Menteri Hukum dan HAM RI, Prof. Yasonna Laoly Buka Kegiatan LOKNAS PERSETIA Tahun 2023 di STT IKAT

Ayo Bagikan:

Majalahgaharu.com, Jakarta – Perhimpunan Sekolah-sekolah Teologi di Indonesia (PERSETIA) menggelar Lokakarya Nasional Perguruan Tinggi Teologi, dengan mengangkat tema “Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di Sekolah-sekolah Teologi di Indonesia” yang diselenggarakan mulai tanggal 12-14 April 2022). Kegiatan ini diikuti oleh seluruh sekolah anggota PERSETIA dan sekolah calon anggota PERSETIA.

Hadir sebagai keynote spreaker pada kegiatan ini Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia Prof. Dr. Yasonna H. Laoly, S.H., M.Sc., Ph.D yang memberikan materi mengenai tema pada kegiatan lokakarya nasional.

Prof. Yasonna pada pembukaan materinya mengatakan bahwa MBKM Perguruan Tinggi yang dipopulerkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Bapak Nadeim Makarim yang atas arahan pak Presiden menjadi sangat tepat tidak hanya dilakukan di kampus-kampus sekuler tetapi juga di kampus-kampus teologi untuk mendekatkan kampus-kampus kepada realitas kehidupan.

“Bagaimana sekolah teologi menyiapkan alumni-alumni yang tidak hanya siap di dalam pelayanan dengan tekad suara-suara kenabian tetapi juga dalam menghadapi realitas sosial dan budaya dalam perubahan masyarakat yang semakin cepat,” ungkap Prof. Yasonna yang juga adalah alumni dari STT IKAT.

Pada kesempatan itu Yasonna memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada STT IKAT Jakarta dan PERSETIA yang telah menggagas kegiatan ini dan kepada bapak ibu yang berpartisipasi aktif dalam Lokakarya Nasional pada hari ini.

Dikatakan Yasonna, dalam mengimplementasikan konsep Merdeka Belajar Kampus Merdeka di tengah-tengah era perubahan dunia yang begitu cepat berkembangnya eksponinsial bagi dunia yang menuntut kita harus beradaptasi bagi perkembangan global saai ini dan masa-masa yang akan datang.

“Konsep ini sangat reformatif, konsep “Merdeka Belajar Kampus Merdeka” yang digagas oleh pemerintah ini, tidak lagi metode menyiapkan mahasiswa secara konvensional tetapi menyiapkan mereka di luar prodinya, diberikan kesempatan sebanyak 40 SKS untuk mengambil studi-studi yang sesuai dengan bakat dan minat-minat mereka yang berguna dan implementatif pada saat mereka masuk pekerjaan di STT,” kata Yasonna.

Menteri Hukum dan HAM Yasonna menjelaskan bahwa Indonesia Berdaulat, Maju, Adil dan Makmur pada 2045. Dan diharapkannya pada masa Indonesia emas ini Indonesia sudah masuk pada paling tidak sepuluh besar negara besar di dunia, dengan melihat kondisi sekarang Indonesia punya kesempatan dan momentum kalau semua anak bangsa bisa bersama-sama bekerja keras, kita bisa lepas dari middle income track.

“Presiden Joko Widodo betul-betul deternan, Pemerintahan sekarang betul-betul deternan untuk mengangkat dan memacu pertumbuhan ekonomi kita hingga 2045, dan ini sudah dilihat oleh negara-negara lain. Kita akan bisa menjadi salah satu negara besar, sepuluh besar paling tidak di dunia,” jelas Yasonna.

Prof Yasonna menjelaskan bahwa pada Pasal 31 ayat 1 UUD 1945 berbunyi “setiap warga negara Indonesia berhak mendapatkan Pendidikan”. Indonesia telah meratifikasi covenan internasional tentang hak-hak ekonomi social dan budaya dengan terbitnya Undang-undang Nomor 11 tahun 2005 tentang pengesahan covenan internasional tentang hak-hak ekonomi, social dan budaya. Dengan demikian, negara wajib menghormati, melindungi dan memenuhi hak-hak warganya termasuk di dalamnya pemenuhan hak atas Pendidikan.

