Jakarta, majalahgaharu.com- Restoration In God Ministry bersama dengan Filadelfia Church Kelapa Gading menggelar acara natal yang diselenggarakan di MEC Ballroom, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin malam (30/12/2019).
Acara yang dihadiri oleh umat Tuhan dari berbagai wilayah di Jakarta itu juga didukung oleh Yayasan Mutiara Kasih Negeriku dan UBR.
Di sela ibadah, kesaksian dan pujian turut dibawakan oleh pencipta lagu yang bergenre Christian Gospel, Jonathan Prawira.
Jonathan membawakan sejumlah petikan lagu-lagu penyembahan ciptaannya yang begitu populer di kalangan gereja karismatik maupun mainstream.
Dalam kesaksiannya, Jonathan menyinggung soal betapa pentingnya memiliki hati selayaknya seorang hamba. Di mana seorang hamba, lanjutnya, bekerja dengan tulus demi “tuannya” tanpa menuntut pengakuan dari banyak orang.
“Apapun yang kita lakukan belum tentu orang tahu,” kata Jonathan.
Prinsip itulah yang kemudian menginspirasinya dalam menciptakan banyak lagu rohani yang begitu mendapatkan tempat di hati umat, tanpa berharap mendapatkan pengakuan dari banyak orang.
“Kita berbuat baik karena Tuhan sudah baik kepada kita,” katanya yang kemudian direspon dengan ungkapan sukacita dari para umat yang hadir.
Jonathan Prawira kemudian berkisah tentang bagaimana orang Kristen mesti memaknai kedatangan Yesus ke dunia, di mana Dia ingin agar umat-Nya memahami betapa besar kasih Tuhan kepada manusia.
Menurut Jonathan, Yesus menginginkan agar setiap orang mau belajar rendah hati dan hidup sesuai kehendak-Nya dan bersandar penuh kepada Tuhan.
Yang ikut menjadi penekanan, Jonathan juga mengajak setiap orang yang hadir untuk selalu bersyukur serta bersukacita, karena sampai saat ini masih diberi kesempatan untuk melayani Tuhan.
“Kesombongan adalah awal kejatuhan kita. Kita harus mengingat, bahwa Tuhan tidak ingin melihat kita jatuh. Maka berbahagialah kalau kita bisa melayani Tuhan. Itu bukan kewajiban, tetapi hak kita,” ungkap Jonathan usai membawakan pujian ciptaannya yang berjudul ‘Hati Sebagai Hamba’.
Kesaksian Jonathan ditutup dengan menaikkan pujian bersama berjudul “Mujizat Itu Nyata”.
Renungan natal dibawakan oleh Ketua Umum Persekutuan Karyawan Kristen Oikumene (PKKO), Evangelis Renny. O. Rorong SE., MA. Putera Minahasa kelahiran Langowan itu kemudian membawa umat untuk membaca firman dari Filipi 4, Ayat 7 hingga 9.
Dalam kaitannya dengan natal, Renny lalu meminta agar umat merenungkan bagaimana kedatangan Tuhan dalam membawa damai dan sejahtera kepada umat manusia. Momentum tersebut, menurutnya harus disikapi dengan sebuah tindakan nyata dengan ikut menerima damai sejahtera Tuhan di dalam hati, kemudian diaplikasikan dengan menjadi pembawa damai pula di tengah dunia.
“Kita harus punya damai sejahtera di dalam hati kita, barulah kita bisa menjadi seorang peacemaker,” jelasnya.
Renny kemudian sedikit menyegarkan kembali ingatan umat tentang begitu peliknya persoalan yang melanda di sepanjang tahun 2019. Di mana hoaks dan semangat perpecahan menjadi ancaman yang begitu hebat yang harus dihadapi oleh bangsa Indonesia.
Namun dia mengucap syukur, karena penyertaan Tuhan tak kalah hebat dari permasalahan yang ada. Untuk itu dia menginginkan agar umat untuk selalu setia dan teguh berpegang kepada firman.
“Saya melihat tahun 2019 kemarin begitu luar biasa. Keberadaan hoaks begitu berupaya mencuci pikiran kita. Tetapi firman Tuhan juga berkata untuk beroleh damai sejahtera maka mindset kita juga harus dirubah. Kalau damai itu bersumber dari Kristus, maka kita akan merasa sejahtera,” tegasnya.
Dalam menyongsong tahun baru, Renny berpesan bahwa momentum yang baru itu hendaknya diisi semangat yang positif.
“Tahun 2020 harus kita masuki dengan sangat baru, dengan pikiran positif. Semua yang bajik, yang baik, yang benar, semua dengan pikiran yang positif,” tutup Renny Rorong.
Acara natal bersama ini mengangkat tema “Love of Christ Changes Hearts”. Acara kemudian dilanjutkan dengan penyalaan lilin dengan iringan lagu Malam Kudus. Penyalaan lilin dilaksanakan oleh perwakilan hamba Tuhan yang hadir.
Mereka juga mempersembahkan sebuah pujian berjudul “Hidup Ini Adalah Kesempatan”, ciptaan Gembala Sidang GBI Bethesda, Sarua, Tangerang Selatan, Pdt. Wilhelmus Latumahina. RM