Majalahgaharu.com Jakarta Pemilihan presiden dan Wakil Presiden tinggal menghitung hari, namun dengan hadirnya tiga pasang kandidat yang maju dalam Pilpres tahun 2024 ini masih banyak masyarakat yang belum bisa menentukan pilihan. Setidaknya berdasarkan survey litbang Kompas masih sekitar 28 persen penduduk masih bimbang, atau juga bisa dikatakan bingung menentukan pilihan.
Elisabet Tjianti yang juga Calon Legislatif DPRD dari Partai Nesdem No Urut 2 – Dapil Kota Bandung dan Kota Cimahi, Jawa Barat, ketika turun di akar rumput Elisabet juga merasakan hal yang sama, di mana masyarakat masih bingung siapa yang pantas di dukung. Hal ini dikatakan berbeda dengan pemilu 2019 di mana masyarakat sudah bisa langsung menentukan siapa calon yang akan dipilihnya.
Terkait dengan kebimbangan bukan saja umat Kristen tetapi juga masyarakat pada umumnya, dikarenakan masing-masing sudah ada partai yang mencalonkannya. Dan dari tiga calon pasangan tersebut dinilai semua bagus karena putra-putra terbaik bangsa ini.
Lalu ditambah dengan adanya pendatang baru atau pemilih baru dari generasi Z yang memang belum begitu tahu track record dari ketiga pasang, sehingga mereka belum mengenalnya. Belum lagi tambah Elisabet yang juga Pembina DPD Tuna Netra Jawa Barat ini, generasi ini masih baru mengenal politik.
Sementara ada hal yang serius yang mesti dilakukan dalam memilih, agar siapapun yang terpilih menjadi pemimpina nasional kita, presiden dan wakil presiden ini harus pantas dan memiliki kapasitas serta kemampuan mengelola dan memimpin bangsa yang besar ini.
Untuk itu bagi ibu yang aktif menjadi konsultan LKSA Rumah Pengharapan Baru Jayagiri Lembang ini berharap untuk umat Kristen dan semua umat beragama banyak-banyak berdoa meminta hikmat kepada Tuhan, agar terpilih pemimpin yang terbaik untuk membawa bangsa ini maju, sejahtera dan adil serta setara.
Selanjutnya, karena pentingnya PilPres ini untuk menentukan siapa pemimpin yang terbaik, Elisabet yang juga bendara DPD Forum Pemberdayaan Perempuan Indonesia (FPPI) Jawa Barat, meminta semua warga negara untuk menggunakan hak pilihnya.
“Jangan golput tetapi sebagai warga negara yang baik sebagai bentuk tanggung jawab gunakan hak pilih tentu dengan pertimbangan yang matang agar terpilih pemimpin yang baik”, tandas Wasekjend Forum Komunikasi Tionghoa Indonesia Jawa Barat ini serius.
Agar dalam menentukan pilihan atau dukungan pada calon tertentu sesuai yang kita harapkan, Elisabet memberikan catatan pertama jangan termakan berita-berita hoax yang isinya saling menjatuhkan atau berita bohong, hal itu disadari karena masing-masing pihak menggunakan hoax tersebut bertujuan ingin menjatuhkan lawan.
Berita hoax ini sangat berbahaya apalagi bagi generasi Z yang banyak mendapatkan info dari media sosial, padahal di media sosial ini banyak bersilewaran berita yang terpotong dan lebih pada berita negatif. Untuk itu, Elisabet meminta agar pemilih baik generasi muda maupun masyarakat umum banyak-banyaklah mencari referensi tentang profil calon tersebut.
Selanjutnya, lihat atau perhatikan juga cara memaparkan misi, visinya serta bisa dilihat profil serta rekam jejaknya selama ini.
Sehingga pemilih benar-benar paham siapa yang pantas dipilih dalam pilpres nanti. Selain itu bagi umat Kristen juga bisa mencari informasi serta masukan dari para rohaniawan dan tokoh-tokoh masyarakat yang tentu para tokoh ini memiliki integritas serta pandangan yang jernih untuk keberlangsungan bangsa yang besar ini, tutupnya.