Pdt Imron Kabinet Pdt. Rubin Adi Perlu Banyak Melibatkan Kaum milenial

Ayo Bagikan:

Bogor, majalahgaharu.com Terpilihnya Pdt. Rubin Adi Abraham dalam sidang sinode GBI Rabu malam 28/9/19 disambut penuh harapan bagi  peserta sidang, terutama dalam menghadapi era zaman milenial ini.  Seperti apa yang disampaikan oleh Pdt. Ir. Imron  MTh, Gembala GBI Graha Pena Kebayoran Lama Jakarta. Terpilihnya Pdt. Rubin Adi Abraham peluang besar untuk generasi muda dan milenial masuk ke dalam pengurusan yang baru, sehingga dapat lebih cepat mewujudkan visi dan misi GBI dengan 1000 Jemaat.

Pak Rubin terang, Pdt. Imron tentu mampu memilih dimana posisi-posisi anak muda yang ditempatkan. ” Sebagai anak muda mungkin kreatifitasnya lebih dibanding para sinior, dan masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan,  bagusnya memang kolaborasi saja”, ujar pria yang aktif dalam lembaga STT ini.

Bagaimanapun dalam sebuah organisasi membutuhkan biaya, nah kendala sebagian besar kaum milenial ini dibagian dana tersebut. Makanya tadi butuh perhatian khusus dari Pdt Rubin yang terpilih dalam menempatkan sebagai pengurus.

Pdt. Dr. Rubin Adi Abraham Kamis Dini Hari pukul 1 Pagi 29 Agustus 2019, terpilih menjadi ketua umum Sinode GBI periode 2019-2023. Dengan pemilihan tersebut dilaksanakan dua kali putaran. Putaran pertama dimenangkan oleh Pdt. Dr. Jacob Nahuway dengan perolehan suara Pdt Japarlin Marbun 410 suara, Pdt Jacob Nahuway 613 suara, Pdt Rubin Adi 525 suara sedangkan Pdt. Ferry Haurisa 204 suara.  Karena belum mencapai 50 plus satu persen maka pemilihan dilanjutkan dengan putaran ke dua yang diikuti tiga suara terbesar.

Hasil putaran kedua perolehan suara sebagai berikut Pdt. Dr. Rubin Adi Abraham 890 suara,  Pdt. Dr Jacob Nuhuway 712 suara, Pdt. Dr. Japarlin Marbun 23 suara dan Abstein 1 suara. Karena suara terbanyak diraih Pdt. Rubin, maka malam atau Kamis dini hari Pdt. Rubin Abraham dilantik oleh MPL sebagai ketua umum BPH Sinode GBI yang baru.

Facebook Comments Box
Ayo Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Next Post

"Budaya Keindonesiaan Rakyat Papua Belum Berdaulat "

Sat Aug 31 , 2019
Jakarta, majalahgaharu.com Wajah Sprituil Papua. Terlepas dari kontroversi Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) 1969, yang menandai titik baru dalam sejarah Papua menjadi bagian dari Indonesia, penting untuk membahas kembali wajah sprituil (watak Nasional) rakyat Papua. Identifikasi wajah sprituil ini di maksudkan agar pemerintah dapat mengelola dan memberikan kebijakan yang tepat dalam […]

You May Like