Umat Tuhan Harus Menjadi Berkat

Orang Kristen harus menjadi berkat
Ayo Bagikan:

Oleh Yusuf Mujiono

Majalahgaharu.com Jakarta Kekristenan hadir esensinya adalah menjalankan apa yang disampaikan sang Guru Agung Yesus Kristus agar menjadi berkat. Terkait perintah itu banyak ayat-ayat yang tercatat dalam buku suci tentang anjuran  orang Kristen agar menjadi berkat. Lantas bagaimana perintah untuk menjadi berkat itu mewujud dalam perilaku dan tindakan sebagai pengikutnya.

Menjadi berkat berarti menghadirkan Syalom, syalom itu sendiri artinya tentang kesehatan, kemakmuran, kesuburan negeri, umur panjang, terhindari dari berbagai bahaya, berhasil di dalam upaya dan jerih payah, serta hidup rukun dengan orang lain.

Kedalaman makna syalom ini hanya di reduksi, seakan semata hanya kata salam saja yang jauh dari makna sesungguhnya akan ucapan syalom tersebut. Terkait dengan kata syalom khas umat Nasrani ini sesungguhnya  sebuah doa dan harapan sekaligus membutuhkan sebuah tindakan nyata tentang kehadiran kita.

Lalu, apakah bisa menjadi syalom tersebut, mesthinya yang kita ingat dan yakin bahwa ketika Tuhan itu memerintahkan sekaligus akan memberikan kekuatan dan kemampuan untuk melakukannya. Artinya butuh keyakinan serta kemauan keras bagi setiap orang Kristen untuk mempratekkannya dalam peri kehidupan. Bung Karno juga sampaikan satu kata dan perbuatan, dengan demikian bukan hanya sekedar ide gagasan lalu bernarasi tetapi penting untuk eksekusi menjadi karya nyata.

Bangkit Menjadi Bekat

Indonesia yang saat ini terdiri dari 36 propinsi dan  514 Kabupaten Kota, dari jumlah tersebut terdapat daerah yang dikategorikan tertinggal di mana daerah-daerah ini lebih di kawasan yang kemudian disebut 3T (terluar, terdepan dan tertinggal) dari daerah ini ada beberapa yang penduduknya Nasrani seperti Ambon, Papua, NTT, Mentawai, Sangihe Talaut dan Nias.

Daerah ini karena letaknya masuk 3T, maka tak ayal daerah yang masih tertinggal dan bisa dikonotasikan sebagai daerah yang miskin. Maka yang mengemuka ada sebuah pertanyaan  bagaimana daerah miskin bisa menjadi berkat.

Perlu kita tahu apa sebetulnya penyebab dari kemiskinan tersebut, menurut ahli kemiskinan disebabkan beberapa faktor baik secara pribadi, geografis, ekonomi dan faktor sosial. Kita lihat dari beberapa faktor yang paling berpengaruh adalah faktor pribadi. Seperti apa yang dimaksud faktor pribadi tersebut antaranya disebabkan oleh Kemalasan.

Ternyata kemalasan ini merupakan faktor terbanyak yang menyebabkan kemiskinan, banyak orang yang mempunyai kesempatan bekerja, tapi tidak bekerja karena malas.

Buya Hamka dalam sebuah nukilannya mengatakan Salah satu pengkerdilan terkejam dalam hidup adalah membiarkan pikiran yang cemerlang menjadi budak bagi tubuh yang malas, yang mendahulukan istirahat sebelum lelah.

Bahkan dalam buku suci dalam Amsal menegaskan agar orang malas belajar pada semut. Maka, agar menjadi berkat umat Tuhan (orang Kristen red) harus bangkit dari kemalasan. Sehingga tak ada lagi kemiskinan di wilayah atau daerah yang masyarakatnya banyak anak-anak Tuhan.

Dengan kerja keras dilandasi dengan keyakinan akan penyertaan Tuhan, karena Dia yang berjanji pasti Dia yang akan menepati. Maka, daerah di mana kita tinggal akan menjadi berkat.

Jangan malah sebaliknya, daerah yang dihuni banyak orang Kristen malah menjadi obyek untuk menerima bantuan. Pertanyaan sederhanya, kalau sikap umat Tuhan masih lebih senang menerima bantuan bagaimana terang itu bercahaya.

Apalagi ada daerah yang secara alamnya sudah menyediakan kekayaan yang luar biasa, Mentawai dengan keindahan lautnya, Papua dengan sumber tambangnya ada emas, minyak dan gas. Tentu ini semua sebagai modal yang kuat untuk menjadi berkat.

Intinya pada cara warga atau umat  memiliki cara berpikir bagaimana agar menjadi berkat, karena ini yang dikehendakiNya. Ingatlah apa yang termatub dalam firmaNya, Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan. Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum.

Jadi bagaimana apakah wilayah, kampung atau daerah kita yang dihuni anak-anak Tuhan mau menjadi berkat atau sebaliknya merintih dan menjual kemiskinan agar mendapat bantuan. Ora bahaya ta.

 

Facebook Comments Box
Ayo Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Next Post

KCIC Rasanya Baru Duduk

Mon Oct 9 , 2023
Majalahgaharu.com Jakarta Tut tut tut siapa hendak turut ke Bandung Surabaya, sepenggal lirik lagu anak-anak ini menggambarkan senangnya naik kereta api. Betapapun kereta api, ketika lagu ini dicipta mungkin masih menggunakan bahan bakar batu bara yang asapnya mengepul membubung tinggi tak jarang membuat wajah penumpang cemong-cemong terkena asap. Namun demikian […]
Kereta cepat

You May Like