Pompes Mahad AL-Zaytun Bukan Sekadar Moderasi Beragama

Ayo Bagikan:

By : Yusuf Mujiono

Majalahgaharu Jakarta Perjumpaan saya dengan Pimpinan Pondok Pesantren Modern Mahad AL Zaytun Abdussalam Rasyidi Panji Gumilang yang lebih dikenal dengan sebutan Panji Gumilang sejak tahun 2019.

Nama pesantren ini cukup mencuri perhatian seperti saat Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2014, di mana Al Zaytun dituduh secara penuh mendukung Jenderal Wiranto menjadi presiden. Namun, hal yang paling menarik bagi saya adalah berita bahwa Pompes AL Zaytun membuka ruang untuk perayaan Natal umat Nasrani

Rasa penasaran saya semakin bertambah ketika Pompes Al Zaytun dengan berani memberikan izin kepada umat Nasrani yang pada waktu itu ingin merayakan Natal pada tahun 2005. Ramalan bahwa mereka akan mendapat serangan akibat memberikan tempat perayaan Natal ternyata benar. Beberapa orang mengatakan bahwa pesantren ini sesat, haram, melampaui batas toleransi, dan masih banyak stereotip negatif lainnya. Terkait ajaran atau doktrin, saya tidak ingin mengomentarinya karena bukanlah kapasitas saya.

Tak berhenti disitu saja apa yang dilakukan oleh AL Zaytun yang dianggap kontroversi antaranya dengan mengundang tokoh-tokoh lintas agama dan juga tokoh adat, tokoh ke bathinan dan berbagai elemen masyakat dalam perayaan 1 Sura atau yang dikenal dengan 1 Muharam hadir dalam perayaan tersebut.

Berangkat dari berita yang kami dengar itulah kami Persatuan Wartawan Nasrani (PEWARNA) mencoba sowan ke Pompes Mahd AL Zaytun istilah wartawan meminta afirmasi terkait pemberitaan tentang Pompes terbesar di Asia ini. Di mulai penelusuran dengan mencari kontak ke beberapa pendeta yang katanya pernah natalan di sana, ternyata tidak dapat kontaknya.

Tak hilang akal maklum biasanya mencari narasumber dan sedikit mengerjakan kerja jurnalistik kamipun searching ke beberapa media sosial maupun Google. Legalah hati ternyata ada alamat jelas serta nomor teleponnya. Seketika saya meminta teman untuk menghubungi nomor tersebut dan Alhamdulilah Puji Tuhan bisa komunikasi degan mudah serta ramah saat menerima telepon kami.

Kemudian bersuratlah kami untuk bisa berkunjung ke Pompes tersebut tahun 2019, hingga akhirnya saya dan beberapa pengurus bisa beranjangsana ke Pompes yang arealnya sangat luas dengan rimbun pohon jati yang menutupi gedung-gedung bergaya Eropa tersebut.

Dengan ramah Pak Abdul Halim orang kepercayaan Syayk Panji Gumilang didampingi beberapa pengurus Pompes menerima kami dan rombongan. Pak Halim kemudian mengarahkan kami ke sebuah ruangan yang sudah tersedia makanan yang tertata rapi dengan para pelayan yang sigap.

Kami merasakan kehangatan sebagai sesama saudara, sekalipun baru bertemu tetapi perbincangan mengalir begitu saja tanpa ada yang ditutup-tutupi. Insting sebagai jurnalis memang terus kami asah terkait berita negative yang selalu diarahkan pada pompes ini termasuk meminta klarifikasi tentang tuduhan NII yang marak tersiar.

Saat itu Pak Halim hanya bercerita jika seorang presiden turun dipastikan tempat itu sudah clean and clear artinya steril dari ancaman baik secara keamanan maupun ideology. Dan AL Zaytun diresmikan Presiden BJ Habibie ketika itu jelas Pak Halim.

Keterangan tersebut bisa kami artikan merupakan jawaban adanya tuduhan faham Negara Islam yang selama ini dilontarkan ke arah Pimpinan Al Zaytun Syaykh Panji Gumilang.

Kembali pada perjumpaan pertama setelah makan kamipun diajak keliling areal pesantren bukan saja ke gedung-gedung sekolah dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi tetapi kamipun diajak melihat langsung Masjid Rahmatan Lil-Alamin cukup megah sekalipun bangunannya ketika itu belum selesai sepenuhnya, sebuah Masjid anti gempa dilengkapi menaranya yang tinggi, tak berhenti disitu saja tapi kami diajak kembali melihat pengggilingan padi pembuatan garam dan juga gula.

