Jakarta majalahgaharu.com Memperingati Hari Sumpah Pemuda, Sekretaris Jendral (Sekjen) Generasi Optimis (GO) Indonesia, Tigor Mulo Horas Sinaga, menyatakan bahwa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memiliki kesempatan lebih besar memulihkan negeri ini dari virus radikalisme agama.
“Presiden Jokowi dengan segenap kabinetnya bersama TNI dan Polri punya peluang lebih besar dalam mengobati elemen-elemen bangsa yang terpapar radikalisme agama,” kata Horas, The Westin, Jakarta (28/10/2019).
Menurut Horas hal tersebut karena polarisasi yang terjadi pada masa kampanye telah berakhir dengan rekonsiliasi relasi Jokowi dan Prabowo Subianto.
Pakar intelijen dan politik itu mengatakan, dengan bersatunya Jokowi dan Prabowo, maka dua kekuatan besar Republik yang diwakili oleh dua tokoh tersebut dapat bersinergi dalam membangun bangsa, sekaligus menanggulangi radikalisme agama.
“Sumpah Pemuda adalah ikrar tekad para pemuda Nusantara untuk hidup bersatu tanah air, bersatu bangsa, dan bersatu bahasa. Itu adalah gambar kehidupan bangsa kita yang sejati,” kata pakar yang saat ini sedang membangun konsultan politik bersama beberapa sahabat pakar lainnya.
“Oleh sebab itu, kita harus melawan setiap usaha yang ingin melemahkan persatuan dan kesatuan Indonesia itu. Sumpah Pemuda tahun ini bukanlah sekadar peringatan biasa, tapi suatu momentum prima bagi Pemerintah dan segenap bangsa Indonesia untuk melawan gerakan radikalisme agama,” imbuh Horas tegas.
Jokowi dan Prabowo
Jokowi, menurut Horas, telah memperlakukan semua anak bangsa dari segala latar belakang dengan layak. “Tetapi jika ada elemen anak bangsa yang memaksa kehendaknya untuk mengganti ideologi Pancasila, maka Pak Jokowi pasti takkan tinggal diam,” ujar Horas.
Sekjen GO Indonesia itu mengaku yakin bahwa Menteri Pertahanan dan pihak-pihak terkait sedang mempersiapkan metode terbaik dalam menanggulangi ancaman radikalisme agama.
Horas berujar, “Pak Prabowo itu perwira yang paham pekerjaannya ya. Beliau profesional. Ancaman radikalisme agama ini pasti akan diatasi dengan pendekatan manusiawi dan proporsional.”
“Peringatan Sumpah Pemuda 2019 ini menjadi menarik karena bangsa kita sedang diuji oleh tumbuhnya radikalisme agama yang menjadi ancaman, gangguan, hambatan, sekaligus tantangan,” kata pengamat intelijen itu.
Horas menutup, “Presiden Jokowi dan Jendral Prabowo yang pernah berkompetisi di Pemilu 2019 lalu, saat ini menjadi dua tokoh yang diharapkan bisa segera mengatasi masalah radikalisme agama ini. Saya yakin beliau berdua dengan TNI-Polri dapat mengerjakannya secara ekselen.”