Jakarta, majalahgaharu.com Gang-gang sempit di kawasan padat penduduk ditelusurinya terkusus di daerah Pademangan, Jakarta Harti Hartijah ibu empat anak yang masih terlihat ayu itu sekalipun cuaca tak menguntungkan dengan perjalanan yang cukup panjang namuin tak membuatnya lelah. Penuh semangat terus mendatangi orang sakit dan manula.
Padahal saat itu Jakarta cuaca terik dan tiba-tiba hujan tetapi tak mengganggunya untuk tetap menemui dan membantu mereka yang membutuhkan untuk menyalurkan bantuan agar meringankan penderitaan. Harti Hartidja,SE terlihat tak sungkan-sungkan turun menghampiri orang yang lemah membutuhkan pelayanan sosialnya, di tengah kota Jakarta bagian utara. Saat itu kehadiran dirinya untuk memberikan kursi roda dan tongkat bagi orang sakit yang tidak kuat lagi berjalan. Selain itu Harti juga menolong mengurus surat pengobatan bagi mereka yang sulit mendapatkan akses berobat. Tak tanggung bagi wanita murah senyum ini dalam memberikian bantuan dipastikan pasien mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Kebiasaan kerja menjalankan program pelayanan sosial ini sudah sejak dahulu digeluti dan murni sosial tampa pamrih, sehingga banyak orang dapat merasakan ketulusanya dalam memberikan bantuan, untuk itu Harti sering menyambangi daerah kumuh. Di mana masyarakat setempat yang padat sangat rentan dengan penyakit disebabkan lingkungan kotor dan tidak layak huni.
Dalam menjalankan pekerjaan tersebut Harti dibantu bersama teman-temannya yang peduli kesehatan dan sosial kebetulan saja dia Caleg tapi sesungguhnya dalam menjalankan kerjanya Hari tak memakai embel embel apapun baginya hanya membantu saja.
Tujuan menjalankan pekerjaan sosial bagi pengemar kuliner bakso adalah membantu sesama anak bangsa di mana terutama memberikan bantuan ini bagi yang benar-benar tidak mampu apalagi orang yang berpenyakit sudah kronis.
“Saya memulai dari diri sendiri, kemudian teman-teman saya mengikuti dengan membantu dipelayanan sosial ini. Diakui saat mau mengadakan turun ke lapangan saat itu cuma ada tiga kursi roda akan diserahkan, lalu Tuhan memberi pentunjuk dan menggerakkan orang dalam tujuan baik ini, Tiba–tiba saya dihubungi orang-orang yang peduli pada kegiatan sosial. Dengan menanyakan apakah masih perlu kursi roda,” ungkapnya terharu
Tak kuasa menahan rasa kegembiraan kemudian dan meneskan air mata,” Mereka tergerak hatinya untuk turut memberikan kursi roda pada masyarakat yang membutuhkan. Sehingga menjadi lima belas buah untuk disalurkan.” Jelasnya.
Sering hal seperti ini dirasakan karena mujizat Tuhan padanya dalam menolong sesama saudara sebangsa diseluruh Indonesia, Terlebih lagi bukan hanya kota Jakarta dalam kegiatan ini tetapi diseluruh kota di Indonesia sudah lakukannya.
“Saya percaya, apa yang kita perbuat tuhan sudah persiapkan,karena ada saja berkat, Entah itu dari suami, anak-anak dirumah dan teman juga orang yang mempunyai kelebihan dalam rezekinya,jadi berkat itu ada saja mengalir.saya sendiri bukan orang yang berlebihantetapi tuhan luar biasa dalam hidup saya.” Ungkapnya.
Bahkan bukan kursi roda saja yang diberikan Ada juga tongkat bagi orang sakit dan terkadang dana apalagi diluar dugaan seperti ambulan dan peti mati sampai penguburan tetap Ia lakukan mengurusinya.
Saat turun mengunjungi orang sakit didaerah pademangan sudah disiapkan untuk duabelas di dua RW. Tetapi terkendala angkutan hanya delapan yang disalurkan dan selebihnya besok dilanjutkan bersama teman-teman setianya dilapangan.
Ketika menemui bapak Lee Bi Cho salah satu penerima kursi roda dan sudah berobat di beberapa rumah sakit, Harti menceritakan bahwa Lee yang terduduk lemas bila tak ada alat bantu dan hanya bisa meminjam kursi roda dari orang lain agar bisa berjalan. Semua itu dikarena sudah tidak mampu membelinya akibat biaya rumah sakit dan rumah masih ngontrak. Dalam menjalankan m isi sosialnya Harti biasanya mendapatkan kabar dari teman-teman yang dilapangan dalam mendata bagi yang memerlukan.
“Setelah saya mendapat kabar , kemudian langsung mengecek kebenaranya, barulah saya datangi untuk memberikan kursi roda ini agar berguna buat kesehatan.” katanya.
Sudah tujuh tahun menurut istri Lee Bi Cho yang setia menemani dalam berobat yang di dua rumah sakit dan kata dokter sudah tidak ada obatnya dan harus cuci darah satu-satunya jalan saksi isteri Pak Lee treharu saat menerima bantua kursi roda, tutupnya. YM