Jakarta, Majalahgaharu.com Duet dalang wayang Sabda Ki Padmono SK dan Ki Suyito Basuki meramaikan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Lembaga Persekutuan Gereja Gereja di Indonesia atau PGI yang ke 69 tahun, Sabtu 25/5/19 di Graha Oikumene Salemba 10 Jakarta Pusat, malam itu. Sebuah pagelaran wayang Sabda yang mengambil lakon bangkitnya sang Mesias atau wungunipun sang Mesih ini merupakan terobosan baru PGI dalam Perayaan Hut-nya yang dibawakan apik olh duet dalang Padmono dan Basuki.
Terobosan baru demikian yang diungkapkan Ki Padmono yang juga mantan wartawan senior ini, Karena baru pertama diundang mentas wayang di PGI dan ini merupakan kehormatan tersendiri, terangnya. Hal yang sama juga disampaikan Ki Suyito Basuki dalang sekaligus pendeta jemaat Gereja Injili Tanah Jawa (GITJ) Pati Jawa Tengah. Baginya mendalang sudah biasa karena selama ini selain menjadi pendeta juga dalang wayang purwa yang seringkali pentas atau tanggapan, tetapi mendalang di PGI tentu kehormatan tersendiri.
Dalam kesempatan tersebut duo dalang mengucapkan rasa terimakasihnya kepada PGI yang telah mengundangnya untuk pentas, dan harapannya pentas wayang sabda yang juga sarana untuk penginjilan dengan basis budaya Jawa ini bisa diagendakan untuk mentas secara rutin, sehingga makin dikenal bahwa penginjilan melalui budaya itu ciri khas sebagai bangsa.
Perayaan HUT PGI malam itu hadir beberapa perwakilan gereja maupun ormas ada ustad, tokoh penganut kepercayaan dan juga tokoh-tokoh agama lain antaranya ormas kepemudaan GP Anshor. Sementara dari tokoh-tokoh Kristen ada Pdt Yewangoe, Ketua Umum PGI Pdt Henriete Lebang, Sekum PGI Pdt Gomar Gultom, Pdt Albertus Patty, Pdt Suyapto Tadyawasesa mewakili BPH GBI, Pdt Drs Bridjend (Purn) Harsanto Adi Ketua Umum Asosiasi Pendeta Indonesia (API), Sekjend MUKI Pdt, Mawardin Zega, Yusup Mujiono Ketua Umum Persatuan Wartawan Nasrani Indonesia dll.
Kembali dalam pementasan wayang yang mengambil cerita bangkitnya sang Mesias bercerita bagaimana ada kekuatan kuasa kegelapan yang berupaya menghadang agar Yesus tidak bisa menang melawan kuasa kegelapan dalam alam kubur. Namun demikian karena Yesus memang Allah sendiri, sekuat apapun kuasa kegelapan menghadangnya tak kuasa mengalahkannya. Yesuspun tetap bangkit mengalahkan kuasa gelap.
Menarik dalam babak punawakawan ( Semar, Gareng, Petruk dan Bagong) bagaimana Ki Padmono menyindiri kondisi politik saat ini, di mana ada kontestan yang tak mau mengakui kekalahan dan berupaya ngotot untuk menang, padahal dalam sebuah demokrasi menang kalah itu biasa saja. Masih banyak satir-satir yang diungkapkan untuk mengkritisi kondisi sosial kemasyarakatan, pemerintah dan tentu juga gereja.
Inilah media wayang yang tampil dengan bebas dan lugas untuk mengkomunikasikan apa saja yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara serta beragama.
Sebelum pegelaran wayang dilaksanakan Pendeta Gomar Gultom menyerahkan cindera mata kepada sang dalang sebuah wayang yang menggambarkan sosok Yesus Kristus sang juru selamata.
Bravo Mas Padmono