Jakarta, majalahgaharu.com : Indonesia akan melaksanakan Pilkada Serentak 2018, bagi Harsanto Adi sebagai sebuah peristiwa menarik, “Karena ini merupakan yang pertama kali dalam Sejarah Pilkada dilaksanakan serentak dihampir seluruh wilayah Indonesia. Selain itu kondisi Sosial Politik saat ini cukup tinggi.” Untuk itu API (Asosiasi Pendeta Indonesia) perlu menyampaikan kepada seluruh jajaran Asosiasi Pendeta Indonesia dimanapun anda berada, sesuai maklumat yang dibagikan di kalangan terbatas. Selain mengimbau untuk tidak saling menjelekkan, mencemooh, juga mengingatkan untuk menjaga persatuan “Terlalu besar pengorbanan Indonesia jika hanya karena Pilkada, masyarakat lantas tidak menjaga suasana kondusif. Kita Para Pendeta adalah bagian dari bangsa Indonesia, selain tunduk kepada Undang-undang negara, kita juga perlu mendengar dan melaksanakan pengarahan Presiden RI Joko Widodo.
Harsanto menengarai bahwa pendeta harus cerdas dan waspada terhadap upaya-upaya ingin menggagalkan dan mencederai Pilkada serentak ini. Jelang pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2018 hendaknya tetap mewaspadai pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, dimana ingin menghembuskan isu suku, agama, ras dan antar golongan (SARA). Isu SARA ini bahayanya melebihi politik uang. Masyarakat bisa terbelah akibat isu SARA. Bangsa ini punya pengalaman akibat digunakannya isu SARA di Pilkada DKI Jakarta. “Politik kebencian berbasis identitas yang dampaknya akan membelah masyarakat. Hal ini tidak bisa kita biarkan, karena akan menjadi preseden buruk pada tahun politik 2018 dan 2019 mendatang. Kontestasi politik dengan menggunakan isu SARA ini bisa menjalar ke skala yang lebih besar sebab, Pilkada serentak 2018 adalah pemanasan menuju Pemilu 2019.” [RA]