Lebih lanjut dikatakan Yasonna bahwa ada beberapa arahan Presiden RI tentang Pendidikan:

Cara bekerja pada masa depan akan jauh lebih berbeda dengan apa yang kita alami sekarang ini seperti yang disampaikan.
Presiden selalu mengatakan bahwa persaingan antar negara-negara yang ada di dunia tidak siapa lagi yang besar tetapi siapa yang tercepat mengambil langkah-langkah, siapa yang paling cepat mengantisipasi perubahan-perubahan global. Singapura adalah negara yang kecil tetapi mereka secara ekonomis sangat Tangguh, karena mereka begitu antisipatif.

Sekarang Cina, oleh karena perang Ukraina Rusia dan kekuatan dolar Amerika yang begitu mempengaruhi dunia, sekarang Cina dan Rusia sudah mencoba merubah menggunakan mata uang Cina, tidak lagi mengabdikan diri pada dollar termasuk trresure. Ada beberapa negara yang mulai mengikuti di dunia adalah merupakan perubahan tata ekonomi di dalam dunia. Kita yang merupakan Sebagian dari masyarakat dunia dan masyarakat Indonesia, para pekerja Gereja juga harus siap dan mengantisipasi kondisi-kondisi seperti itu.

SDM unggul yang ingin dibangun adalah SDM berkarakter, berakhlak mulia dengan membuka nilai-nilai budaya Indonesia dan Pancasila.
Kita harus menjaga bangsa ini dari berkembangnya paham-paham intoleransi. Kita harus bersama-sama segenap gereja terus menjadi contoh-contoh yang membangun kebhinekaan, yang membangun kebersamaan, membangun bangsa, dan bibit-bibit fundamentalisme dan intoleransi dan terorisme masih tetap sesuatu yang hidup.

“Baru saja kemarin mungkin sudah membaca, sore kemaren saya berkunjung ke rumah sakit Mitra Keluarga, anggota kita petugas Imigrasi ada yang di dekam. Ada 4 orang usbekeistan melakukan propaganda terorisme, merupakan jaringan terorisme dan juga diperoleh informasi dari negaranya masuk ke Indonesia dan setelah dilacak memang mereka melakukan propaganda-propaganda terorisme, ditangkap oleh densus, tetapi karena belum kuat alasan, belum ada gerakan mereka menunjukkan melakukan tetapi sudah ada indikasinya, mereka di deportasi dan tentunya urusannya adalah imigrasi ditaruh di deteksi kita. Kita melihat bahwa paham-paham seperti ini masih merupakan cara berpikir yang betul-betul menganggap kebenaran hanya milik sendiri tanpa memperhatikan aspek-aspek humanitas dan kita berharap juga sebagai gereja kita harus betul-betul antisipatif dengan soal-soal seperti ini. Menyiapkan warga gereja, menjadi saksi-saksi, mendorong toleransi sebagai bangsa. Seperti yang diajarkan Tuhan Yesus betul-betul dapat di implementasikan. Dan Kita terus mendorong pemerintah-pemerintah daerah senang melihat bahwa walaupun menunggu 12 tahun akhirnya secara bertahap bisa dilalui. Menumbuhkan nilai-nilai budaya Indonesia,” jelasnya.

Ada target-target yang terukur. Hasil belajar berkualitas baik itu berkaitan dengan perbaikan kualitas guru, perbaikan kurikulum, maupun infrastruktur sekolah dan untuk mewujudkan distribusi Pendidikan yang inklusif, lanjutnya.

Reformasi Pendidikan mencakup penyesuaian kurikulum pedadogig dan metode penilaian dan juga menyangkut perbaikan infrastruktur, penyediaan akses teknologi dan juga berkaitan dengan dukungan pendanaan. Dana Pendidikan yang begitu besar itu, 20 % dari APBN kita yang termasuk disalurkan ke daerah itu sangat besar maka penggunaannya juga harus terukur. Program dan kurikulumnya harus baik.

