Jakarta, majalahgaharu.com– Perguruan tinggi merupakan institusi pendidikan yang memegang peranan besar dalam upaya pembentukan kualitas Sumber Daya Manusia. Untuk mencetak SDM berkualitas, maka dibutuhkan kehadiran sebuah perguruan tinggi yang berkualitas pula, termasuk sekolah tinggi keagamaan.
Upaya peningkatan kualitas pendidikan tinggi keagamaan di Indonesia diwujudkan dengan pembentukan Badan Musyawarah Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen Indonesia (BMPTKKI) pada penghujung Agustus lalu. Lewat sebuah konferensi yang dibuka oleh Direktur Jenderal Bimas Kristen Kementerian Agama, Prof. Dr. Thomas Pentury, acara tersebut dilaksanakan selama 3 hari sejak 28 hingga 30 Agustus 2019, bertempat di Rehobot hall, Kelapa Gading.
Ketua Bidang Pengembangan Organisasi BMPTKKI Pdt. Dr. Joshua Tewuh menuturkan, kehadiran BMPTKKI diharap mampu mendongkrak kualitas institusi pendidikan keagamaan Kristen di Indonesia, namun ikut mendorong kesetaraan mutu sehingga sekolah tinggi keagamaan dapat sejajar dengan perguruan tinggi umum di tanah air. Hal ini disampaikan Pdt. Joshua ketika ditemui di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis petang (05/09/2019).
“Nah jadi kemarin itu salah satu kiprah kita untuk menyumbangsihkan bagi dunia pendidikan keagamaan Kristen ini sebuah konferensi yang bermutu untuk mendorong laju percepatan meraih kualitas terbaik,” ujarnya.
Pendeta Joshua Tewuh lanjut menjelaskan, sebagai lembaga, BMPTKKI akan memayungi sejumlah tinggi keagamaan Kristen, baik swasta maupun milik negeri.
“Apakah itu STT (Sekolah Tinggi Teologia) swasta, maupun yang negeri seperti STAKN (Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri) dan IAKN (Institut Agama Kristen Negeri),” jelasnya.
Apologet dan Gembala Sidang GBI GLOW Kalibata ini menambahkan, langkah awal peningkatan mutu dapat dilihat dari seleksi ketat dari panitia terhadap pembicara di Konferensi BMPTKKI.
“Jadi pemilihan-pemilihan pembicara pun kita godok cukup lama. Pembicara ada dari Menteri Agama sendiri, kemudian Sesmen Kemenag juga ikut berbicara,” jelasnya lagi.
Selain Menag, dirinya menerangkan, pada konferensi lalu juga dihadiri oleh pihak Kemristekdikti.
“Lalu ada dari pihak Kemristek Dikti, membahas percepatan dan efisiensi dari penyelenggaraan pendidikan di STT, lalu membahas tentang blended learning yakni perpaduan antara konsep pemikiran tradisional dengan moderen (online),” jelasnya lagi.
Saat membahas kelembagaan, dirinya berkata bahwa BMPTKKI sejatinya bukanlah sebuah lembaga super body. Namun, lembaga inu merupakan sebuah mitra resmi pemerintah.
“Hanya lembaga ini yang merupakan partner resmi dari pemerintah, dalam hal ini Ditjen Bimas Kristen. Beliau (Dirjen) namanya masuk di dalam (ex-officio),” pungkasnya.
Sebelumnya pada akhir Agustus lalu BMPTKKI menyelenggarakan konferensinya dengan tema “Moving to The Next Level”. Kegiatan diawali dengan ibadah pembukaan, yang dilayani oleh Gembala Sidang Gereja Suara Kebenaran Injil. Pdt. Erastus Sabdono (Ketua Umum BMPTKKI).