Jakarta, majalahgaharu.com : Gereja hingga sejauh ini dianggap cukup berhasil dalam membentuk mental dan karakter anak, gereja tidaklah terlepas dari pengajaran, pendidikan dan bimbingan, khususnya kepada anak-anak di bawah umur. Disebutkan bahwa gereja harus aktif dalam pengembangan spiritualitas bukan hanya teoritis semata.
Pdt. Sri Yuliana dari Pendeta Gereja Kristen Sumatera Bagian Selatan (GKSBS) melihat bahwa pendidikan kepada anak-anak (Sekolah Minggu) sangatlah penting. Gereja harus mampu membentuk mentalitas anak, bahkan sejak usia dini. ”Biarkan anak-anak datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah ” (Mrk. 10:14, Mat. 19:14, Luk. 18:16). Ayat ini, menurut Sri Yuliana sering kali dipakai sebagai dasar Alkitab dari pelaksanaan pendidikan anak. “Sebagaimana Yesus menghargai dan menerima anak-anak, demikian pula gereja menghargai dan menerima mereka melalui pendidikan/pengajaran anak.”
Meskii ada yang berpendapat bahwa, masa sekarang ini pendidikan anak khususnya di gereja kadang sudah tidak sesuai dengan dasar Alkitab. Rasa mencintai dan menyayangi anak sudah berkurang di antara para guru maupun pelayan. Seolah-olah anak tidak begitu penting peranannya di gereja dibandingkan dengan peranan orangtua, kumpulan koor, dan lain-lain. Sikap optimis Sri Yuliana, tetap berharap bahwa gereja tidak pernah tinggal diam dalam membentuk mental dan karakter anak, kendati peran orang tua tetap menjadi prioritas kebutuhan bagi anak.
“Keterlibatan lain adalah gereja sebagai pengawas dan pemerhati pendidikan karakter anak melalui sekolah-sekolah Kristen. Bagaimanapun kurikulum dan sistem pengajarannya membantu perkembangan mental dan spiritual anak,” tutup Sri Yuliana [RA]