Jakarta, majalahgaharu.com. Sembilan pimpinan gereja yang tergabung dalam forum umat Kristen Indonesia (FUKRI) plus Jaringan Doa Nasional (JDN) menggelar pernyataan sikap yang dilanjutkan dengan ibadah bersama di Gereja Bala Keselamatan, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Rabu 18/01/18. Forum Umat Kristiani Indonesia diwakili oleh delapan lembaga gereja, yaitu dari Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga-lembaga Injili Indonesia (PGLII), Persekutuan Gereja-gereja Pentakosta Indonesia (PGPI), Persekutuan Baptis Indonesia (PBI), Bala Keselamatan (BK), Gereja Ortodoks Indonesia (GOI), dan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK), plus Jaringan Doa Nasional (JDN). Jeirry Sumampouw, sebagai juru bicara dalam pernyataan sikap tersebut mengatakan aksi pernyataan sikap ini dilakukan mengacu pada pengalaman di Pilgub DKI 2017 kemarin. “Pengalaman dari Pilkada Jakarta, banyak pernyataan berbau SARA yang sengaja dimasukkan agar umat terbelah. Namun untuk Pilkada tahun ini, kita sudah mengantisipasi.”
FUKRI sepakat bahwa Pemilu merupakan sarana yang sah menurut Undang-Undang untuk memilih calon pemimpin bangsa dan pejabat publik. Maka semua warga masyarakat harus ikut berperan dan bertanggungjawab dan proses Pemilu harus berjalan dengan baik. Tiga butir pernyataan sikap yang dibacakan, yakni : Adapun tiga hal pernyataan sikap yang disampaikan, yakni: (1). Terbukanya peluang bagi setiap warga negara untuk menyatakan hak memilih dan dipilih dalamk kontestasi jabatan publik ini. (2). Tersedianya fasilitas yang memadai dan sama bagi berlangsungnya hubungan pengenalan secara timbale balik antara kontestan dan pemilih. (3). Terjaminnya proses penentuan pilihan oleh pemilih terhadap kontestan secara langsung, umum, bebas, rahasia, serta jujur dan adil
Romo Guido Soeprapto dari KWI menekankan bahwa umat kristiani harus menghindari hal-hal yang justru dapat membawa kemunduran bagi Indonesia. Siapapun yang berpihak kepada salah satu kandidat, harus menghindari pengusungan isu-isu yang bisa memecah belah persatuan bangsa.
Ketua Umum PGI Pdt. Dr. Henriette T. Hutabarat-Lebang menyebutkan Pemilu sebagai upaya memajukan dan mewujudkan demokrasi tetapi potensi-potensi persoalan yang menyertainya selalu ada, “Karena itu gereja bersama semua warga negara terpanggil untuk terselenggaranya Pemilu dengan baik dan bermartabat.” Beberapa tokoh pimpinan gereja nampak duduk bersama antara lain Pdt. Freddy Soenyoto (Sekjen PGLII), Romo Guido Soeprapto (KWI), Romo Daniel Byantoro (GOI), Pdt. Dr. Henriette T. Hutabarat-Lebang (PGI), Lt. Kol. Dr. I Made S. Petrus, M.Min (Bala Keselamatan) dan Pdt. Dr. Nus Reimas (PGLII) [RA]