Majalahgaharu.com Jakarta STT Agathos Jakarta menurut Dr. Drs. Karel V. D. Tuuk M. Div., M.Th lahir tahun 1994 dan mulai proses belajar di tahun 1995 di daerah Cirendeu, Tangerang Selatan Provinsi Banten. STT Agathos didirikan oleh lima orang, sepanjang perjalanan STT Agathos sudah beberapa kali mengalami perpindahan kampus. Namun, seiring pasang surutnya waktu STT Agathos Jakarta terakhir menempati kampus di Jalan Duta Raya, Kepa Duri, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Perjalanan panjang yang penuh dinamika itu akhirnya STT Agathos Jakarta mampu menggelar wisuda angkatan pertama Senin 22/4/24. Di mana sebelumnya setiap mewisuda mahasiswanya selalu bernaung di bawah STT Tabernakel Kemuliaan.
“Kita bersyukur dengan terbitnya ijin dari dikti serta ijin penyelanggaraan pendidikan, akhirnya STT Agathos bisa menggelar wisuda sendiri dan hari ini terhitung baru angkatan pertama”, tandas Ketua STT Agathos Karel Tuuk saat memberikan sambutan.
Wisuda angkatan pertama STT Agathos Jakarta mengangkat tema peran kepemimpinan gembala dalam kepemimpinan gereja (Efesus 4:12) bertempat di Hao Difang Retourant dan Grand Ballroom, Seaseon Citty Mall Jakarta Barat.
Pendeta Yopie Ndolu dalam orasi ilmiahnya berangkat dari tema tersebut mengatakan bahwa pemimpin gereja harus memiliki prinsip, di mana seorang gembala adalah figur pemimpin yang tanggung jawab dalam pembinaan dan pemiliharaan jemaatnya.
Ketika gembala atau pemimpin jemaat seorang memiliki figur yang bertanggung jawab, dipastikan akan terjadi pelipatgandaan jemaat baik jumlah maupun secara keimanan. Lanjut Yopie bahwa seorang pemimpin gereja kuncinya pada pelayanan dan pastoralnya.
Pemimpin gereja harus terbuka dengan tehnologi serta informasi imbuhnya, apalagi kondisi jaman yang semakin berkembang, maka pendeta yang tidak melek media dan tehnologi akan ditinggalkan jemaatnya.
Terpenting ujar Yopi seorang pemimpin harus bisa mengendalikan yang dipimpinnya tentu dengan pimpinan Roh Kudus.
“Orang yang sukses menjadi seorang pemimpin adalah orang yang terlebih dulu dipimpin”, tegas Yopie menutup orasinya.
Dalam wisuda STT Agathos strata 1 Teologia diikuti sebanyak 18 wisudawan/wati, berlangsung penuh keharuan, terlebih saat perwakilan dua mahasiswa yang didaulat memberikan bunga tangan kepada orang tuanya sebagai tanda ungkapan terimakasih atas perjuangan para orang tua mereka, sontak seluruh wisudawan dan wisudawati terlihat meneteskan airmata.
Nampak hadir saat wisuda yang digelar STT Agathos Jakarta perwakilan dari pemerintah dalam hal ini diwakilkan sesdikjen Kementerian Agama Kristen Kementerian agama serta para pendiri, ketua Yayasan dan seluruh akadimika STT Agathos Jakarta.
Di kesempatan wisuda tersebut pihak STT mengajak para tamu untuk menjadi mitra dan sponsor bagi para mahasiswa yang memang selama ini datang dari berbagai pelosok daerah Indonesia.
“Dengan kepedulian bapak dan ibu menjadi mitra kami, berarti turut berkontribusi dalam mencerdaskan anak bangsa. Karena selama ini mahasiwa hanya membayar makan dan uang asrama saja sedangkan operasional kampus mereka tidak dipungut biaya”, ujar Tonny Sanggalorang yang mempresentasikan di depan para wisudawan dan tamu undangan.
Satu hal terang imbuh Karel Tuuk ketua STT Agathos Jakarta, jika sudah beberapa tahun belakang ini, STT Agathos mendapat dukungan dari Bapak Torino Tidar dan keluarga, di mana beliau memberikan fasilitas tempat untuk digunakan sebagai kampus. Namun, untuk ajaran baru ini STT Agathos akan berpindah tempat tepatnya di Perum Citra Raya, Tangerang Jalan Selo Raya Cikupa, Tangerang Banten.
Penulis Yusuf Mujiono