Majalahgaharu.com, Jakarta- Kristus rela wafat di kayu salib demi menebus dosa umat manusia. Pengorbanan-Nya memberi harapan akan hidup baru bagi orang-orang percaya.
Momen paskah tidak hanya menjadi sebuah perayaan akan penebusan dosa umat manusia yang telah dibuktikan Kristus, tetapi sekaligus sebagai penguatan kembali atas rasa persaudaraan terutama bagi mereka yang hidup di tanah perantauan, seperti yang nampak di Ibadah Paskah Gabungan masyarakat asal Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel), Sulawesi Utara, yang berdomisili di wilayah Jabodetabek.
Ratusan anggota yang tergabung di dalam Rukun Minaesa Kecamatan Tompasobaru dan Kecamatan Maesaan di wilayah Jakarta dan sekitar; Rukun Patuarian En Lolombuan; Rukun Ranoiapo; Rukun Poopo Manado dan Kerukunan Keluarga Modoinding, memadati Sanggar Bahari Buperta Cibubur sejak Sabtu pagi (29/4). Mereka nampak antusias mengikuti setiap sesi acara paskah gabungan yang mengangkat tema “Pengorbanan Yesus Mempersatukan Kita” (1 Petrus 2: 24 dan Yohanes 17:21).
Khotbah Ibadah Paskah Gabungan yang dibawakan oleh Pdt. Yance Rumbayan berbicara tentang pengorbanan Yesus di kayu salib, bersumber dari bacaan ayat di Kitab Yohanes 3 ayat 16. Dirinya menjabarkan bagaimana perjalanan Yesus dalam bekerja dan melayani dengan didasari ketulusan dan keikhlasan, yang berlandaskan kasih agape.
Dalam korelasinya dengan kerukunan, Pdt. Yance menuturkan jika seseorang memutuskan melayani sebagai ketua Rukun akan ada banyak konsekuensi yang mesti diterima. Namun yang terutama adalah bagaimana peran seorang tonaas (ketua-red) dalam menjadi teladan bagi sesama berdasarkan karakter Kristus.
Di dalam sebuah organisasi, lanjutnya, tak jarang terjadi persimpangan pendapat. Namun yang mesti diingat bahwa menjadi seorang pemimpin adalah sebuah panggilan untuk melayani banyak orang, layaknya melayani Kristus.
“Apa yang Anda perbuat, untuk siapa perbuatan itu? Kalau untuk Tuhan, jalan terus,” ujar pria yang juga menjabat sebagai Penasihat Rukun Minaesa Kecamatan Tompasobaru dan Kecamatan Maesaan di Jakarta dan Sekitarnya.
Menjaga semangat kerukunan juga menjadi salah satu pesan yang disampaikan pengkhotbah yang melayani sebagai Hamba Tuhan di GPdI, ini. Menurutnya, ada banyak cara yang bisa dirancang agar menciptakan maupun menguatkan semangat kerukunan. Salah satunya dengan penyelenggaraan ibadah paskah gabungan seperti yang terlaksana pada hari ini.
“Tujuan acara ini dirancang supaya kita lebih rukun lagi, lebih baik lagi, lebih menjadi berkat. Karena kalau kita tidak rukun dan damai, kita akan jauh dari berkat, “tegasnya.
Lebih jauh dijelaskannya filosofi kerukunan yang terlihat dari sebuah contoh yang sederhana, yakni Tinutuan (Bubur khas Manado-red). Tinutuan adalah sebuah makanan yang tercipta dari bahan baku yang beragam, namun ketika “bertemu” di dalam panci akan menciptakan citarasa yang lezat dan dapat dinikmati oleh semua kalangan, jelasnya lagi.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Kerukunan Keluarga Kawanua (KKK) Angelica Tengker turut menghadiri Ibadah Paskah Gabungan. Kedatangan Angelica diantar oleh Tari Kabasaran, sebuah tarian yang menggambarkan keperkasaan masyarakat Minahasa.
Dalam pesannya, Angelica berpesan bagaimana paskah harus dimaknai dengan mensyukuri segala berkat yang telah diberikan Tuhan, dan memulai pengaplikasiannya dari level paling bawah yaitu di tingkat Rukun.
Angelica juga menyadari bahwa KKK merupakan bagian yang integral dengan semua Rukun yang ada di tingkatan lokal. Olehnya, Angelica juga mengajak agar setiap anggota Rukun mampu memaknai momen paskah tidak hanya sebagai ajang pemersatu antar anggota, tetapi juga menghargai setiap perbedaan yang ada sebagai bagian dari kekayaan Sumber Daya Manusia yang mereka miliki saat ini, tak terkecuali perbedaan dalam sebuah pandangan.
Di penutup Angelica kemudian berpesan seputar pentingnya menjaga persatuan bangsa, terutama dalam menghadapi tahun politik. Tak lupa dirinya meminta agar setiap Rukun yang ada dapat hadir di tengah masyarakat serta membawa dampak yang terasa oleh semua lapisan.
