JAKARTA, MajalahGaharu.com – Saat ini momentum penting memajukan Bola Indonesia. Jangan sampai dirusak lagi sama mafia-mafia. Seperti disampaikan Presiden Jokowi bahwa negara tidak boleh kalah dari mafia. Kita harus bisa mengalahkan mafia bola dan tidak boleh tebang pilih. Jangan sampai hanya menindak mafia kecil-kecil saja tetapi harus tegas menindak mafia besar juga. Demikian disampaikan Ketua Satgas Independen Anti Mafia Bola Maruarar Sirait menanggapi pasca terbongkarnya mafia bola belum lama ini.
“Salah satu yang merusak adalah pengaturan skor, non fisik dan judi bola. Makanya, langkah yang kita lakukan sebagai Ketua Satgas Independen Mafia Bola, yang 3,5 bulan ini kita bekerja keras dengan Satgas Polri. Itu kemarin (penangkapan mafia sepakbola) menjadi salah satu buah kerjasama dari Satgas Independen dan Satgas Polri,” jelas Ara.
Lebih jauh kata Ara bagaimanapun pihaknya membuka channeling, membuka mata dan telinga. Berkomunikasi, terima pengaduan baik dari laporan dari aplikasi dan laporan dari investigasi. Juga dengan bertukar informasi yang akhirnya kemarin bisa ditemukan pelaku-pelaku mafia bola.
“Ketua Satgas Anti Mafia Bola Polri Irjen Asep Edi Suheri bersama timnya sangat luar biasa dengan kerja keras berhasil menindak mafia bola. Ini bicara momentum. Kita bekerja sama dengan baik. Kita punya presiden yang tegas, kita punya Kapolri yang punya keinginan kuat membasmi mafia sepakbola dari judi. Kita juga punya Ketua Umum PSSI Erick Thohir, yang punya effort bagus. Pernah jadi pemilik klub Inter Milan dan sekarang punya klub Oxford di Inggris,” ungkap Ara menjelaskan keberhasilan mengungkap mafia bola baru-baru ini.
Lanjut Ara, Ini kesempatan besar. Bayangkan ketika Indonesia gagal menyelenggarakan Piala Dunia U20 ternyata bisa diganti menyelenggarakan Piala Dunia U17 dengan sukses. Kalau tidak ada kepercayaan luar biasa ke PSSI dan pemerintah Indonesia, sudah pasti itu tidak mungkin terjadi.
“Sekali lagi membasmi sepakbola tidak boleh tajam ke bawah tapi tumpul ke atas. Oknum-oknum pengurus PSSI, mantan pemain dan pelatih, siapapun mereka itu, silahkan laporkan kepada satgas independen dan satgas Polri untuk ditindaklanjuti. Syaratnya tolong didukung data dan fakta, dengan bukti-bukti supaya kami bergerak dengan cepat menindaknya,” tegasnya.
Kalau dimonitor sekarang, kata Ara lagi, banyak pelaku mafia sudah mengerem diri karena mereka takut melihat keseriusan, langkah-langkah maupuan tindakan yang kita ambil.
“Tolong dilaporkan apa yang terjadi, apa yang di dengar dan apa dilihat, tentu harus dengan data dan fakta,” imbaunya.
Ara menambahkan, Presiden Jokowi sangat mencintai bola bagaimana sportifitas di dalamnya. Itu dibuktikan dengan keinginan menyelenggarakan Piala Dunia U20, walau tidak jadi tetapi tetap berjuang untuk menyelenggarakan Piala Dunia U17. Stadion-stadion di perbaiki. Perhatian-perhatiannya besar atas bola dan luar biasa. Banyak didirikan pusat-pusat dan pelatihan-pelatihan.
“Saya dipercaya presiden mengurus penyelenggaraan Piala Presiden yakni 4 kali bola, 1 kali bulutangkis dan 1 kali basket. Semua itu tanpa menggunakan uang negara dan setiap even diaudit. Itu sangat luar biasa. Kalau sepakbola kita mau maju tentu harus ada pembinaan untuk mendorong prestasi. Juga termasuk bagaimana suporter agar tertib. Keamanan di stadion jadi pertimbangan. Bagaimana menjadikan bola jadi industri. Untuk itu perlu dibangun kepercayaan publik baik dari sponsor, tv dan dari internasional seperti FIFA dan lainnya,” pungkasnya.