Kritik Semata Karena Kecintaan  

jokowi
Ayo Bagikan:

Majalahgaharu.com Jakarta Bahwa, ‘bila mengusir penjajah, mempertahankan kemerdekaan, dan mengisi kemerdekaan itu adalah politik, politik itu suci’. Kesucian politik terletak pada motif dan tindakan perjuangannya.

Sepenggal kalimat yang pernah diucapkan oleh politisi senior Alm. Sabam Sirait mengingatkan kita semua tentang berpolitik. Belakangan ini santer kesucian politik dicoba didelegimatisi dengan sekedar istilah politik itu semata kepentingan jadi bebas saja bermanuver bahkan berkianat dengan partai yang membesarkannya, politik itu temannya ya kepentingan itu.

Tragisnya ada beberapa orang membangun opini bahwa politik itu bebas tak mengenal etika dan ideologi. Karena ideologinya ya kepentingan tersebut, miris dengan situasi ini, maka jangan salahkan kalau ke depannya akan tetap sama memandang bahwa politik itu kotor.

Jika berpolitik tidak di landasi dengan etika maka yang terjadi partai politik lebih sering hanya memberikan peluang politisi instan pengumpul suara atau kader yang hanya menjalankan perintah elite politik yang jarang diganti secara demokratis.

Tontonan belakangan ini menggambarkan bagaimana seseorang yang dari bawah diusung oleh sebuah partai, namun dengan seribu dalih sekalipun tidak terucap tetapi bisa terlihat dari karyanya ketika mengingkari dan mengajak keluar keluarganya dari partai yang membesarkannya.

Akibat langkah yang di ambilnya mereka yang dulu mengagumi berbalik kecewa, bahkan tak sedikit menghujatnya. Langkah ini bukan soal anaknya yang dimajukan jadi cawapres. Karena setiap orang memiliki hak dan itu sah-sah saja.

Jangan juga di bangun tuduhan kalau yang Kritis terhadap sang penguasa itu karena sakit hati, takut tidak mendapat asupan gizi, lagi takut jagoannya kalah. Jauh dari semua itu, karena prinsipnya dalam politik kalah menang itu biasa, tidak ada yang aneh. Apalagi tontonan nyata saat ini, kita yang mendukungnya habis-habisan ternyata mereka yang kita dukungpun sudah ngopi bareng bahkan berbagi kekuasaan.

Kita tahu semua itu, rakyat kita tidak bodoh-bodoh amat. Persoalannya disini adalah ketika sang penguasa memaksakan kehendaknya dengan pura-pura tidak intervensi hukum namun dari gerak geriknya terlihat nyata.

Ada bunyi Amsal mengatakan Seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium secara berlimpah-limpah. Maka kalau saat ini ada yang memuntahkan nasihat dan kritiknya, bukan karena kebencian, bukan takut jagoannya kalah dan bukan tidak setuju anaknya di calonkan. Tetapi sangat disayangkan akibat pemaksaan itu membuat prestasinya yang begitu di kagumi berbalik negative.

Di singgahsana kekuasaan kami harap bapak mendengarnya,  kenapa karena apa yang diserukan para pengagum bapak ini bukan dilihat karena kebencian dan bukan untuk memenangkan yang didukungnya. Hal ini disampaikan semata karena sayangnya dari para pendukung bapak. Karena harapan mereka ini besar di mana agar Bapak presiden mengakhiri sebuah jabatan dengan legowo. Percayalah pasti dikirimkan orang orang yang bisa melanjutkan perjuangan bapak.

Kalau bapak selama ini selalu mengatakan bangsa ini besar dan banyak anak-anak bangsa yang hebat yakinilah itu. Bapak sudah menujukkan kinerja yang hebat setidaknya di mata kami. Akhirilah kekuasaan bapak dengan tetap menjunjung tinggi etika kebaikan akan siapa yang sudah memberi jalan bapak mengabdi di negeri ini.

Sehebat apapun manusia ada batasnya, sepandai apapun masih ada yang lebih pandai, jadi legowolah akan menerima perputaran sang waktu. Karena bukan seberapa lama kita hidup (berkuasa) tetapi seberapa manfaat selama kita hidup.

Oleh Yusuf Mujiono Penulis Praktisi media 

 

 

 

 

 

Facebook Comments Box
Ayo Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Next Post

Theo Litaay Papua Menjadi Prioritas dalam Pembangunan

Mon Oct 30 , 2023
Majalahgaharu.com Papua Seminar nasional Pembinaan Mahasiswa papua oleh Sub Direktorat Kesejahteraan dan Kewirausahaan Mahasiswa menyelenggarakan Seminar Nasional Pendidikan Untuk Kebangsaan dengan tema “Peran Mahasiswa dan Pemuda Papua Serta Perguruan Tinggi Dalam Pembangunan SDM Papua”. Hadir sebagai Narasumber Dionisius Way, S.Sos., MM Asisten 3 Propinsi Papua Selatan dan Theofransus Litaay, SH, […]
Sumpah Pemuda Papua

You May Like