Jakarta, majalahgaharu.com-Nusantara yang kemudian bernama Indonesia memiliki pejuang-pejuang beragam berasal dari daerahnya masing-masing, ada Diponegoro, Patimura,Cut Nyak Dien dan lain sebagainya. Demikian pula dari daerah Sumatera Utara, tepatnya di Tapanuli Utara ada sosok pejuang yang juga memperjuangkan eksistensi wilayahnya terhadap adanya campur tangan pihak asing dalam hal ini penjajahan Belanda.
Sisingamangaraja ke- XII merupakan sosok pejuang yang kini sudah diangkat menjadi Pahlawan Nasional lahir di Bakara, 18 Februari 1845 adalah seorang raja di negeri Toba, Sumatera Utara, pejuang kemerdekaan berperang melawan penjajahan Belanda, atas jasanya tersebut kemudian dianugerahi gelar pahlawan Nasional 9 November 1961 berdasarkan SK Presiden RI No 590/1961.
Figur seperti Sisingamangaraja XII dengan semangatnya yang tinggi menentang penjajahan sangat perlu diketahui oleh generasi selanjutnya terutama generasi milenial serta generasi yang datang. Nilai-nilai kepahlawan dan budaya dalam berjibaku berjuang yang melekat pada dirinya harus terdokumentasi dengan baik.
Dalam rangka itulah Jumat 28/02/20 bertempat di Museam Nasional Jalan Merdeka Barat Jakarta, para pemerhati Budaya dan cucu dari Sisingamangaraja yang saat ini masih ada, berniat mengangkat kembali jejak sejarah Sisingamangaraja dalam bentuk Film.
Pembuatan Film ini diharapkan bisa jadi acuan sejarah Sisingamangaraja XII, Pemilihan Film sebagai dokumentasi sejarah berdasar pada situasi dan kondisi generasi saat ini, yang cenderung memilih audio visual dalam mencari informasi termasuk sejarah.
Dengan film sejarah ini juga diharapkan generasi muda dapat mengetahui sejarah Sisingamaraja XII dengan baik, karena trend membaca buku sejarah bagi generasi saat ini semakin menurun.
Sebelum pembuatan film, dilakukan Sarasehan Membangun Jati Diri Bangsa Melalui Sejarah yang berjudul “De Laatste Sisingamangaraja” atau Raja Sisingamangaraja Terakhir.
Acara tersebut digelar di Auditorium Museum Nasional Jl. Medan Merdeka Barat No.12 Gambir Jakarta Pusat (28/02/20).
Sarasehan yang digelar dihadiri oleh beberapa Tokoh-tokoh batak, Pemerhati Budaya, Pegiat Film, Cucu dan Cicit Sisingamangaraja XII dan Tokoh-tokoh muda.
Pemerhati Budaya, Brigjen TNI (Purn) TH. Sinambela, S.IP mengatakan pembuatan film ini harus didukung sebagai upaya dalam menjaga dan melestarikan budaya dan sejarah.
“Jangan sampai generasi selanjutnya tidak mengetahui sejarah, apalagi harus menerima sejarah yang tidak benar dan tidak sesuai dengan yang sebenarnya” ucap TH. Sinambela.
TH. Sinambela juga mengatakan Sarasehan yang digelar guna menampung masukan-masukan dari semua pihak, agar benar-benar sejarah yang dituangkan dala film sesuai dan dapat diterima orang banyak.
Raja Batu Parlindungan Sinambela, Cucu Sisingamangaraja XII juga menyayangkan mitos-mitos sejarah Sisingamangaraja yang berkembang dimasyarakat banyak yang tidak benar, termasuk buku-buku sejarah yang menceritakan sosok Sisingamangaraja XII.
Cucu Sisingamaraja XII ini berharap agar dengan adanya film ini mampu meluruskan sejarah yang sudah simpang siur dimasyarakat.
Dalam saresehan yang bertajuk De Laatste Sisingamangaraja juga dimerihakna dengan pameran busana yang dibawakan para peragawati.
(*)