Majalahgaharu.com Jakarta Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) bulan Februari 2025 menggelar sidang Majelis Pekerja Lengkap (MPL) perdana dalam kepengurusan PGI periode 2024-2029. Di mana sebagai tuan dan nyonya Sinode Gereja Protestan Indonesia Barat (GPIB), penetapan GPIB sebagai tuan rumah ditetapkan atau diputuskan pada Sidang MPL PGI 2024 di Mentawai.
Pdt. Manuel Raintung salah satu ketua sinode GPIB ketika ditemui di kantor PGI Salemba menegaskan bahwa sebenarnya GPIB sudah menyiapkan diri sejak Sidang MPL PGI di Balikpapan tahun 2023, yang pada akhirnya kami turut mendukung keputusan PGI yang menunjuk pelaksanaan Sidang MPL 2024 akhirnya di Mentawai dengan GKPM sebagai tuan dan nyonya rumahnya.
Lanjut Raitung kalau kemudian GPIB menjadi tuan dan nyonya rumah di sidang MPL PGI 2025 ini, hal itu dilandaskan pada pemikiran sebaiknya tempatnya di tengah-tengah mengingat ini sidang pertama kali setelah sidang raya PGI di Toraja lalu, dan Jawa Timurlah yang menjadi pilihan.
Bicara gereja GPIB sebenarnya berada di 26 provinsi, tetapi karena GPIB juga mempunyai tempat pertemuan besar di Lawang – Malang, maka disepakati tempatnya di Malang, tepatnya di kota wisata Batu untuk pelaksanaan Sidang MPL PGI tanggal 7 – 11 Februari dan Sidang MPH di Lawang tanggal 5-6 Februari.
Terkait dengan kepanitian sendiri sesungguhnya panitia pelaksana sudah terbentuk sejak tanggal 7 Juli 2024, dengan Ketua Panitia Simon Saimima dan Ketua Harian Bapak Max Hayer.
Untuk suksesnya gelaran sidang MPL PGI ini, panitia sudah cukup bekerja keras untuk mempersiapkan acara Sidang Oikumenis ini. Karena melihat bahwa GPIB harus punya karya nyata dalam membangun gerakan keesaan di Indonesia.
Mengenai pembiyaan sebagai tuan dan nyoya rumah sidang MPL PGI kali ini diakui cukup besar, yang diperlukan untuk penyelenggaraan Sidang ini. Namun, dengan semangat ketulusan dan keikhlasan, Panitia bersama Majelis Sinode GPIB berupaya memenuhi tanggung jawabnya.
“Kami memilih Kusuma Agrowisata Hotel di Batu, karena diharapkan dapat tersedia fasilitas yang dibutuhkan untuk pelaksanaan Sidang ini. Serta mendukung pengembangan pariwisata di Jawa Timur”, kata Manuel yang pernah menjadi ketua PGI Wilayah DKI ini.
Untuk itu sebagai tuan dan nyonya rumah berharap dengan penyelenggaraan Sidang MPL ini, PGI dengan kepengurusan yang baru hasil Sidang Raya 2024 di Toraja dapat memulai tugas dan karya layan dengan maksimal.
Kemudian GPIB sebagai gereja anggota tetap mendukung upaya membangun dan meningkatkan gerakan keesaan di Indonesia. Kami mengharapkan seluruh jajaran PGI yang baru juga memiliki semangat untuk berkarya dan bekerja tuntas dan cerdas.
“Kita doakan agar Ketum dan Sekum PGI dapat menatalayani gerakan keesaan lebih baik dan banyak kemajuannya. Mereka masih baru, kita harus memberikan kesempatan dan mendukung karya layannya,” harapnya serius.
Lalu tentang agenda dalam sidang MPL PGI, menurut Raintung di tahun ini PGI akan lebih banyak mengarah pada penetapan Program Kerja Lima Tahun (PROKELITA) PGI, dan membicarakan pikiran pokok PGI untuk mewujudkan Ecclesia Domestica yang menghargai segenap ciptaan Allah dalam rangka menyongsong Indonesia Emas 2045.
Tentunya Tema 5 tahun PGI tetap terus menjadi arus dan arah kebijakan untuk gereja-gereja dapat membuahkan Kebaikan, Keadilan dan Kebenaran demi kesejahteraan bersama.
Ketika ditanyakan adanya beberapa persoalan yang menimpa gereja anggota Raintung mengatakan karena PGI adalah lembaga keesaan gereja, sudah pasti akan membicarakan pergumulan gereja-gereja yang bermasalah. Untuk itupun GPIB pasti mendukung upaya untuk menyelesaikan setiap permasalahan yang ada antar gereja maupun intern gereja.
Selain itu dalam persoalan yang digumuli oleh PGI tidak hanya menggumuli hanya masalah gereja, pasti juga akan menggumuli masalah kebangsaan dan kenegaraan. Yang pasti, gereja wajib mendukung Pemerintah yang baru di bawah kendali Presiden Prabowo Subianto dan Kabinet Merah Putih.
“Kita harus memberikan kesempatan kepada Pemerintah untuk bekerja keras meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan negara. Karena itu gereja patut mendukung dalam doa pula agar pemerintah tetap terus berjuang untuk kemajuan bangsa dan negara. Terutama dalam program prioritas yang sudah ditetapkan,” tukasnya serius.
Tentang program makan bergisi (MBG) gereja bisa saja mendukung program tersebut, Khan gereja juga memiliki sekolah-sekolah, mungkin bisa diwujudkan peran serta gereja juga.
Terhadap perhatian dan jaminan pemerintah bagi kebebasan beribadah dan berkeyakinan, hal ini sudah menjadi konstitusi negara dan bangsa, maka berharap tidak dikhianati.
“Kita menanti kebijakan yang tegas dan seimbang dalam menyikapi hak beribadah dan berkeyakinan warga bangsa ini. PGI harus sering menyuarakan kesetaraan dan keadilan yang harus dijaga dan dipelihara, tandasnya lugas.
Sekali lagi Raintung mengajak semua pihak mari doakan dan sukseskan pelaksanaan Sidang MPL PGI kali ini.