Majalahgaharu.com Jakarta Mengawali tahun baru 2024 ini kita dikejutkan berita tentang berpulangnya tokoh Nasrani yang selama hidupnya getol memperjuangkan kebenaran Injil. Rev, Louis Pakaila bapak tiga anak yang tahun ini memasuki usianya yang ke 69 tahun itu, Selasa 2 Januari 2024 dinyatakan meninggal setelah menjalani perawatan sejak tanggal 24 Desember 2023 di rumah sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto Jakarta Pusat.
Berdasarkan informasi dari Ida isteri tercinta Rev Louis, awalnya hanya control saja karena di bagian perutnya terasa ada kelainan dan menimbulkan rasa sakit. Namun karena hari libur saran dokter penjaga harus menunggu. Kondisi inilah yang kemudian antara mendiang Pak Louis dan ibu Ida memutuskan untuk rawat inap sekalian menunggu dokter.
“Saya dan bapak pas malam natal di Rumah sakit, dan moment itu saya ajak bapak untuk beribadah berdua dan waktu itu bapak masih semangat memuji dan menyembah Tuhan, rupanya itulah ibadah natal terakhir bersama bapak”, saksi Ida dengan mata sembab.
Louis Pakaila adalah sosok yang aktif baik di dunia kerja di kantornya di bilangan Pondok Pinang Jakarta Selatan maupun dalam dunia pelayanan dan organisasi masyarakat. Keaktifannya di kantor itu salah satu bukti yang dia kerjakan bagi Louis kerja adalah dunianya maka sekalipun dalam keadaan tak enak badanpun selalu bekerja.
Disisi lain sosok Louis merupakan sosok yang getol bagaimana semakin banyak orang mengenal kasih dan kebenaran, untuk mewujudkan itu Louis selalu membuat KKR dan juga pelayanan-pelayanan. Kisah pertobatannya mengenal Yesus sebagai juru selamat, inilah yang mendasarinya untuk tak lelah selalu mengenalkan Kristus bagi sesamanya.
Rev. Louis Pakaila pendiri Persekutuan Doa (PD) Makasar ini mengatakan bahwa melalu PD Makasar ini juga salah satu upayanya bagaimana orang-orang asal Makasar yang tersebar di Jabodetabek ini bisa di satukan dalam sebuah wadah, bukan saja membangun rohani tetapi juga ajang berbagi dan saling tolong menolong.
Melalui PD Makasar ini juga Louis banyak bergerak pelayanan di berbagai daerah juga lembaga pemasyarakatan, tujuannya agar setiap orang mengenal Kristus secara benar. Tak berhenti di pelayanan PD Makasar, Louis juga terlibat aktif menjadi bendara umum di Gereja Esa Indonesia (Gesindo).
Tak behenti di situ saja keaktifan yang dilakukan Louis Pakaila, waktu itu bersama mendiang pendeta Welhemus Latumahina yang akrab dipanggil Emus menghidupkan kembali suatu organisasi yang mewadahi orang-orang Kristen Indonesia Timur (PMKIT). Suatu organisasi yang lahir karena peristiwa Ambon ini, misinya membangun persaudaraan orang-orang Indonesia timur, sekaligus memperjuangkan kesejahteraan serta hak haknya di tengah negara tercinta.
Wilayah Indonesia timur identic dengan daerah yang masih tertinggal istilahnya 3T, hadirnya PMKIT salah satunya bagaimana pembangunan dan kemajuan itu juga dirasakan masyarakat Indonesia Timur tersebut. Namun, karena Pdt Emus meninggal padahal belum sempat program-program tersebut berjalan karena keburu dilanda Pandemi, maka Rev. Louis Pakaila berdasarkan keputusan dari beberapa pengurus diangkat menjadi Pejabat sementara ketua umum PMKIT tugasnya mengadakan kongres dengan memilih ketua umum definitif.
Lagi-lagi situasi pandemic yang belum pulih menyebabkan tugas yang diberikan belum bisa dilakukan sekalipun bersama Dwi Urip Premono yang diangkat menjadi sekretarisnya tentang Konges itu sudah disiapkan, kalaupun belum dilaksanakan kata Urip yang saat membesuk saat Pak Louis di rawat lebih pada belum menemukan sosok ketua umum yang dianggap mewakili masyarakat Indonesia Timur.
“Sosok itu sudah mulai ditemukan ada beberapa orang dan Pak Louis katakan setelah selesai berobat akan segera menemui sosok-sok tersebut dan memintanya menjdai ketua umum, namun nyatanya belum sempat terwujud Tuhan sudah berkendak lain dan Pak Louis di panggil Tuhan”, tandas Dwi Urip Premono seorang penulis tentang Papua ini.
Banyak hal yang bisa diteladani dari sosok Louis Pakaila, dunia pendidikanpun digelutinya dengan menjadi salah satu pembina di STT Agathos Jakarta, demikian pula kedekatannya dengan jurnalis nasranipun tak perlu diragukan.
“Beliau ini selalu siap kalau dimintaiin pandangannya dan tak menolak ketika diminta menjadi narasumber. Bukan saja narsumber tetapi tak segan membantu untuk pergerakan jurnalis nasrani”, terang Yusuf Ketua umum Persatuan wartawan Nasrani Indonesia ini.
Untuk mengenang perjalana Rev Louis Pakaila PEWARNA dan Asosiasi Pendeta Indonesia (API), Selasa 2 Januari mengadakan kebaktian penghiburan. Saat itu Pendeta Harsanto Adi Ketua Umum API katakana bahwa Rev Louis Pakaila ini sosok yang aktif dan selalu hadir dalam setiap pertemuan yang diadakan aliansi Perekad.
Kehadirannya memberikan Susana yang hidup karena selalu aktif menyampaikan pendapat serta usulan. Kiprahnya dalam membangun kebersamaan dengan lintas organisasi Kristen diwujudkan dengan selalu hadir dan berkontribusi aktif.
“Kita pernah punya rencana turun ke daerah sebagai sesama petobat baru untuk berbagi kesaksiaan dengan orang-orang lain, namun belum sempat terwujud Pak Louis sudah dipanggil Tuhan”, kenang Harsanto yang juga wakil ketua umum GGP ini.
Louis Pakaila disemayamkan di rumah duka Santosa kawasan rumah sakit Gatot Subroto dan dimakamkan Kamis 4 Januari di pemakaman umum di Depok. Selamat jalan orang baik, kiranya Tuhan menyambutmu dengan penuh kedamaian.