Majalahgaharu.com, Jakarta- Peranan kaum perempuan di era post modernisme belum mendapatkan posisi yang sejajar dengan kaum pria, sebagai akibat dari kuatnya pengaruh budaya patriarki yang mendominasi di banyak lini. Perempuan di berbagai belahan dunia acapkali dipandang hanya mampu menjalankan beragam tugas domestik. Padahal, sejatinya kaum perempuan mampu mengerjakan berbagai tugas penting, termasuk menjadi ujung tombak pelayanan bagi sebuah sinode gereja.
Pandangan inilah yang mendorong Pendeta Mulyani Suzanna S.Th, untuk kemudian menjawab panggilan sebagai pengurus Sinode Gereja Kabar Baik Indonesia (GKBI). Perempuan yang juga berprofesi sebagai seorang enterpreneur ini pada Sabtu siang (6/5) dikukuhkan sebagai Ketua V Sinode GKBI yang membidangi Pemberdayaan Perempuan, Pemuda dan UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah).
Prosesi pengukuhan Pendeta Anna, sapaan akrab dari Pdt. Mulyani Suzanna, dilaksanakan di ruang pertemuan Sinode GKBI, kawasan Johar Baru, Jakarta Pusat, dipimpin oleh Ketua Sinode GKBI, Pdt. Andreas Supriyadi, S.Th. Hadir pula dalam pengukuhan tersebut Wakil Sekretaris Umum Sinode GKBI Pdt. Buce Daud Patty, S.Th, yang mendahului dengan membacakan Surat Keputusan Pengukuhan; Pdt. Gabriel Hartanto, Bendahara Umum Sinode GKBI; dan Rev. Prof. Daniel. I. S. Talan, Ph.D, selaku pimpinan lembaga misi yang menjadi mitra Sinode GKBI.
Bersama dengan Pdt. Anna, hadir pula Pdt. Mikhal Kutana yang juga dikukuhkan sebagai pengurus Sinode GKBI. Keduanya merupakan sahabat sepelayanan di Departemen Pelmas Pengurus Pusat Persatuan Wartawan Nasrani Indonesia.
Sebelumnya, Pdt. Andreas Supriyadi, S.Th dalam khotbah ibadah pengukuhan menjelaskan bagaimana perjalanan Rasul Paulus di Korintus. Pendeta Andreas menceritakan bagaimana Paulus memiliki kerinduan untuk menyelamatkan jiwa-jiwa bagi Kristus, dan menjadikan misi pelayanannya yang berorientasi kepada jiwa ketimbang harta benda. Menurutnya teladan inilah yang mesti ditiru oleh setiap hamba Tuhan.
Pendeta Andreas lalu juga menyampaikan keprihatinannya atas keberadaan sekelompok orang yang menggunakan status pelayanan hanya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Menurutnya alangkah lebih baik jika seseorang bekerja secara profesional kemudian menggunakan pendapatan yang dihasilkannya untuk mendukung sebuah pelayanan.
“Saya ingin mengingatkan kita semua, khususnya para hamba yang mendedikasikan dirinya untuk Tuhan, untuk memiliki sebuah kerinduan, sebuah tanggung jawab. Bahwa pelayanan itu bukan berorientasi kepada harta, bukan kepada uang, tetapi kepada jiwa-jiwa yang harus kita layani,” pintanya.
Dukung Kemandirian Perempuan dan Kaum Muda
Kepada Majalah Gaharu Pdt. Anna mengungkapkan dirinya bersyukur bisa mengemban kepercayaan sebagai salah satu ketua di Sinode GKBI. Sebagai sebuah “tenaga baru” di sinode gereja yang didirikan sejak tahun 1988 itu, dirinya berharap dapat mendorong agar peran GKBI dapat lebih “dibumikan” guna menjangkau banyak jiwa khususnya di Indonesia.
“Sesuai dengan visi dan misinya, menjadi gereja misioner yang bisa mengejawantahkan kasih Tuhan di Bumi Indonesia,” ujarnya.
Sebagai ketua yang membidangi Pemberdayaan Perempuan, Pemuda dan UMKM, Pdt. Anna menjelaskan langkah pertama yang akan dilakukannya adalah mendata jemaat perempuan dan kaum muda di wilayah Jakarta lebih dahulu.
“Pertama saya ingin melakukan pendataan lalu mengadakan seminar dan pelatihan UMKM bagi perempuan. Supaya sebagai seorang perempuan, baik dia sebagai ibu rumah tangga atau sebagai wanita mandiri, harus dibekali kemampuan untuk bisa menciptakan penghasilan bagi diri sendiri terlebih dahulu. Begitupun dengan pemuda dan pemudi, kita harus mengenalkan pola berfikir bahwa sekarang adalah zaman milenial yang mengharuskan mereka untuk mampu berdiri sendiri,” kata perempuan yang juga menjabat sebagai pengurus di DPP Majelis Umat Kristen Indonesia, ini.
Ketika membahas model usaha yang cocok bagi kaum perempuan di wilayah perkotaan, dirinya menambahkan bahwa jenis usaha tanpa modal menjadi sebuan pilihan yang cocok untuk ditawarkan.
“Opsi usaha tanpa modal itu bisa sebagai marketing properti. Saya akan mengundang salah satu profesional yang sudah memiliki kualifikasi di bidangnya. Kalangan profesional seperti inilah yang nantinya akan memberikan seminar, pelatihan dan memperkenalkan cara agar peserta bisa mengakses dunia usaha tanpa modal, yaitu di dunia marketing properti itu tadi,” urai Pdt. Anna.
Bagi kaum muda gereja, dirinya juga tengah menjajaki kerja sama dengan Youth With A Mission (YWAM), sebuah organisasi misi beranggotakan pemuda Krsiten yang tergerak untuk menjangkau masyarakat perkotaan dengan firman Tuhan.
“Kebetulan ketua dari YWAM itu sendiri menguasai industri makanan berskala rumah tangga. Saya akan menggandeng beliau juga untuk bekerja sama. Lalu untuk YWAM-nya sendiri, saya akan mencoba agar lembaga ini bisa bekerja sama memperlengkapi pemuda di gereja kami dengan pengetahuan yang mereka miliki,” tutupnya.
Mengawali rangkaian pengukuhan sebelumnya, Sinode GKBI juga melaksanakan ibadah syukur penggunaan ruang sekretariat dan ruang pertemuan baru yang terletak di Jl. Johar Baru II nomor 24, Jakarta Pusat. Kedua ruangan resmi digunakan dengan ditandai pengucapan syukur. (Ron).