“Torang (kita-red) semua bersaudara, torang semua ciptaan Tuhan. Kawanua saling mendukung, Kawanua berdampak,” ucapnya penuh semangat.
Peduli Kepada Kampung Halaman
Tonaas Rukun Minaesa Kecamatan Tompasobaru dan Kecamatan Maesaan di Jakarta dan Sekitarnya, Brutje Maramis, SH., MH, kepada majalahgaharu.com menuturkan kegiatan yang terselenggara merupakan sebuah rencana dan pemeliharaan Tuhan, sekaligus menjadi sebuah pengobat kerinduan bagi setiap perwakilan Rukun yang hadir.
“Tuhan mau kita semua, orang Kristen di perantauan apalagi satu kecamatan, torang basudara samua. Torang boleh berkumpul, beribadah bersama dalam rangka perayaan Yesus Kristus. Di mana Yesus telah bangkit, oleh karena itu torang harus baku (saling-red) baik. Sebagaimana kutipan Kitab Mazmur 133, torang harus hidup rukun dan damai, agar torang samua diberkati,” ujarnya antusias.
Hidup jauh di perantauan tak berarti menghapuskan rasa kepedulian atas kondisi yang terjadi di kampung halaman. Brutje mengutarakan, setiap tahunnya Rukun Minaesa Kecamatan Tompasobaru dan Kecamatan Maesaan rutin mengadakan kegiatan pulang kampung dengan dibarengi aksi sosial, Kebaktian Kebangkitan Rohani, hingga mendistribusikan bantuan yang menjadi kebutuhan prioritas bagi masyarakat di kampung halaman mereka. Bahkan, kegiatan yang mereka lakukan turut diapresiasi oleh Bupati Minahasa Selatan, Franky Donny Wongkar, SH.
“Setiap tahun kami rutin pulang kampung bersama, walau kemarin baru dari dua wilayah yang pulang bersama, yaitu Tompasobaru dan Maesaan. Ke depannya kami akan mengajak semua Rukun kampung ini, bahkan lebih luas lagi, untuk bisa membangun kampung kami,” ucapnya optimis.
Brutje yang masih kerabat dari pejuang kemerdekaan Indonesia, Alexander Andries Maramis, ini, juga menegaskan bahwa kegiatan yang didominasi kehadiran para Hamba Tuhan dan keluarga ini murni lahir dari sebuah kerinduan untuk melakukan ibadah bersama, tanpa ada muatan politis apapun.
“Tidak ada tujuan lain. Kami murni hanya ingin beribadah dan menyatukan masyarakat dari tujuh kecamatan di Minahasa Selatan, yang ada di Jabodetabek,” tegas pria yang juga penggagas acara ibadah gabungan, ini.
Yang tak lupa disampaikan Brutje adalah pesannya kepada masyarakat di kampung halaman untuk tetap solid menjaga persatuan ketika menyikapi kontestasi politik yang sudah di depan mata.
“Kita harus jaga persatuan. Walau kita berbeda pilihan dalam memilih partai dan presiden, namun kita semua harus cermat memilih calon presiden yang benar-benar berkomitmen membangun rakyatnya, berkomitmen menjaga persatuan bangsa,” tutup Brutje.
Menjadi Berkat Bagi Indonesia
Ketua Panitia Paskah Gabungan Masyarakat Minsel di Jabodetabek, Pdt. Dantje Wulur, MA, menyampaikan dirinya merasa bersyukur penyelenggaraan acara berlangsung lancar dan turut berterima kasih atas antusiasme para pengurus dan anggota Rukun yang hadir.
Melalui acara ini, tambah Dantje, diharapkan masyarakat Minsel di perantauan bisa menjadi berkat pula bagi kampung halaman mereka. Dirinya juga berharap pembangunan di Minsel bisa terus maju dan mendapat perhatian lebih, mengingat status kabupaten itu sebagai “Lumbung Pangan” bagi wilayah di Indonesia Timur.
“Minsel dikenal sebagai ‘Dapur’ bagi Indonesia Timur. Sehingga semua rempah dan sayuran banyak disuplai oleh wilayah Minsel, khususnya dari Kecamatan Modoinding hingga Motoling,” tuturnya.
Tak sampai di situ, Dantje berkeinginan di masa mendatang kabupaten yang dicintainya itu makin diberkati agar dipakai Tuhan menjadi “saluran” berkat tak sebatas di Indonesia Timur.
“Minsel ini alamnya sangat diberkati Tuhan. Tidak hanya sebagai Lumbung Pangan bagi Indonesia Timur, kami harapkan juga Minsel ini dapat menjadi berkat pula bagi Indonesia,” harapnya.
Ibadah Paskah Gabungan masyarakat Minahasa Selatan di Jabodetabek turut mengusung penguatan tradisi dan budaya. Acara turut dihibur dengan tarian Kabasaran dan penampilan Musik Bambu asli Minahasa. Selain kesenian, kegiatan juga diisi santap siang dengan sajian makanan khas Minahasa dan kegiatan pemupuk rasa kekeluargaan seperti perlombaan ketangkasan. (Ron).