Majalahgaharu-Jakarta –Agenda lima tahunan untuk memilih Pengurus baru dan juga program kerja Persekutuan Gereja di Indonesia PGI DKI Jakarta sudah digelar 14 April 2021, dimana dalam Sidang Panitia Nominasi akhirnya memilih Pdt. Arliyanus Larosa dari GKI sebagai Ketua PGI Wilayah DKI Jakarta periode 2021-2026.
Dalam perhelatan yang dilaksanakan dengan prokes ketat karena pandemi corona yang belum kunjung reda setelah dipilih Ketua umum PGIW DKI kemudian dilanjutkan dengan pemilihan struktur baru PGIW Jakarta dilaksanakan secara langsung di Hotel IBIS Style Sunter Jakarta, Rabu (14/1/2021).
Kembali pada proses pemilihan ketua umum waktu itu dalam hasil ini didapatkan setelah Pdt. Arliyanus Larosa unggul 35 suara dari 76 suara yang masuk.
Sidang Wilayah PGI Wilayah DKI Jakarta diadakan secara daring dan luring, 12-14 April 2021.
Berikut jumlah suara yang masuk: Pdt. Arliyanus Larossa (GKI): 35 suara, Pdt Pinehas Djendjengi, M.Th (GKST): 1 suara
Pdt Dr. Johannes S. P. Rajaguguk, ST., CBC (GBI): 24 suara, Pdt Marthinus Liur, M.Th (GKO): 1 suara dan Pdt Bernard Manik, M.Th (HKBP): 10 suara
Menarik dalam sidang tersebut selain memilih pengurus baru sekaligus diumumkan Pergantian Nama PGIW DKI Jakarta Menjadi PGI DKI Jakarta di Masa Bakti 2021-2026
Mengenai profil Ketua Umum yang baru untuk umat di Ibukota ini, Arliyanus Larosa adalah Pendeta Tugas Khusus Sinode (PTKS) Non-Keorganisasian, sebagai Direktur Yayasan Komunikasi Bersama (YKB). Dirinya pernah menjabat sebagai Sekretaris Umum Sinode GKI dalam dua periode di rentang 2010 – 2018.
Ketum PGI DKI Jakarta periode 2021-2026 Pdt. Arliyanus Larosa, M.Th dalam jumpa pers Rabu (21/04) di kantor PGI DKI Jakarta, bersama seluruh Pengurus dan di dampingi oleh ketua Majelis Pertimbangan (MP) PGI DKI Jakarta Pdt. Manuel E. Raintung, S.Si, M.M, D.Min. mengungkapkan bahwa dalam kepengurusan PGI DKI Jakarta masa Bakti 2021-2026 tidak akan memberikan kejutan.
Sebab menurutnya yang melakukan gerakan ke-esa-an atau Oikoumene adalah gereja-gereja dan sementara PGI DKI Jakarta melakukan kordinasi, dan mengorganisasi gereja-gereja sebagai anggotanya sesuai potensi masing-masing, serta saling membantu antar gereja. “Saya punya istilah setiap Gereja pasti Punya “Roti dan Ikan”, cetus Pdt. Arliyanus.
Ditambahkannya ketika Gereja Kuat maka pergerakan PGI DKI Jakarta akan kuat pula. Menurutnya posisi Ketum tidak boleh mengambil keputusan sendiri, tapi harus dibicarakan bersama-sama.
Sementara Ketua MP Pdt. Manuel Raintung menjelaskan bahwa PGI DKI Jakarta menjamin keterbukaan komunikasi dan informasi dengan berbagai pihak.
Terkait isu Intoleransi Ketum dan Ketua MP menjelaskan bahwa PGI DKI Jakarta sejak lama sudah konsen terhadap persoalan gerakan intoleransi. Kehadiran gereja melalui forum kerukunan umat beragama. Gerakan intoleransi memang akan selalu ada maka dari itu kita harus terus membangun hubungan antar umat beragama. Banyak hal bisa dilakukan dalam rangka menyikapi perilaku intoleran semisal aktivitas Oikoumene pemuda gereja. Kelompok milenial. Gerakan edukasi terhadap toleransi. Perjalanan membangun koridor mengedukasi gerakan-gerakan oleransi.
“Saya yakin tiap gereja punya gerakan-gerakan untuk mengedukasi toleransi dan menyikapi gerakan intoleransi”, ungkap Arliyanus.
Ketua MP Manuel Raintung menegaskan dengan menyebarluaskan potensi-potensi yang sudah berjalan baik di tiap-tiap gereja anggota PGI DKI Jakarta maka rongrongan dari intoleran yang pasti terjadi dapat di atasi dengan baik.
(Mok/Yus)