Jakarta, majalahgaharu.com : HYU sapaan akrab dari Hendrik Yance Udam, Koordinator Nasional Gerakan Rakyat Cinta NKRI meminta dengan tegas kepada KPK RI agar segera usut dugaan korupsi kasus bunga palsu & tong sampah Jerman-nya Anies Sandi. “8 bulan sudah Anies-Sandi berkuasa setelah dilantik pada 16 Oktober 2017 dengan janji Maju Kotanya Bahagia Warganya. Selama memerintah DKI Jakarta ini, Anies Sandi memiliki catatan berupa rapot merah berdasarkan kebijakan yang d ambil selama memerintah.”
Raport merah itu antara lain, menurut HYU, adalah soal Bunga Palsu di jalan-jalan trotoar. Pemasangan bunga palsu di jalan trotoar yang sempit di Jakarta sangat membahayakan pejalan kaki apalagi warga penyandang disabilitas. Kemudian harga bunga perbuah yang mencapai Rp 8 juta dengan total pengadaan sebesar Rp 8,1 Milyar menimbulkan kecurigaan, patut diduga ada unsur korupsi di didalam proyek pengadaan bunga palsu ini. “Yang mengherankan hal ini masuk dalam mata anggaran dinas kehutanan Pemprov DKI. Dinas kehutanan bukannya tanam bunga asli malah beli bunga palsu.”
Hal yang mencurigakan berikutnya adalah perusahaan yang memenangi tender bunga palsu ini seperti yang tercantum dalam LPSE adalah perusahaan pengadaan laboratorium dan alat-alat kedokteran. Apa hubungannya Bunga Palsu dengan perusahaan alat kedokteran. Koordinasi yang lemah antara aparat Pemprov di akui sendiri oleh Anies-Sandi soal pemasangan bunga palsu super jumbo ini. Aparat Pemprov bekerja tanpa koordinasi pimpinan tertinggi DKI sehingga menimbulkan kerugian yang sangat besar. “Bunga Palsu akhirnya di cabut setelah datang kritik bertubi-tubi dari warga. Anies Sandi harus ikut di usut oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas proyek mubazir ini”.
Kedua, tambah HYU, “Rapor merah kedua adalah kasus pembelian 2.640 buah tong sampah buatan Jerman seharga 3,3 juta/unit senilai total 9,581 Milyar dan ongkos kirim sebesar 79 juta dari Jerman. Ini adalah program pomborosan dan sangat tidak efisien hanya untuk tong sampah. Jika tong sampah saja impor dari luar negeri terus dimana keberpihakan pada pribumi? Seperti janji kampanye, kenapa tidak menggunakan barang dengan kualitas lokal yang juga tidak kalah dengan memanfaatkan UMKM atau program OKE OCE seperti jualan kampanye Anies-Sandi. Patut diduga kuat ada unsur korupsi dan permainan harga dalam proyek ini.”
“Buat apa ada Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) bidang pencegahan korupsi yang bergaji puluhan juta jika project yang patut di duga barbau korupsi ini masih bisa lolos. Berdasarkan pengamatan kami atas dua item project di Pemprov DKI di atas yaitu Proyek Bunga Palsu & Tong Sampah Jerman, maka kami mendesak KPK agar segera turun tangan mengusut Anies-Sandi atas dugaan korupsi, mendesak KPK segera usut Anies-Sandi dalam dugaan korupsi Bunga Palsu dan Tong Sampah Jerman,” Tutup HYU, Hendrik Yance Udam. [RA]