Jakarta, majalahgaharu.com- Penembakan terhadap seorang rohaniawan yakni Pendeta Yeremia Zanambani gembala jemaat Gereja Kristen Injili Indonesia (GKII) yang terjadi di intan Jaya, papua menambah deretan panjang bagaimana terjadinya kekerasan di bumi Cendrawasih ini.
Sekaitan dengan peristiwa tersebut lembaga Sentral Kristen Indonesia (SENKRISINDO) dalam hal ini Pdt Dr. Herry Saragih selaku sekretaris jendral sangat prihatin atas apa yang terjadi bagi saudara kita Papua.
Lebih lanjut Pdt. Herry menegaskan bahwa kematian Bpk Pdt. Yeremia Zanambani memperparah luka yang belum sembuh, dan ini sangat mengkuawatirkan bagi aparat TNI baik yang saat ini bertugas maupun yang akan menggantikan pasukan sebelumnya.
Pasukan yang bertanggung jawab begitu ditarik dan digantikan pasukan yang baru mereka sudah selesai dan akan aman.
Tetapi pasukan yang baru akan menghadapi Papua secara keseluruhan, yang akan mengancam jiwa mereka. Kondisi ini yang seharusnya dijaga, kalau tidak dijaga dengan baik dan tentu ini menjadi sangat berat untuk menumbuhkan kepercayaan kembali anatara Pusat khususnya TNI terhadap masyarakat Papua.
“Bila kekerasan terus terjadi karena saling membalas, tidak menutup kemungkinan Papua lepas dari NKRI”, terang pendeta yang getol membangun kebersamaan ini.
Pdt. Herry juga mendorong aras dan ormas ikut menaruh perhatian atas peristiwa ini, terlebih tahun depan berakhirnya OTSUS 2021. Bila aras dan ormas tidak ikut berempati siapa lagi yang mau peduli.
Dengan harapan Sentral Kristen Indonesia bisa menjadi jembatan untuk pemulihan hati yang terluka, bagi saudara kita Papua.
Papua ada di hati Allah, mari kita bersama sebagai umat Allah berikan sedikit waktu untuk berdoa, dan berikan sedikit buah pemikiran, agar Papua dapat segera mengejar ketertinggalan.
Hanya kuasa Allah yang dapat memberikan pemulihan atas Papua. Kiranya Allah memberkati Papua, menjaga dan memelihara kehidupan umat-Nya. Allah yang akan berperang atas ketidak adilan yang dialami selami ini. Amin