PALALANGON, CIANJUR, MAJALAHGAHARU.COM — Usai memimpin ibadah penutupan aksi Bakti Sosial (Baksos) Persatuan Wartawan Nasrani (Pewarna) Indonesia, Pdt, DR John Weol berkesempatan memberikan bantuan materi kepada jemaat Gereja Kristen Pasundan (GKP) Palalangon. Sambil bergiliran bersalaman dengan pengurus dan panitia Pewarna Indonesia, John Weol yang turut dalam barisan tim Pewarna memberikan uang saku kepada setiap jemaat yang antri bersalaman.
Untuk diketahui, Palalangon adalah kampung Kristen yang eksis di tengah suku Sunda yang Islami. Penduduknya menjunjung tinggi warisan leluhur dan mencantumkan marga di belakang namanya. perkampungan kristen tersebut sudah ada sejak 120 tahun yang lalu, dan kini ada 13 gereja yang berdiri eksis di desa Palalangon.
Dengan motto ‘Gerbang Marhamah’ (Gerakan Membangun Masyarakat Berakhlakul Karimah), Cianjur adalah salah satu kabupaten yang dijuluki kota santri menerapkan Syariat Islam. Meski demikian tidak ada gesekan dan permasalahan berarti bagi warga Nasrani di Kecamatan Ciranjang. Potret toleransi terlihat ketika ada warga yang meninggal. Masyarakat Kristen – Muslim, bahu-membahu untuk mengurus segala keperluan dan perlengkapan hingga pemakaman dilaksanakan.
Dalam khotbahnya, Jhon Weol yang juga salahsatu Dewan Penasehat Pusat Pewarna Indonesia ini mengingatkan jemaat Tuhan di Palalangon untuk selalu setia dalam pengharapan Yesus Kristus dan Injilnya meski mengalami tekanan dan persoalan ekonomi.
“Saya bersyukur bisa hadir di sini, berkumpul bersama saudara seiman di Palalangon yang sudah ratusan tahun hadir, hidup dalam suatu perkampungan yang dikelilingi pemukiman, daerah yang mayoritas beragama muslim,” kata calon kuat Ketua Sinode GPdI pusat ini di gedung aula gereja GKP Palalangon, Sabtu (11/03/2017) petang.
Diakui Weol, sebelumnya ia tidak mempunyai rencana untuk memberikan santunan kepada jemaat GKP Palalamgon, namun karena rasa harunya dalam aksi baksos tersebut, dan setelah mengetahui melihat keadaan jemaat di sana, dirinya tergerak berbagi berkat dengan jemaat GKP Palalangon.
Sementara itu, Sugiwan salah seorang Majelis GKP Palalangon, mewakili Pendeta Jemaat yang berhalangan hadir di acara tersebut karena sedang mengikuti rapat klasis GKP, mengatakan berterimakasih atas kunjungan, edukasi dan bantuan yang diberikan Pewarna Indonesia. dia juga berharap agar mereka dibantu soal akses informasi yang mendidik dan mencerahkan, hal itu dikatakannya setelah mengikuti paparan seputar dunia jurnalistik oleh tim Pewarna.Pdt
“Tolong kami yang paling pinggir, yang ada di wilayah pojokan ini dibantu akses informasi yang mendidik dan mencerahkan,” katanya.
Dikisahkan Sugiwan, nenek buyut leluhur mereka menitip pesan, yang hingga kini selalu diingat dan dipegang teguh oleh mereka untuk cinta damai karena semua masyarakat yang hidup di Palalangon sesunguhnya adalah bersaudara.
“Tempat kita ini disebut sebagai ‘Panggung Pengintai’ karena dikelilingi oleh saudara-saudara kita yang muslim. kami dipesankan leluhur untuk cinta damai karena sesungguhnya semuanya adalah saudara. keturunan kami ada juga yang berpindah muslim walau ada juga yang kembali lagi menjadi kristen, tetapi kami semua hidup rukun dan damai,” jelasnya. (Agus)
tq bwt smua cruw pewarna,smga bsa k palalangon lg ya:) slm hormat ak dri angel ank palalangon jga 🙂