Wajah-wajah ceria nampak menghiasi tamu-tamu undangan, Kru GMDN, Jemaat GBI Pondok Kopi serta rekan-rekan dalam FOKAN yang datang malam itu sembari memberikan kenangan-kenangan. Rupanya malam itu Ketua Presidium FOKAN yang sekaligus Ketua UMUM GMDN serta gembala jemaat GBI Pondok Kopi merayakan HUT Emasnya.
Pdt. Jefrry Tambayong , SH dalam merayakan HUT 50 tahunnya meminta kepada Tuhan kiraNya semakin diberikan hikmat dan kebijaksanaan dari Kristus. Harapannya bisa menjadi suami yang baik, gembala yang baik, ayah yang baik dan pemimpin yang baik dari beberapa organisasi, tetapi juga menjadi warga negara yang baik.
Kiprahnya di berbagai organisasi yang bergerak dalam bidang anti narkoba, membuat nama Jeffry Tambayong semakin diperhitungkan, apalagi kini Jeffry kembali membuka kantor hukum Jeffry Tambayong yang diberi nama JT Law Firm and Parnerts.
Sekalipun terbilang baru, kini JT sudah menangani 20 kasus, terutama kasus-kasus yang menyangkut penyalahgunaan Narkoba.
Diusianya yang 50 tahun, Jeffry merasakan ada mimpi besar yang belum terlaksana seperti mimpinya 34 propinsi ada panti rehabilitasinya untuk para pecandu, bangun gereja untuk 1000 jemaat. Namun kalau kini belum tercapai ya disyukuri saja, sembari koreksi mungkin ada yang kurang atau belum layak atau bisa jadi belum waktu Tuhan. Jadi ya harus sabar dulu.
“Sekalipun belum semua tercapai, tetapi saya melihat tangan Tuhan itu benar-benar menolong sehingga dibalik persoalan pribadi, keluarga, rumah tangga, gereja dan persoalan GMDN, FOKAN seerta persoalan membantu adik dalam HMT dalam masalah travel. Namun apapun persoalan masih second and Glory kemuliaan Tuhan hadir, sehingga saya dimampukan”terangnya bersaksi.
Cita-cita yang belum tercapai, sempat disinggung juga dalam kotbahnya saat mengawali perayaan HUT-nya dengan mengambil tema mengucap syukurlah dalam segala hal. Di kesempatan bersaksi Jeffry mengungkapkan rasa terimakasih kepada Mama yang telah melahirkan, sang isteri telah mendampingi 24 tahun, mertua, trimakasih ke teman-teman yang telah berjerih lelah untuk NKRI.
Artinya dalam meniti usia ke 50 ini hanyalah ucapan syukur, berdoa dan juga bersuka cita senantiasa. Tetapi satu hal kerjakan segala sesuatu itu dengan kasih.
Renungan sepanjang lima tahun perjalanan hidupnya, kebetulan situasi sedang bergejolak, Jeffry mengajak agar umat Kristen tidak inklusif, baik kepada semua orang, karena itu Tuhan yang ajarkan. Kita sebagai umat Kristen harus berdiri bagi NKRI, supaya NKRI ini boleh mengalami pemulihan perdamaian.
“Sebagai warga GBI, saya komunikasi lewat WA ke Pdt Rubin Adi ketua umum BPH GBI, bagaimana bisa bersinergi dengan unsur-unsur nasionalis lainnya seperti Muhamadiyah dan NU (banser). Selain itu juga ke Pak Manuel Raintung Ketua Umum PGI W DKI Jakarta, agar bersatu dengan kaum nasionalis sebagai garda bangsa yang menjaga NKRI’, tukasnya serius.
DKI sebagai miniature Indonesia dan sekaligus pusat pemerintahan, perlu bertindak cepat membentuk aliansi kebangsaan yang benar-benar menjaga NKRI. “Kebetulan saya sudah lama bergerak di gerakan anti narkoba dan sudah masuk dalam simpul-simpul lintas organisasi dan lintas agama. Dengan potensi itu mari umat Kristen bersama- bersama NU, Muhamadiyah yang pronasionalis untuk menjaga bangsa ini”, tegasnya.
Tujuannya dibentuknya pasukan-pasukan penjaga NKRI ini, bukan lagi dukung Jokowi atau Prabowo tetapi benar-benar menegakan NKRI. Kalau ini tidak segera ditelorkan nasib kita sudah diujung tanduk dan akan menjadi seperti Suriah.
Kondisi ini Jefry melihat ada negara-negara lain bermain untuk mengacak-acak Indonesia. “Saya tidak rela negara ini dipecah belah. Dalam hal menjaga NKRI, saya biasanya bilang sama isteri berani mati untuk narkoba, tetapi kali ini juga sama berani mati demi keutuhan NKRI’, tuntas.