Prof. Yasonna menjelaskah bahwa kebijakan Merdeka Belajar tentunya disiapkan untuk menghadapi perubahan social, budaya, dunia kerja dan kemajuan teknologi yang pesat. Kompetensi mahasiswa harus disiapkan untuk lebih adaptif dengan kebutuhan zaman seperti yang saya sampaikan tadi. Oleh karenanya, Perguruan Tinggi dituntut untuk dapat merancang dan melaksanakan proses pembelajaran yang inovatif, agar mahasiswa mencapai capaian pembelajaran mencakup aspek sikap perilaku, pengetahuan dan keterampilan secara optimal dan relevan dalam kehidupan sehari-hari.

“Sekolah Teologi juga harus melakukan reformasi yang sama. Kalau, kita ketinggalan menyesuaikan diri menyiapkan para pekerja gereja kita khawatir lama-lama nanti gereja tertinggal. Umat dan generasi milenial harus disentuh dengan cara-cara baru. Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesatnya melalui media social mencekoki anak-anak kita sejak dini. Tiktok, facebook, Instagram yang control informasinya hampir boleh kita katakan sering sulit dilakukan. Informasi sampah, informasi bermutu, informasi setengah bohong, informasi bohong, menyatu dan mudah di akses. Oleh karenya kita harus menyiapkan perangkat-perangkat Pendidikan, anak-anak gereja, remaja gereja, di Sekolah Minggu, kita harus menyiapkan guru-guru sekolah minggu yang mampu menjelaskan bahaya-bahaya seperti ini,” ungkap Yasonna.

Dikatakannya bahwa di Kementerian Hukum dan HAM mau tidak mau, suka tidak suka untuk memotong, melaksanakan birokrasi yang cepat harus menggunakan tekologi digital. Penggunaaan pelayanan publik harus menggunakan teknologi digital, disamping mengurangi potensi penyalahgunaan juga mempercepat pelayanan publik.

“Kadang-kadang birokrasi itu kalau tidak berubah kulturnya, kalau bisa diperlambat mengapa harus dipercepat. Itu kultur lama. Saya selalu membuat perbandingan antara dulu waktu saya mahasiswa kalau dapat kiriman dari orangtua itu melalui wessel pos, jadi kirim hari ini bisa dapatnya nanti bulan depan. Berbeda dengan zaman sekarang yang serba cepat, in a minute sampai karena teknologi digitalisasi,” kata Yasonna.

Karena itu Prof. Yasonna mengajak kita sekarang harus bekerja cepat, karena sekarang serba cepat karna adanya digitalisasi. Maka gereja juga harus cepat, pelayanannya, penyikapannya, semua menggunakana teknologi tadi. Sekarang sudah terbiasa membuat power point untuk membuat presentasi dan khotbah di gereja.
Dalam Merdeka belajar tentu kita mengirimkan anak-anak di sekolah-sekolah, calon pendeta-pendeta, calon-calon guru PAK, apakah belajar IT atau apa saja sesuai dengan bakat dan minat mereka. Dan tentunya bermanfaat untuk keberdayaan ekonomi. Sekarang kita masuk dalam revolusi industry 4.0 dan kita sudah menjelang revolusi industry 5.0.

Prof. Yasonna menjelaskan bahwa ada 4 indikator pemenuhan hak atas Pendidikan bagi setiap warga negara:

Peran strategi sekolah Teologi dan Gereja merupakan hal yang strategis untuk mengolah sumber daya manusia dan memperlengkapi keterampilan, keahlian dan sikap yang menggambarkan karakter kristiani, menyiapkan mahasiswa menghadapi perubahan social change yang drastic, yang hebat ke depannya, budaya, dunia kerja dan kemajuan teknologi yang pesat.

Kompetensi mahasiswa harus disiapkan untuk lebih adaptif terhadap kebutuhan zaman. Sekolah Teologi adalah wadah yang dipercaya.
Gereja adalah bagian yang tak terpisahkan dari komunitas masyarakat secara global penuh mendukung terwujudnya sekolah teologi sebagai dapur teologi yang mampu menjawab tantangan kebutuhan masyarakat masa kini dan masa mendatang.

Sekolah Teologi dan gereja saat ini harus bekerja sama untuk memberikan perhatian kepada anak-anak sekolah minggu dan remaja, mengingat perkembangan teknologi digital yang dapat mengancam perilaku pola hidup dan kebiasaan anak-anak kita.

