majalahgaharu.com Pilkada serentak yang akan dilakukan menjelang pemilu serentak 2019 membuat tensi politik yang sangat tinggi. PGI merasa berkepentingan untuk mengeluarkan pesan pastoralnya, yang diadakan di Grha Oikumeine PGI Salemba (21/06) hadir dalam acara itu Pdt. Gomar Gultom (Sekum PGI), Pdt. Hendrek Lokra (Sekretaris eksekutif bidang keadilan dan perdamaian PGI) dan Jerry Sumampow (Humas PGI).
“Aspek yang paling mengkwatirkan adalah makin maraknya politisasi Suku, agama dan ras (SARA) dan ini sangat berbahaya karena dapat mengkotak-kotak-an , membuat kebencian terhadap yang lain,” Kata Gomar.
Dalam situasi seperti ini, Gereja diminta hadir dan ikut mewarnai dan mengarahkan proses pilkada ini, untuk itu, kata Jerry PGI dipandang perlu mengeluarkan sikap nya dalam beberapa hal;
- Pilkada merupakan bagian dari proses demokrasi untuk mewujudkan tujuan nasional, yaitu kesehjateraan umum. Keterlibatan kita dalam Pilkada harus dimaknai sebagai upaya untuk menjaga tegap nya proses demokrasi serta tegaknya NKRI.
- Mengakui bahwa proses demokrasi belum sempurna dalam masa transisi. Terlihat dalam situasi politik yang masih belum stabil, regulasi yang sering berubah, kita bertugas dan bertanggung jawab untuk melakukan perbaikan sistem Pilkada agar lebih bbaik dan bermanfaat bagi Rakyat Indonesia.
- Pilkada merupakan alat/media untuk mendorong upaya perwujutan kesejahteraan dan pencerdasan rakyat. Kita harus komitmen melawan politisasi SARA dan politik uang dan ujaran kebencian.
- Dalam pilkada semua dibanjiri dengan berbagai informasi baik positif maupun negatif melalui media sosial dam media massa. Hampir semua media massa nasional kita telah berfiliasi dan terafiliasi kepada kepentingan politik tertentu. Situasi ini memnuntut kita agar kritis memilah berita bohong dan berita sebenarnya. Kita harus memilah berita-berita seperti dalam 1 Tesalonika 5;21, Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik.
- Bagi Gereja, Politik adalah sebuah panggilan untuk melayani Umat, bangsa di dunia ini. Dengan tegas menolak politik dijadikan sebagai alat untuk melayani kepentingan pragmatis sekelompok orang saja atau untuk mengejar kekkuasaan semata.
- Pilihlah calon yang memiliki Integritas, kejujuran, keberanian dan komtmen melawan segala bentuk korupsi dan manipulasi. Menolak calon pemimpin yang memanipulasi isu SARA, diskriminasi berbasis gender dan kampanye gelap yang menyudutkan pasangan calon tertentu.