Majalahgaharu.com, Jakarta- Wali Spiritual Indonesia, Sri Eko Sriyanto Galgendu akan memberikan sambutan atas nama tokoh lintas agama di Indonesia dan Ketua Umum GMRI (Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia) pada acara Gema Waisak 2567, tahun 2023 yang bertema “Memperkokoh Moral Membangun Kedamaian Bangsa”, yang akan dilaksanakan pada 28 Mei 2023 pukul 11.00 sampai sekesai di Exhibition Hall, Lantai GF, Mega Glodok, Kemayoran, Jakarta.
Acara dirangkai dengan ramah-tamah bersama Bhikku Sangha ini akan dihadiri Dirjen Bimas Bhudda Kemenag RI dan Pj. Gubernur DKI Jakarta dengan memberikan cinderamata bagi tamu dan undangan.
Sri Eko Sriyanto Galgendu mengatakan akan menyampaikan inti dari relevansi gerakan kesadaran kebangkitan dan kesadaran spiritual bagi segenap warga bangsa Indonesia dalam upaya membangun kedamaian bersama umat beragama di Indonesia yang plural dan kondusif sehingga dapat maksimal berkontribusi bagi bangsa dan negara.
Selain itu, pendiri sekaligus motor penggerak utama GMRI ini mengingatkan agar umat Buddha di Indonesia memberi apresiasi upacara Thudong yang dilakukan para Bhikku dari Thailand dengan berjalan kali menuju Candi Borobudur, sebagai penghormatan pada warisan budaya leluhur suku bangsa Nusantara yang menjadi telah mendapat pengakuan sekaligus kebanggaan seluruh bangsa di dunia.
Upacara Thudong adalah ritual berjalan kaki yang dilakukan oleh para Bhikkhu dari Thailand. Dalam arti harafiah, ritual ‘Thudong’ sebagai sarana untuk melepaskan diri berbagai beban yang tak baik bagi kehidupan, baik untuk manusia maupun alam semesta.
Jika upacara ritual Thudong yang dilakukan menuju Candi Brobudur itu dapat berjalan lancar seperti yang telah diperhitungkan, maka perjalanan kaki para Bhikku dari Thailand itu akan memasuki kawasan Candi Brobudur pada 2 Juni 2023, kata Sri Eko Sriyanto Galgendu menginformasikan. Dan GMRI tengah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak untuk memberi sambutan pada kehadiran para Bhikku di Candi Borobudur. Karena bagaimana pun, tambah Sri Eko,ritual Thudong itu semakin mengukuhkan warisan luluhur suku bangsa Nusantara bernilai universal.