Catatan. Jitro Atti
PD Pewarna NTT.
Majalahgaharu.com Kupang Masalah tanggung jawab moral dan sosial seorang ilmuwan tidak dapat terlepas dari perkembangan ilmu itu sendiri, dari waktu ke waktu.
Dengan demikian, seorang ilmuwan harus peka terhadap konsekuensi- konsekuensi etis ilmunya. Sebab dialah satu satunya orang yang dapat mengikuti dari dekat perkembangan- perkembangan yang kongkrit.
Tanggungjawab moral dan sosial seorang ilmuwan tidak dapat terlepas dari integritas ilmuwan tersebut, karena seorang ilmuwan sejatih memiliki ciri integritas yang tinggi dan rasa keterlibatan serta memiliki tanggungjawab secara menyeluruh terhadap apa yang dilakukan dan dibicarakan.
Muncul persoalan sebenarnya sikap ilmiah apa saja yang dimiliki oleh seorang ilmuwan, ketika dilibatkan untuk membahas persoal itu maka syarat dengan etika dalam ilmunya itu harus sejalan sesuai pengetahuan yang ada dalam dirinya secara kritis, rasional, logis, objektif, dan terbuka. Yang menakutkan jika disalahgunakannya.
Hal ini merupakan suatu keharusan bagi seorang ilmuwan untuk melakukannya. Karena disinilah letak tanggungjawab seorang ilmuwan, masalah moral dan akhlak amat diperlukan.
Tak hanya itu saja tapi memiliki keharusan untuk menilai mana yang baik dan buruk,yang pada hakikatnya mengharuskan seorang ilmuan mempunyai landasan yang kuat. Tanpa ini, seorang ilmuwan akan merupakan seorang hantu atau serigalah yang menakutkan bagi manusia lainnya. Seperti yang terjadi disejumlah tempat termasuk NTT.
Dilihat dari bidang etik, tanggungjawab sosial seorang ilmuawan bukan lagi memberi informasi namun memberi contoh/teladang yang baik, bersikap obyektif, terbuka, menerima kritikan, menerima pendapat orang lain, kukuh dalam pendirian yang dianggap benar dan berani mengakui kesalahan. Semua sifat ini merupakan implikasi etis dari berbagai proses penemuan ilmiah.
Dari goresan pena ini, sesuai sudut pandang penulis dapat dipastikan bahwa Etika keilmuwan yang dimiliki oleh seseorang merupakan sesuatu yang sudah cukup mendesak untuk disebar luaskan kepada ilmuwan agar dalam perkembangan ilmu tidak terjerumus ke hal-hal yang tidak di harapkan oleh manusia itu sendiri.
Para ilmuwan yang taat asas dan patuh pada norma-norma keilmuan saja belum cukup, melainkan ilmuwan harus di lapisi oleh moral dan akhlak. Baik itu moral umum yang dianut oleh masyarakat atau bangsanya, daerahnya, dan kampungnya sendiri, maupun moral religi yang dianutnya.
Maka itu, para ilmuwan mesti terus memperhatikan kodrat manusia, martabat, dan mesti menjaga keseimbangan ekosistem dan menjadi model bagi generasi hari ini, kedepannya dan bersifat universal.Karena pada dasarnya ilmu pengetahuan adalah untuk mengembangkan dan memperkokoh eksistensi manusia.