“Barangkali lokakarya ini mencoba mendalami soal-soal itu dan bagaimana sikap gereja, bagaimana menyiapkan gereja dan anak-anak gereja kita untuk menghadapi perubahan yang begitu cepat tersebut. Sekolah Tinggi teologi sebagaimana Pendidikan Nasional harus mampu menjawab tantangan yang sedang berkembang di masyarakat, melakukan penyesuaian, bergerak aktif untuk merespon perubahan dengan tetap berpijak pada nilai-nilai Kristiani yang menjadikan pembeda dari institusi-institusi Pendidikan yang lainnya.

Sekolah teologi menjadikan ajaran Yesus Kristus sebagai pusat pondasi dan inspirasi dalam setiap pergerakannya baik bagi mahasiswa, dosen maupun seluruh pengurus yang terlibat,” jelas Yasonna.

Prof. Yasonna mencontohkan Martin Luther King yang mengatakan setiap orang harus memutuskan apakah ia akan berjalan dalam terangnya kebersamaan yang kreatif atau dalam gelapnya keegoisan yang menghancurkan.

“Keputusan inilah yang harus kita ambil dan dalam menghidupi Pendidikan di Indonesia yang berbasis pada nilai-nilai damai dan toleransi. Pendidikan kita seharusnya tidak hanya fokus pada orientasi prestasi akademik saja melainkan kemampuan untuk mengenali masalah di lingkungan tempatnya hidup dan menciptakan solusi yang kreatif,” sebut Yasonna.

Diakhir materinya, Prof Yasonna menyampaikan hal yang diharapkannya penting bagi kita sekalian dan menjadi pegangan kita semua.

“Bahwa menjadi Kristen adalah menjadi Indonesia. Identitas Kristen dan indentitas keIndonesiaan adalah hal yang terus melekat dalam diri kita dan tak perlu kita pisahkan. Menjadi Kristen berarti turut berpartisipasi dalam membangun Indonesia dengan kapasitas masing-masing, sesuai kemampuan masing-masing. Menjadi Kristen berarti memilih untuk menjadi garam dan terang yang membawa perubahan positif di tengah-tengah pergumulan bangsa, di tengah-tengah pergumulan social kita saat ini,” pungkas Yasonna.

Mengakhiri materinya, Prof. Yasonna H. Laoly membuka secara resmi kegiatan Lokakarya Nasional PERSETIA Tahun 2023.
“Akhir kata saya menyampaikan selamat atas Lokakarya Nasional “IMPLEMENTASI MERDEKA BELAJAR – KAMPUS MERDEKA” tahun 2023. Saya berharap ide, gagasan dan Konsensus yang dilahirkan dan dihasilkan di lokakarya ini dapat terwujud nyata dalam membangun sumber daya manusia yang unggul, berdaya saing untuk menuju Indonesia yang adil, maju dan Makmur,” ungkap Menteri Hukum dan HAM RI Prof. Yasonna.

Hadir Bersama pak Menteri dalam pembukaan ini, Dr. Sam L. Tobing, S.H., M.H., M.Th., M.Pd., Ph.D, Rektor STT IKAT Dr. Jimmy MR. Lumintang, MBA., M.Th., Ketua Panitia Dr. Veroska Teintang, M.Pd., Ketua PERSETIA Pdt. Justitia Vox Dei Hattu, Th.D, dan Project Officer Loknas PERSETIA 2023 Pdt. Dr. Tuhoni Telaumbanua, M.Th

Facebook Comments Box
Ayo Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Next Post

Komunitas Dialog Lintas Iman Adakan Buka Puasa Bersama di Gereja Immanuel

Mon Apr 17 , 2023
Majalahgaharu.com, Jakarta- Toleransi menjadi fondasi penting bagi bersatunya bangsa Indonesia yang beragam agama, kepercayaan dan budaya. Modal berharga ini perlu terus dijaga demi terwujudnya rasa persatuan bangsa sesuai dengan ajaran luhur Pancasila. Fakta ini pula yang mendorong Komunitas Dialog Lintas Iman yang terdiri dari Indonesia Conference on Peace and Religion […]

You May Like