Hendrik Yance Udam Mencurigai Ada yang Memainkan Isu Konflik di Papua

Ayo Bagikan:

Jayapura, majalahgaharu.com – Berita tentang Papua selalu saja menjadi isu yang menarik. Dan ada saja yang berusaha memainkan isu tentang Papua ke ranah yang lebih luas. Kalau kemudian ada Gerakan Cinta NKRI ini merupakan jawaban dan sumbangsih pemikiran dari komponen anak bangsa yang nasionalis. “Kami berpikir bagaimana menciptakan sebuah alat perjuangan untuk bisa berjuang bersama-sama dalam rangka menjaga bangsa yang begitu besar ini. Kita tahu bersama bahwa NKRI ini bukan diberikan secara gratis oleh negara-negara asing, tetapi Indonesia ini benar-benar hasil dari perjuangan anak bangsa. Banyak tokoh dan pahlawan bangsa yang gugur untuk bagaimana supaya Indonesia ini bisa merdeka. Dan ini harus kita apresiasi dan jaga bersama di era milineal ini,” tegas Ketua Umum Gerakan Cinta NKRI Hendrik Yance Udam.

Menurut Hendrik, sebagai anak muda andalan Papua, dirinya harus bisa mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang positif, termasuk melawan hoax, ujaran kebencian, radikalisme, melawan intoleransi dan disintegrasi bangsa. “Sebab saya melihat ke depan potensi-potensi  perpecahan anak bangsa ini cukup besar. Ke depan Indonesia ini akan menghadapi sebuah tantangan yang luar biasa, tantangan milenial, di mana gerakan-gerakan yang ingin menggantikan ideologi negara kita ini akan tumbuh subur di Indonesia.”

“Di tengah suburnya semangat radikalisme, semangat intoleran, disintegrasi bangsa itulah GERCIN ini hadir. Dan kami selalu menyuarakan isu-isu kebangsaan, isu-isu yang mempersatukan dari Sabang sampai Merauke, dari Mianggas sampai di Rote. Karena apa? Karena secara geografis kita ini berpulau-pulau dan beragam suku bangsa. Lalu kita dipersatukan oleh satu ideologi yakni Pancasila.” Hendrik melihat bahwa Ideologi Pancasila sudah final. “Kalau ada yang mencoba mengganti ideologi dengan selain Pancasila, saya yakin Indonesia yang besar ini akan terpecah-pecah.

Bagi Gerakan Cinta NKRI yang sudah ada perwakilan di setiap provinsi di Indonesia, Hendrik Yance Udam menyampaikan bahwa, “Kita tidak boleh takut dengan isu-isu gerakan Papua Merdeka. Kita bisa melakukan pendekatan-pendekatan kesejahteraan, persoalan itu selesai. Yang perlu kita waspadai adalah kelompok-kelompok yang sudah masuk di dalam pemerintahan namun memakai lambang Garuda, jubah wakil rakyat,untuk merongrong wibawa pemerintah dengan menggantikan ideologi selain dari pada Pancasila.”

Dalam pandangan Hendrik, atau dikenal dengan HYU ini, ia melihat generasi milenial, zaman now, ini mudah terprovokasi. Mereka lebih percaya kepada berita hoax ketimbang berita sebenarnya. Mereka sangat berpotensi untuk direkrut oleh kelompok yang ingin melawan negara. Itulah sebabnya bersama  Gerakan Cinta NKRI berharap, selaku anak bangsa harus bisa mewariskan bangsa ini sebuah NKRI yang makmur dan sejahtera. “Untuk itu kita harus melakukan sebuah proteksi dini, jangan sampai mewariskan NKRI yang tak utuh.” Diakuinya pula, tentu pemerintah tidak bisa bekerja sendiri.

Dalam konteks Pilpres, HYU melihat ada potensi-potensi konflik kalau tidak mengelola konflik itu dengan baik yang bermuara pada disintegrasi bangsa di Papua, “Saya melihat jumlahnya meningkat. Karena pasca Jokowi mengambil 51 persen saham PT Freeport, kekerasan di Papua meningkat. Ada apa? Saya curiga, saya patut curiga ada kelompok-kelompok yang memainkan isu ini. Menggoreng, istilahnya. Dan saat ini momentum Pilpres, saya rasa ada kelompok yang menggoreng isu ini untuk kpentingan tertentu.”

masih menurut HYU, “Saya melihat kemarin, dua kandidat (paslon Capres dan Cawapres) ini tidak mengeluarkan statement untuk menyelesaikan persoalan Papua. Seharusnya dua kandidat ini harus bisa mengemukakan statement terkait strategi seperti apa untuk menyelesaikan persoalan di Papua. Karena, jangan kita anggap remeh persoalan Papua. Persoalan Papua ini tak sebatas persoalan lokal atau nasional, tetapi juga persoalan internasional. Jadi kalau kedua kandidat ini juga mengusulkan sejumlah langkah strategis dalam menyelesaikan persoalan-persoalan di Papua, itu akan mendapat respon positif karena Papua ini dimonitor oleh dunia internasional.” [RA]

Facebook Comments Box
Ayo Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Next Post

Pdt. Dr. Japarlin Marbun di MPL PGI 2019 : Gereja Musti Sesuaikan Jaman untuk Layani Jemaat

Mon Jan 28 , 2019
Cisarua, majalahgaharu.com -Sidang Majelis Pekerja Lengkap Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (MPL PGI) 2019 hari ini (28/01/2019) dibuka di Royal Safari Garden, Cisarua, Jawa Barat. Sidang MPL PGI kali ini memiliki tema : Tuhan mengangkat Kita dari Samudera Raya (Mazmur 71:20b), dan sub tema : Dalam Solidariras dengan Sesama Anak Bangsa, […]

You May Like