Indramayu, MajalahGaharu.com – Waktu baru beranjak pukul 7.30 saat tiba, Kamis (15/06/73) pagi di lokasi. Suasana Pintu Gerbang Pondok Pesantren Al-Zaytun yang terletak di Desa Mekarjaya, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu terlihat tenang. Hanya satu dua warga Ponpes dan pekerja tampak memasuki untuk beraktivitas seperti biasa, tampak melapor ke penjaga sebelum masuk lokasi Ponpes. Para tukang juga terlihat sibuk beraktivitas seperti biasa menyelesaikan pekerjaan akhir Gerbang Utama Al-Zaytun yang memang masih tahap sentuhan akhir.
Meski demikian, sepertinya terlihat ada yang agak beda pagi itu dari biasanya. Sepagi itu, terlihat satu truk aparat Polres Indramayu parkir di Gerbang Utama, aparat turun lalu berbaris rapi segera mendapat pengarahan dari pimpinannya.
Kehadiran aparat, rupanya bertujuan mengamankan aktivitas di sekitar Ponpes, terkait kabar hari ini akan ada demonstrasi ke Ponpes Al-Zaytun. Seperti dikabarkan melalui medsos sehari sebelumnya, disebut-sebut akan kedatangan 3.000 massa dari Forum Indramayu Menggugat (FIM) menyambangi Ponpes Al-Zaytun, dan direncanakan sekitar pukul 8.00 Wib.
Tak berapa lama ratusan aparat kepolisian menyusul, termasuk Dalmas dari Polres Cirebon yang membackup keamanan. Tampak Kapolres Indramayu AKBP M Fahri Siregar dengan sigap mengatur dan sekaligus memantau anggotanya, yang memang menjaga beberapa pintu masuk Al-Zaytun terutama memusatkan sebagian besar di Gerbang Utama.
Pihak Ponpes Al-Zaytun sendiri telah menyampaikan akan menyambut para pendemo dengan aksi damai di pintu gerbang utama. Sekitar pukul 9.00, sekiar dua ribuan warganya juga merapat ke pintu masuk utama Ponpes terbesar di Asia Tenggara tersebut.
Aparat keamanan bertindak sigap dengan memasang barikade kawat berdua dan menyekat pintu gerbang dengan petugas berbaris menjaga ketat pintu masuk, untuk tindakan preventif pengamanan.
Di pintu gerbang massa dari Al-Zaytun membacakan ayat-ayat dan bernyanyi “Mari Kita Bergembira.” Sesekali orator menyampaikan akan menyambut para pendemo dengan dengan damai asal datang dengan damai juga.
Sekitar pukul 11.30 WIB dari arah utara gerbang utama muncul pendemo dipimpin mobil komando. Hanya saja kalau sebelum dikabarkan akan kedatangan 3.000 demonstrasi yang tergabung FIM, jumlahnya kurang dari seratus orang saja. Sang orator menyampaikan lima tuntutan aksi demonstrasi. Seorang orator berseru lantang,” Forum Indramayu Menggugat, bukan menggugat Al-Zaytun, melainkan oligarki di dalam Al-Zaytun. Sepakat kawan-kawan?” “Sepakat” sahut massa aksi kompak.
Namun tak berlangsung lama, jelang zuhur massa dari FIM undur dan pelan-pelan meninggalkan lokasi. Ditemui disela-sela aksi, Said dari FIM yang menyampaikan tuntutan aksi hari ini adalah agar MUI dan Kementerian Agama RI memeriksa ajaran sesat Al-Zaytun. Kemudian meminta tegakkan UPPA tentang kepemilikan tanah. Hentikan pembuatan Dermaga Khusus Al-Zaytun. Juga menuntut transparansi asal dana pembangunan.
“FIM akan melakukan aksi berikut sampai tuntutan dijalankan,” tukasnya.
Ditemui di sela pengamanan Ipda Maman yang juga Kapolsek setempat saat berkoordinasi dengan Syakh Panji Gumilang menyampaikan bahwa kepolisian telah menyiapkan personel yang cukup untuk pengamanan aksi demonstrasi dari FIM.
“Kepolisian setidaknya menyiapkan 1600 personil untuk pengamanan, agar tetap terjaga suasana kondusif,” ujarnya singkat.
“Itu sangat bagus, karena Al-Zaytun aset negara,” ujar Panji Gumilang sembari mengajak Kapolsek toast kepal tangan dari mobilnya sebelum berkeliling memantau keadaan.
Sementara Asep Warga Desa Mekar Jaya, ketika dimintai tanggapannya, mengenai Al-Zaytun, mengatakan sebagai warga berharap banyak ke Al-Zaitun.
“Kami warga disini berharap kehadiran Ponpes bisa bermamfaat bagi warga sekitarnya,” ujarnya yang sejak pagi turut memantau saja di sekitar lokasi.
Aksi yang sempat dikabarkan akan menghadirkan massa ribuan, kurang seratusan, berakhir dengan tertib dan kondusif. Baik pihak Al-Zaytun dan Aparat Penegak hukum mengakhiri pantauan tak lama setelah aksi massa FIM meninggalkan Gerbang Utama Al-Zaytun. Meski demikian, seorang guru mengatakan aksi demonstrasi telah mengganggu aktivitas belajar di Al-Zaytun yang sedang mengakhiri aktivitas belajar semester.
“Tadinya kami ingin mengisi rapor anak-anak, tapi tak apa tertunda,” paparnya.