Jakarta, majalahgaharu.com- Wacana Pemerintah Republik Indonesia memberlakukan lockdown untuk menekan pandemi Covid-19 menuai beragam tanggapan dari kalangan masyarkat maupun ahli kesehatan Indonesia.
Ketua Forum Komunikasi Kita Pancasila (FKKP) yang juga menjabat sebagai Guru Besar Kesehatan Olahraga dan Mental Psikometrik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Prof. Dr. dr. James Alexander Paulus Tangkudung, Sportmedizine., M.Pd., CPA., CPI., CPD, turut mengemukakan pandangannya soal wacana kebijakan lockdown.
Lulusan Universitas Frankfurt, Jerman, ini, menyatakan dukungannya terhadap kebijakan yang ditempuh oleh Presiden Joko Widodo untuk menekan penyebaran virus Corona di tanah air. Namun, bukan melalui kebijakan lockdown yang diyakini akan berdampak besar terhadap perputaran perekonomian Indonesia.
“Permasalahannya kan cuma satu, yakni bagaimana menyelamatkan rakyat Indonesia dari serangan musuh yang tidak kelihatan, yakni kuman. Kuman kan banyak macam ya, bisa bakteri, jamur, cacing, tetapi dalam hal ini adalah virus Corona yang ditemukan pada tahun 2019 (Covid-19),” jelas James Tangkudung saat ditemui di kawasan Pondok Indah, Sabtu petang (21/03/2020).
James melihat Pemerintah bisa meniru bagaimana cara Tiongkok dalam memberlakukan kebijakan lockdown di negara mereka. Di mana Tiongkok hanya mengunci daerah yang memiliki angka tinggi dalam penyebaran kasus Corona.
“Lockdown itu kan artinya mengunci dari dalam. Kita bisa meniru China, mereka memang memberlakukan lockdown tapi tidak di seluruh China, hanya di Propinsi Hubei yang jelas merupakan daerah merah (untuk kasus Corona),” sambung James Tangkudung yang merupakan Penatua dari GPIB Kharisma, Jakarta Selatan.
Berdasarkan pengamatannya, perbedaan Covid-19 terletak di sifatnya yang lebih agresif dibanding dengan virus penyebab SARS dan MERS. Meski belum ada obatnya, James meyakini bukan berarti tidak ada cara lain untuk mengatasi serangan Corona kali ini.
Penerapan pola hidup sehat dengan cara mengonsumsi makanan yang bergizi serta istirahat yang cukup dapat memberi kekuatan untuk sel darah merah dan darah putih di tubuh untuk melawan segala jenis benda asing yang masuk, termasuk virus. Untuk itu dirinya merasa kebijakan lockdown masih belum perlu dilakukan.
“Menurut pendapat saya, tidak perlu (lockdown). Karena masalahnya ada di manusianya. Sekarang adalah bagaimana memutus penyebaran virusnya. Masyarakat bisa melakukan apa yang saya sebut self lockdown, atau mengisolasi diri sendiri di rumah untuk beristirahat, makan makanan yang bergizi serta berolahraga. Jadi beri kesempatan kepada imun tubuh untuk melawan virus ini. Kalau pun tidak cukup, maka perlu dilakukan penanganan medis,” imbuh dari Ketua Komite Pascasarjana UNJ, ini.
Selain itu dirinya juga mengimbau agar masyarakat tidak panik. Menurutnya yang terpenting saat ini adalah bagaimana masyarakat mengikuti arahan Pemerintah untuk tetap menjalankan pola hidup sehat dan perilaku sehat. Dirinya juga meminta agar Pemerintah Daerah dapat mengoptimalkan koordinasi hingga ke jajaran paling bawah, tingkat RT dan RW, guna melakukan pendataan warga yang mengalami gangguan kesehatan. Dengan demikian, tambahnya, penekanan penyebaran Covid-19 dapat dilakukan secara maksimal.
“Kalaupun ada warga yang sakit, harus segera diperiksa supaya ada penanganan dini dari tim medis kita. Bagi kita yang sehat, tetap jaga pola hidup sehat. kalau merasa flu atau batuk tetap di rumah, beristirahat. Tim medis kita di rumah sakit telah bekerja keras untuk ini (penanganan Covid-19), sekarang kita selaku masyarakat bisa ikut bantu mereka dengan cara melakukan self lockdown,” pinta James.