Generasi Gen Z Antara Percaya dan Atheis Bagaimana Peran Gereja Melayaninya  

Ayo Bagikan:

Majalahgaharu Jakarta Persekutuan Gereja Gereja di Indonesia Wilayah Jakarta, Senin 2 Juni 2025 menggelar seminar nasional dengan tema Gereja versus Gen Z dengan narasumber pendeta Emeritus Robby Chandra, MA., M.TH., D.MIN bertempat di Gereja Protestan Indonesia Barat (GPIB) Koinonia Jatinegara, Jakarta Timur.

Seminar Gereja VS GZ ini merupakan salah satu rangkaian perayaan HUT Ke-60 Tahun PGI Wilayah Jakarta, di mana sebelumnya sudah menggelar berbagai acara seperti Jalan santai Oikumene, senam sehat, bersih-bersih sungai, bagi-bagi tong sampah dan tanam pohon serta seminar kepemimpinan dengan pembicara dari Jhon Maxwel .

Ricky Richard Kussoy sekretaris panitia HUT Ke-60 tahun dalam kata sambutan saat seminar dilaksanakan  menegaskan bahwa seminar kali ini sebelumnya ditargetkan hanya 100 peserta saja namun ternyata gereja-gereja menyambut antusias akhirnya panitia membuka kembali pendaftaran peserta dan dalam seminar saat ini ada 150 peserta yang hadir.

Ricky sambungnya bahwa seminar ini sangat tepat untuk menjawab pergumulan gereja menghadapi atau bersikap kepada Gen Z dengan segala keunikan. Dengan demikian gereja mampu membuat cara atau metoda agar generasi Z ini tetap terlayani dengan baik dan sekaligus menjawab apa yang menjadi tantangan Gen Z di era media sosial kali ini.

Seminar gereja vs Gen Z diawali dengan doa dan puji-pijian dari pendeta Nini Tanamal gembala jemaat GPIB Koinonia kemudian dilanjutkan dengan paparan Pendeta Arlyanus Larosa ketua umum PGIW Jakarta sebagai keynote speaker.

Pdt. Arlyanus Larosa menyampaikan bahwa Gen Z ini adalah mereka yang lahir diantara tahun 1997 hingga 2012 artinya usia Gen Z ini diantara usia 12 hingga 27 tahun. Sedangkan kelompok mereka ini ada 27,9 persen artinya kelompok terbesar diantara generasi-generasi yang ada.

Gen Z imbuh Larosa adalah generasi yang hidup di masa media sosial alias dunia maya, sehingga mereka ini bisa dikatakan agnotis apapun yang diyakinia butuh pembuktian. Sayangnya gereja gagap dalam menghadapi generasi ini akhirnya mereka kurang tertarik untuk bergereja.

“Saya katakan kalau ada yang mengatakan Genz meninggalkan gereja padahal bukan itu yang benar tetapi gerejalah yang meninggalkan mereka. Untuk itulah Gereja segera menemukan cara atau gereja memberikan jawaban apa  kebutuhan Gen Z tersebut”, kata Pendeta asal Gereja Kristen Indonesia ini.

Sedangkan Pdt. Robby Chandra  bagaimana mengupas persoalan Gen Z dalam memaknai keyakinannya kepada Tuhan. Bagi Gen Z dia harus melihat bukti jika bicara Tuhan itu. Untuk itu Pendeta Robby memngatakan agar gereja membentuk Team kepemimpinan yang menginspirasi dan memberdayakan

Ibadah yang atraktif dan menyentuh kebutuhan dalam Bahasa rakyat. Lalu imbuh Robby perlu pembinaan yang sistematis, dan menantang dibuat dalam kelompok besar, menengah dan kelompok kecil. Lantas juga perlu organisasi yang fleksibel dan tepat guna. Demikian pula gereja perlu keakraban dan hangat, church that welcomes, perhatian dan penerimaan antar warga, serta ada pemerhati atau mentor. Kemudian penginjilan dan kesaksian menjadi panggilan setiap orang Corak Iman yang bergairah (ada kejelasan tahap dan caranya/road map) serta pengenalan dan pengembangan karunia-karunia/potensi tiap orang dimanfaatkan: right person on the place.

Sedangkan Brian Saerang wakil ketua panitia mengatakan bahwa HUT Ke 60 PGIW sesuai tema Bersama mensyukuri dan menghadirkan kebaikan Allah bagi Semuanya.  Maka seminar dengan tema Gereja Vs Gen Z ini salah satu bagaimana materi dalam seminar ini bisa menjadi berkat bagi gereja agar mampu memberikan ruang khusus untuk melayani Gen Z ini. Karena Gen Z ini saat ini banyak mendapat perhatian bagi gereja. Kapasitas Pendeta Robby Chandra sangat layak dan cukup mempuni dalam hal memberikan pembekalan atau materi untuk para pendeta dan majelis jemaat dalam menghadapai Gen Z ini.

“Untuk itu panitia berharap agar para pendeta, majelis dan pelayan-pelayan muda ada semangat baru yang bisa ditularkan bagi jemaat sehingga persoalan dalam menangani generasi Gen Z ini menemukan solusinya”, tandasnya mantab.

Lanjut Brian Saerang mengajak jemaat khususnyagereja anggota PGI W Jakarta untuk bersama mensukseskan beberapa agenda ke depan seperti donor darah, berbagai lomba seperti paduan suara, catur dan sebagainya dan ibadah puncak tanggakl 21 Juni 2025 nanti.

Reporter Yusuf Mujiono

 

 

 

 

Facebook Comments Box
Ayo Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Next Post

Sinode Gereja Bethany Nusantara Gelar Sidang Raya Perdana Tekankan Pelayanan Kontekstual

Wed Jun 4 , 2025
Majalahgaharu Balikpapan,  Gereja Bethany Nusantara (GBN) setelah dinyatakan resmi berdiri oleh Dirjen Bimas Kristen Kementerian agama RI langsung menggelar sidang raya perdananya  di Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat, (30/05/2025) bertempat di Gereja Bethany Nusantara (GBN) Favor Of God di Living Plaza Balikpapan Acara sidang raya (SR) sinode GBN diawali dengan ibadah […]

You May Like