Jakarta, majalahgaharu.com – Usia remaja atau belasan adalah usia mencari identitas yang paling sesuai dan dapat dinikmati, enjoy aja. Hal ini sering menjadi penyebab remaja menjadi rawan terpengaruh oleh pihak-pihak luar yang dapat memicu terjadinya bentuk permasalahan sosial pada generasi milenial, begitu sebutannya kini. Kadang lebih sering terjatuh pada apa yang populer disebut kenakalan remaja.
Ada banyak jenis kenakalan remaja atau istilah kerennya juvenile delinquency. Atau inilah yang diterjemahkan sebagai gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang. Sehingga membuat bingung inikah perilaku remaja jaman now atau memang masalah jaman now?
Mengurai kenakalan remaja akan terucap apa yang sering didengar, masing-masing punya pengertian dan fasih menyebut jenis-jenisnya. Nah, kali ini akan berjumpa dengan seorang remaja bernama Patricia Kristianti. Sangat belia, dan Juli nanti baru menginjak di usia 15 tahun. Siswi salah satu SMPK BPK Penabur ini mengaku baru duduk di kelas 9 dan punya banyak aktifitas dalam kesehariannya.
Patricia selain aktif di kegiatan OSIS sekolahnya, ternyata juga guru sekolah minggu di gerejanya. Dalam satu minggu habis sudah waktunya tersita oleh berbagai kegiatan sekolah dan gereja. “Jumat ya latihan musik gereja, kalau Sabtu ada ibadah remaja,” dan menurut bunda tercinta Fenni Yolandani SH. “Puji Tuhan, bagi kami Patricia adalah anugerah Tuhan yang besar,” selain penurut juga disiplin bangun pagi, “Apalagi kalau hari Minggu, mulai pagi udah bangun dan berangkat gereja sampai jam 1 siang baru pulang.”
Biasanya, generasi milenial lebih menyukai cara berpikir yang praktis dan mendominasi dengan kecanggihan teknologi. Tanda-tanda generasi milenial umumnya lebih cekatan dan bukan pemalas, selain pintar disebutkan juga bahwa remaja jaman now ini lebih mudah beradaptasi dan bisa bekerja lebih efektif dibanding generasi sebelumnya.
Umumnya ada pandangan sebagian bahwa generasi milenial lebih sering bermasalah dengan lingkungan sosial, hal ini terbantahkan kalau sudah bertemu Patricia. Selain jujur dan cerdas, Patricia dianggap sebagai generasi milenial yang berbeda. Bahkan di lingkungan gerejanya ia paling disukai, pun oleh kalangan dewasa. Selain santun, Patricia dapat membuktikan cerdasnya melalui nilai-nilai belajar di sekolahnya yang selalu diatas nilai 90. [RA]