Jakarta, majalahgaharu.com-Indonesia rumah kita di mana keberagaman atau kemajemukannya sangat kental, jadi satu sama lain berhak hidup berdampingan di negeri ini, terang Pdt Marjiyo ketua sinode GKSI yang baru saja terpilih kembali dalam sidang sinode di Ghara GKSI Jalan Kerja Bakti Jakarta Timur.
Apa yang diungkapkan Marjiyo ini tak terlepas dari kondisi bangsa belakangan ini maraknya tindakan intoleransi di banyak tempat. Umpatan dan hujatan oleh orang yang mengaku tokoh agama yang menjadi keprihatinan tersendiri. Dengan maraknya intoleransi ini ada kesan pemerintah membiarkan adanya tindakan toleransi, Marjiyo lulusan STT Setia Jakarta yang saat ini sedang menyelesaiikan master teologianya, pemerintah tidak membiarkan ataupun lambat dalam mengambil tindakan.
Kenapa, karena pergerakan ini ada tahapanya dalam menangani permasalah intoleran, di mana ada bidang intelejen , ada pertimbangan politik dan ditinjau dalam berbagai hal.
Jadi aparat melihat perkembangannya dan bila sudah dianggap tidak sesuai lagi serta menggagu terhadap kebersamaan di r umah Indonesia ini barulah mereka bertindak. intinya menurutnya sudah tepat sekali dalam bertidak.
“Menurut saya ini bagus sekali langkah TNI mengembalikan serta memulihkan masyarakat di rumah besar kita yaitu Indonesia kita tercinta”, tandas ayah tiga anak ini mantab.
Kemudian kalau dilihat dari sisi atau sikap orang Kristen sendiri harusnya bagaimana dalam menanggapi persoalan ini. Marjiyo lebih lanjut menegaskan bahwa sebagai umat Kristen harus melihat dari diri kita sendiri dimana orang Kristen harus menyuguhkan perdamaian dan mengerti apa langkah yang diperlukan dalam menyikapi ini semua.
Kekristenan harus menyumbang kebersamaan serta cinta damai, jangan dendam apalagi membenci mereka yang membuat kebencian terhadap sesama anak bangsa.
Karena semua ini terjadi tidak serta merta, malah menurutnya panjang sekali sejarahnya, oleh karena itu kita orang Kristen harus andil dalam perdamaian, seperti sikap prilaku kita menjadi lilin kecil cinta kasih bukan hanya di gereja saja. Tetapi kita harus terjun di dalam masyarakat yang berbeda agama menyuarakan kebangsaan terhadap rumah besar kita ini.
Menyikapi banyaknya peraturan atau perda yang merugikan kepentingan kekristenan, apakah perlu membuat partai bagi orang Kristen saat ini, menanggapi hal ini Marjiyo pertanyaan perlu atau tidak, sebetulnya kita harus punya wadah sehingga kita tidak perlu lagi teriak-teriak atau demo karena tidak akan didengar walaupun sudah ada tokoh- tokoh Kristen yang duduk di parlemen juga ormas Kristen.
Tetapi bila ada wadah partai tidak ada lagi minoritas karena mempunyai hak yang sama, kewajiban yang sama, hidup yang sama, jadi menurut saya penting sekali untuk membawa aspirasi umat untuk bisa menyampaikan haknya.
Supaya tidak ada perbedaan haknya atau diskriminasi, sehingga kalau ada bisa mewakili kita untuk menyuarakan kepentingan bersama yang banyak dialami umat seperti pembangunan gereja atau dalam kehidupan sehari-hari. “intinya menurut saya perlu partai Kristen”, ujarnya berharap.
Sedangkan pesan nya kalau ditinjau dari segi rohani Allah baru mau mewujudkan dirinya, agar manusia menyadari dari kerakusan, ketamakan, perusakan alam, bahkan aspek banyak orang yang tidak sadar akibat dirinya.
Bencana banjir, penyakit diturunkan agar manusia sadar kembali ketuhan untuk memelihara bukan merusak dan pesannya buat umat apapun jabatannya, mari kita menjaga dan berkontribusi untuk memilihara bumi Indonesia tercinta.