GERKINDO Bandung Selenggarakan Seminar “Peranan Umat Kristiani dalam Pemilu 2019 dan Dampaknya bagi Gereja”

Ayo Bagikan:

Bandung, majalahgaharu.com – Keterlibatan umat Kristen dalam dunia politik menjadi keharusan karena segala sesuatu yang berurusan dengan penyelenggaraan negara bahkan yang mengatur kehidupan sehari-hari warga negara adalah politik. Umat Kristen selama ini juga dinilai memiliki peran penting dalam pemilu di Indonesia. Politik umat Kristiani tidak harus selalu untuk merebut kekuasaan.

Untuk mempertegas hal tersebut, Gerakan Kasih Indonesia (GERKINDO) Jawa Barat bekerjasama dengan AYUB, dan PGPK menyelenggarakan Seminar Sehari bertema:  “Peranan Umat Kristiani dalam Pemilu 2019 dan Dampaknya bagi Gereja”, yang diselenggarakan di Aula Sekolah Tinggi Alkitab (STA) Tiranus Bandung, Cihanjuang-Bandung Barat, Selasa (11/10/2018) dihadiri sekitar dua ratus peserta dari Bandung dan pengurus dan simpatisan Gerkindo Jawa Barat. Tampil sebagai narasumber adalah Pdt. Dr. Andreas Yewangoe Anggota Dewan Pengarah BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila) dan Pdt. Yerry Tawalujan, M.Th selaku Ketua Umum GERKINDO. Acara dipandu Ketua Gerkindo Jawa Barat Usman Silitonga, SH, MH.

Pdt. Dr. Andreas Yewangoe menyampaikan bahwa bicara Pancasila harus bebas semua agama yang diakui negara. Seperti yang terjadi di Cilegon yang diklaim satu agama tertentu, harus disuarakan dengan tegas. Kalau ada bebas agama tertentu harus berani menolak. “Dalam sejarah di dalam negeri ini orang Kristen tidak pernah melawan Panacasila. Bahwa ada agama tertentu saja yang mengaku melaksanakan Pancasila karena yang lain tidak mengaku esa, itu tidak benar penafsiran yang keliru dan salah,” tegasnya.

Menurutnya, Soekarno menyatakan bahwa esa itu bicara ketuhanan. Karena itu, semua agama harus setara. Kedua, beragama yang tidak beradap sama saja tidak benar harus sesuai dengan Pancasila. Soekarno pernah mengatakan itu. Karena itu, mantan Ketua Umum PGI ini menyatakan bahwa mereka yang mencalonkan legislatif bahwa yang diperjuangkan bukan semata-semata kekuasaan. “Ketika ada duduk disana harus memperjuangkan semua orang bukan orang Kristen saja, dengan demikian Anda dihormati. Memperjuangkan kepentingan semua rakyat berarti memperjuangkan kepentingan Kristen juga,” tegasnya. Intinya, negara dalam perspektif Perjanjian Baru bahwa dilihat Yesus sebagai ad-interim atau sesuatu yang sementara. Karena masih hidup di negara ini harus ikut memperjuangkan untuk kesejahteraan bersama.

Sementara Pdt. Yerry Tawalujan MTh menyatakan bahwa penting untuk mendorong caleg-caleg Kristiani untuk duduk di DPR dan DPRD, tetapi harus mengenakan topi kebhinnekaan dan kenegarawan. “Saya kira untuk menang, caleg kristiani tidak boleh hanya tertuju ke gereja tetapi pendepatan warga lainnya. Jangan berpikir lagi ada dikotomi mayoritas-minoritas,” tegasnya mengingatkan. Jangan lupa juga, tambah Yerry bahwa kalau duduk nanti sesuai dengan tertulis di Yeremia, “Bahwa usahakan kesejahteraan kota atau bangsa… bukan kesejahteraan gereja. Penting sekali memahami itu.’ [RA]

Facebook Comments Box
Ayo Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Next Post

Upraising 2019 adalah Momentum Kebangkitan Anak Muda untuk Berdoa

Sat Sep 15 , 2018
Jakarta, majalahgaharu.com – Kegiatan doa pagi ini diharapkan memberi dampak sebagai kebangkitan generasi muda untuk memiliki gaya hidup yang suka berdoa, dan rencananya dilakukan serentak di beberapa kota oleh anak-anak muda antar gereja dan interdenominasi dengan melibatkan komunitas dan gereja lokal. “Sudah saatnya generasi muda Kristen memikirkan dan berdoa bagi […]

You May Like