Alumni Desain Produk UPH Produksi APD Berkualitas Harga Rasional Untuk Medis dan Non Medis

Ayo Bagikan:

Banten, majalahgaharu.com-Meningkatnya jumlah kasus penyebaran virus COVID-19 di Indonesia, membuat kebutuhan APD (Alat Pelindung Diri) menjadi perhatian utama. Berdasarkan data yang diumumkan Presiden Jokowi, dalam video conference pada 30 Maret 2020, Indonesia membutuhkan sekitar 3 juta APD untuk hingga akhir Mei 2020. Presiden mendorong perusahaan-perusahaan dalam negeri yang dapat membuat APD turut membantu. Melihat kebutuhan ini, Agnesia Cahaya, alumni Desain Produk UPH (2015) juga turut berperan dalam memproduksi APD guna mencukupi kebutuhan di Indonesia, dengan nama merek dagang Cahaya Kurnia.

“Motivasi pertama karena ingin membantu sesama dan menjawab kebutuhan konsumen dalam pembuatan produk yang berhubungan dengan bidang saya sebagai lulusan Desain Produk. Melihat penyebaran virus ini, muncul perhatian, simpati, dan empati saya kepada orang sekitar yang kesulitan mendapatkan APD dengan harga yang rasional. Ini yang mendorong saya untuk mencoba produksi APD baik untuk tenaga medis maupun non medis dengan harga yang rasional,” jelas Agnes.

Selain harga yang rasional, Agnes juga memastikan produknya memiliki material yang berkualitas, tahan lama, nyaman, dan tepat sesuai kebutuhan. Target penjualan dari produksi APD ini yaitu kepada publik, pabrik, perusahaan, juga tenaga medis. Namun Agnes mengaku ia tidak ragu untuk memberikan APD secara gratis kepada orang-orang di sekitarnya yang membutuhkan APD dan dalam situasi mendesak.

Tidak hanya memastikan kualitas material, dalam membuat APD tentunya Agnes juga memperhatikan standar yang sudah ada dari Kementrian Kesehatan. Sehingga baik untuk medis dan non medis, produknya dapat bermanfaat maksimal dan efektif.

Saat ini Agnes dan tim memproduksi 3 jenis masker, yaitu Acrylic Face Shield yang terbuat dari acrylic 2 ukuran, face shield berbahan mika dengan harga yang sangat terjangkau, dan juga masker berbahan scuba  untuk mendukung gerakan penggunaan masker kain bagi masyarakat non tenaga medis. Tidak hanya itu, pembeli juga dapat membeli face shield yang dapat dicetak tulisan sesuai request seperti ‘Jaga Jarak’, ‘Social Distancing’, dan lainnya. Agnes berharap dengan tulisan tersebut, dapat meningkatkan kesadaran dan memotivasi orang-orang sekitar juga untuk selalu bertindak bijak.

Khusus untuk APD bagi tenaga medis, Agnes melayani pemesanan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan permintaan dari tenaga medis.

“Menyesuaikan standar yang ada, maka acrylic face shield merupakan alat pelindung bagian wajah yang paling memenuhi standar tenaga medis. Dalam proses pembuatan, kami akan membuatkan APD sesuai dengan request dari tenaga medis tersebut. Dan dari testimoni mereka, menurutnya produk kami nyaman digunakan dan sesuai dengan standar kerja mereka. Selain itu, khusus untuk kebutuhan tenaga medis ini, kami memberikan harga khusus juga memberikan layanan jasa antar gratis apabila jumlah produk yang dipesan sesuai ketentuan yang kami miliki,” jelas Agnes.

Selain memproduksi face shield, Agnesia juga memproduksi aerosol box untuk tenaga medis, pakaian APD (hazmat), dan pembatas kasir sebagai pembatas  menjaga jarak aman.

Hingga saat ini produknya ini mendapatkan respon yang positif baik dari tenaga medis, publik perseorangan, maupun perusahaan atau pabrik. Beberapa perusahaan yang telah menjadi klien dari Cahaya Kurnia antara lain Vivere, Wiradoor, PT Waagner Biro, dan lainnya.

Motivasi untuk membatu sesama merupakan amanah yang ditanamkan sebagai alumni UPH. Sejak di bangku kuliah, setiap mahasiswa diajarkan bagaimana menjadi problem solver! UPH berharap dapat terus berkontribusi bersama-sama dengan Indonesia melewati darurat pandemi Covid-19 melalui para alumni-alumninya diberbagai bidang dalam menjawab tantangan saat ini dan masa mendatang

Facebook Comments Box
Ayo Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Next Post

Gereja dan Kebenaran yang Diinjak-injak

Mon May 11 , 2020
Jakarta, majalahgaharu.com-Rasanya lucu ceramah di hadapan +/- 10 – 15 pendeta GKI di Cawang. Saya datang bersama Benny Mamoto dan Tanto. Saya berbicara jujur sekali. Saya katakan bahwa saya terharu sekali melihat “sikap agung dari doktrin Kristen” yang menyatakan bahwa tugas seorang Kristen adalah menjadi saksi kebenaran. Bahwa hidup adalah […]

You May Like