Pdt Gomar Gultom Ketum PGI Meminta Aparat Menuntaskan Pembunuhan Jemaat Bala Keselamatan

Ayo Bagikan:
Jakarta, majalahgaharu.com- Peristiwa pembakaran 6 rumah yang juga salah satu rumah ibadah umat Kristen jemaat Bala Keselamatan, membuat keprihatian semua pihak. Kekerasan yang ditengarai dilakukan kaum radikal seperti yang dilansir salah satu media ini juga menjadi perhatian khusus umat Kristen.Diantaranya yang menyoroti kasus tersebut salah satunya Ketua umum Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) Pdt. Gomar Gultom, M.Th.

“Saya sangat prihatin dengan peristiwa kekerasan yang terjadi di Dusun Lewonu, Desa Lembantongoa, Sulteng, di mana Rumah ibadah Bala Keselamatan dan 6 rumah dibakar, 4 warga dibunuh secara sadis. Saya mengungkapkan belarasa kepada keluarga yang ditinggal dan umat Bala Keselamatan’, ujarnya serius.

Peristiwa yang sangat mengenaskan seperti ini mengingatkan kita akan beberapa kejadian berulang yang secara sporadis terjadi di daerah Sulawei Tengah.

Terkait dengan ini Gomar memohon agar  aparat keamanan menuntaskan sisa-sisa kombatan teroris, agar masyarakat bebas dari ancaman teror, khususnya di sekitaran Poso dan Sigi. Kehadiran Negara diperlukan di seluruh pelosok negeri untuk memulihkan rasa aman dalam diri masyarakat.

Sebagai ketua umum PGI juga mengimbau masyarakat, khususnya di lokasi kejadian, untuk tetap tenang dan menyerahkan penanganan masalah ini sepenuhnya kepada aparat. Marilah kita semua bahu membahu menciptakan keamanan dan kenyamanan bersama. Demikian surat terbuka yang diterima kairospos.com dari  Ketum PGI Pdt. Gomar Gultom.

Kronologis Pembantaian sadis ala ISIS.

Empat orang dibunuh, di antaranya dipenggal dan satunya dibakar. Sebuah rumah ibadah umat Kristen berupa pos pelayanan dan enam rumah jemaat juga dibakar di Palu, Sulawesi Tengah.

Pelakunya orang tak dikenal (OTK), sementara para korban adalah anggota jemaat Pos Pelayanan Lewonu, Gereja Bala Keselamatan.

Peristiwa tragis itu persisnya terjadi di Desa Lemba Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Jumat (27/11/2020), sekitar pukul 08.00 Wita. Lokasi kejadian terpencil.

Kejadian ini beredar sejak Jumat siang di aplikasi pesan WhatsApp dan telah terkonfirmasi, seperti dikutip dari situs media online lokal di Sulteng, Media Alkhairaat Online, Sabtu,  (28/11/20).

“Gedung Pos Pelayanan Lewonu Lemba Tongoa dibakar habis. Enam unit rumah jemaat dibakar, dan empat orang jemaat meninggal,” kata Frits Kandori kepada Alkhairaat Online.

Frits Kandori menyampaikan belasungkawa kepada Keluarga Besar Gereja Bala Keselamatan (BK), khususnya keluarga korban pembunuhan oleh OTK di Lembantongoa.

“Kami mengutuk keras semua tindakan kekerasan brutal sehingga menimbulkan korban jiwa. Kami sangat mengharapkan perhatian yang sungguh-sungguh dan serius dari pemerintah, khususnya Pemerintah Provinsi Sulteng untuk bisa memberikan rasa aman dan damai bagi semua masyarakat,” kata Frits Kandori.

Sebagai umat Kristiani, kata dia, pihaknya meminta kepada Gubernur Sulteng, Longki Djanggola, untuk memberikan perhatian khusus mengenai hal ini, agar mereka bisa menyambut masa raya Natal dengan damai.

Kantor Berita Antara juga telah mengonfirmasi peristiwa tersebut kepada Sekretaris Desa Lemba Tongoa, Rifai.

Kata Rifai, keempat jenazah tersebut masih berada di lokasi kejadian dan belum di evakuasi.

“Dari informasi saya dapatkan ada empat orang. Itu mertua, anak, menantu,” katanya kepada Antara.

SultengNews menginformasikan bahwa Kapolres Sigi, AKBP Yoga Priyahutama bersama sejumlah personel telah datang ke lokasi kejadian.(*)

 

Facebook Comments Box
Ayo Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Next Post

SERUAN PARKINDO 1945 Terhadap Tindakan Teror Pembunuhan Pembakaran Rumah Warga Lemba Tongoan Sigi,

Sat Nov 28 , 2020
Bandung, majalahgaharu.com-Kejadian luar biasa berupa kejadian teror di Lemba Tongoan, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah yang menelan korban jiwa 4 orang meninggal dunia dibunuh secara keji dan pembakaran rumah tempat tinggal yang juga digunakan sebagai tempat ibadah di pemukiman penduduk, telah menimbulkan ketakutan, kepanikan dan pengungsian untuk menyelamatkan diri dari […]

You May Like