Jakarta, majalahgaharu.com : Pilkada serentak 171 Kota terdiri dari 17 Propinsi, 115 Kabupaten dan 39 Kota adalah pemilihan umum terbesar sedunia, “Dan ini keputusan politik pemerintah yang sangat berani,” tegas Antonius Natan menyikapi Pilkada serentak 2018 (27/6). “Jika dilihat luasnya nusantara dengan berbagai latar belakang sosial yang berbeda, kesenjangan pendidikan, dan termasuk masih minimnya pendidikan politik bagi masyarakat.” Disamping itu, sambung Sekretaris Umum PGLII (Persekutuan Gereja dan Lembaga Injili di Indonesia) DKI Jakarta, “Jika diperhatikan, semua daerah masih dalam keadaan damai dan terkendali. Ini merupakan suatu anugerah dan patut dibanggakan saat kampanye berlangsung aman dan tertib.”
Partisipasi umat terkait Pilkada harusnya semakin hari semakin baik, “Masyarakat semakin cerdas mempelajari kandidat pemimpin, dunia medsos saat ini sangat membantu wawasan dan pembelajaran politik,“ Antonius berpendapat, bahwasanya masyarakat dapat mempelajari dengan mudah kandidat-kandidat dan afiliasi politik pihak terkait, hoax dan ketidak-benaran yang dilansir justru semakin jelas dan semakin ketahuan pihak-pihak yang nakal dan menghalalkan segala cara, “Pesan-pesan perpecahan SARA terlihat siapa pelakunya, dan digroup medsos juga terlihat siapa saja yang tidak suka, jadi semakin pasti Umat semakin sadar dan peduli.”
Masih menurut Antonius Natan, Masyarakat perlu dipandu agar memilih pemimpin dan sekaligus pelayan plus penjaga rakyat agar tidak sekedar mencoblos, karena kita mempertaruhkan negeri dan tanah air kepada yang terbaik, kandidat yang patut dipilih mengacu kepada hal yang relevan dan aktual saat ini. Ada lima hal yang disarankannya dalam memilih di ajang Pilkada serentak 2018, yaitu: 1) Pilih kandidat yang memiliki kompetensi sebagai pemimpin. 2) Pilih kandidat Takut akan Tuhan, hidup saleh dan memiliki kasih Tuhan. 3) Pilih kandidat yang bisa dipercaya, lihat masa lalunya. 4) Pilih kandidat yang Anti Suap dan anti Korupsi. 5) Pilih kandidat yang memiliki hanya satu pasangan (isteri/suami).
Dan yang penting untuk diperhatikan, dibutuhkan Doa khusus untuk terselenggara Pilkada serentak 2018 ini tentunya sangat perlu, “Jika ada yang nakal dan menggunakan jasa paranormal dan hal lain yang tidak sah maka untuk me-netralisir-nya perlu kuasa dari Tuhan dinyatakan, Umat Kristiani perlu berdoa menyebut Nama Tuhan Allah Sang Pencipta agar pilkada dapat dilakukan secara jujur dan aman. Doa orang-orang benar, besar kuasanya.” Karena tak bisa dipungkiri, “Bangsa Indonesia bergantung kepada doa-doa orang benar.” Pungkasnya. [RA]