
Konstelasi politik berubah di Timur Tengah, akibat menguatnya pengaruh Iran di Libanon dan Suriah. Terjadi persaingan Arab Saudi dan Iran tak selesai. Putera mahkota Saudi Arabia membuat terobosan dengan memimpin KPK yang baru dibentuk. Terjadi perubahan-perubahan geopolitik cepat karena pengaruh teknologi.
Dalam kaitannya di Indonesia, kata Luhut maka kita harus bisa menempatkan diri dalam perubahan geopolitik dunia yang cepat. Indonesia punya resources yang besar dan sangat kaya. Ada 79 persen laut dan hanya 21 persen luas darat. “Potensi pendapatan yang bisa digali dan dimamfaatkan dari laut masih sangat besar, 1,3 triliun”
APBN kita dari tahun ke tahun pertumbuhan sama aja, menariknya kenapa bisa membangun infrastruktur yang luas, itu karena pemerintah kerja keras. Menurut Luhut dari data statistik mengatakan bahwa angka pengangguran dan kemiskinan menurun. Kebijakan pengembangan tol laut juga terus dikembangkan.
“Pengembangan 14 Kawasan industri di seluruh Indonesia terus ditingkatkan agar berkembang dan maju. Termasuk permintaan pelaku industri terkait penyederhanaan perizinan dengan satu pintu sedang dikaji,” paparnya.
Menurut Menkomaritim bahwa investor yang datang, dirinya selalu mengingatkan syarat setidaknya harus mempersiapkan tiga hal yakni lingkungan, pekerja atau buruh harus dari Indonesia dan alih teknologi.
Terkait morotorium reklamasi sejak dikeluarkan pada jaman Presiden Soeharto pada tahun 1995. Salah satu yang sudah terlaksana adalah Pelindo II.
“Yang penting pulau reklamasi itu milik pemerintah dan hanya berlakuku 30 tahun buat pengembang, terkait penguasaan China, tidak bisa emang kita ini bodoh-bodoh saja,” imbuhnya.
Di hadapan mahasiswa UKI, Luhut berpesan kepada mahasiswa agar turut serta bersaing dalam penguasaan teknologi seperti media sosial dan robotik. “Saya kira kalau mau bersaing harus selalu tampil the best, tidak ada jalan lain. Karena ini saya minta mahasiswa UKI agar belajar dan bekerja keras untuk menjadi yang terbaik,” pesannya.
Rektor UKI Maruarar Siahaan dalam sambutannya menyampaikan bahwa pemerintah sudah melaksanakan sesuai dengan janji dan ke depan semakin ada peningkatan kesejahteraan dan peningkatan pendidikan. Sementara Ketua Yayasan UKI Salman Panjaitan menyampaikan terimakasih atas kedatangan Menkomaritim untuk memberikan kuliah di kampus UKI.
Sesuai press release Biro Humas UKI, kuliah umum ini diadakan menyambut tahun 2019 sebagai tahun politik untuk menyelenggarakan pesta demokrasi oleh seluruh rakyat Indonesia. Rakyat akan menentukan sendiri siapa yang menjadi pemimpinnya periode lima tahun mendatang. Kuliah ini merupakan bagian dari pendidikan politik bangsa yang dilakukan melalui institusi pendidikan sebagai lembaga formal pendidikan tinggi.