Demikian pula diperlihatakan adanya peternakkan kambing, ayam dan sapi maupun penyimpanan Ikan ada tiga container. Semua dikelola dengan menerapkan proses yang sangat baik beras terjamin, garam demikian gula. Pun dengan pemotongan ayam dan pengawetan ikan semua dikelola dengan sangat professional dan higien.

Lalu diajak ke tempat kerajinan seperti membuat kursi meja untuk kebutuhan Pesantren sendiri, tidak behenti disitu saja kamipun masih diajak melihat langsung proses pembuatan roti, dapur dan juga laundry. Pondok Pesantren ini semua dikelola dengan swasembada. Istilahnya tak ada yang terbuang semua memakai sistem daur ulang sebuah pengelolaan yang modern.

Disisi inipun sebagai wartawan kami menangkap bahwa tak ada yang ditutup-tutupi apa yang ada di AL- Zaytun ini. Karena biasanya jika ada agenda tertentu pasti berupaya menutupi, namun tidak dengan AL- Zaytun semua bisa diakses dan terbuka.

Penghargaan Penjaga Keberagaman     

Moderasi beragama yang digaungkan pemerintah terutama melalui kementerian agama sejak eranya Bapak Lukman Hakim Saefudin tahun 2016 dan gerakan atau program itu terus dilakukan hingga sekarang.

Moderasi beragama adalah konsep yang menekankan pada sikap saling menghormati dan toleransi di antara kelompok agama yang berbeda. Konsep ini mengajarkan bahwa setiap orang memiliki hak untuk memilih dan mengamalkan agamanya masing-masing, tanpa adanya tekanan atau intimidasi dari pihak lain.

Dengan realitas yang saya lihat di Pompes Al Zaytun bahwa moderasi beragama itu nyata sudah dijalankan di mana penghargaan sisi kemanusiaan lebih diutamakan.

Tentang sisi kemanusiaan ini, saya juga pernah mendengar dari salah satu Kyai kenapa mengedepankan kemanusiaan karena memang pertama orang itu statusnya sebagai manusia yakni di mulai saat dilahirkan dari Rahim ibunya.

Saat lahir itu orang belum disematkan suku mana, etnis mana, status kaya atau miskin termasuk agamanya apa. Artinya benar sebagai manusia nah sisi inilah yang harusnya menjadi bahan pertimbangan utama ketika bergaul dengan sesama bukan agama dan keyakinannya apa ujar pak Kyai ketika itu.

Dan nampaknya Syaykh Panji menerapkan nilai-nilai itu saat ngobrol dengan kami dengan hanya berkaos oblong Putih menemui di sebuah rumah tempat para karyawannya, disitulah Syaykh Panji banyak bercerita tentang sikapnya membagun semangat penghargaan bagi sesama tanpa membeda-bedakan.

Bagi Syaykh jelas bahwa tujuan luhur bangsa ini sudah ada di pembukaan undang-undang dasar 1945 berketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradab dan seterusnya. Ketuhanan itu hendaknya sebagai dasar dan sifatnya lebih ke dalam sebagai landasan dalam mencapai tujuan-tujuan berikutnya antaranya kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dan kebijaksanaan serta mencapai keadilan sosial.

Gagasan inilah diwujudkan dalam lembaga pendidikannya dengan moto Pengembangan Budaya Toleransi dan Perdamaian Menuju Masyarakat Sehat, Cerdas, dan Manusiawi. Maka kiprahnya yang merawat menjaga dan menghidupi keberagaman yang ada di Indonesia ini kemudian PEWARNA Indonesia memberikan penghargaan di tahun 2019 di Bandung dengan kategori Figur Penjaga Keberagaman.

Edit Bahasa Ashiong Munthe

 

 

Facebook Comments Box
Ayo Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Next Post

Sekolah Kristen Kabar Baik Adakan Gala Dinner dan Fund Raising Pengadaan Gedung Sekolah

Thu May 25 , 2023
Majalahgaharu.com, Jakarta- Pendidikan menjadi tonggak penting bagi lahirnya generasi bangsa yang berkualitas. Melalui wahana pendidikan, pemimpin masa depan bangsa diciptakan. Hak untuk mengakses pendidikan yang berkualitas sejatinya menjadi hak dari setiap anak, tak terkecuali bagi anak-anak yang lahir dari kalangan yang termarjinalkan. Misi inilah yang mendorong Sekolah Kristen Kabar Baik […]

You May Like