Toraja Utara, MajalahGaharu.com – Hari kedua Sidang Raya XVIII PGI Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Pro. Dr. Abdul Mu’ti hadir dan berkesempatan memberikan ceramah terkait Sistem Pendidikan Nasional dalam program dan kebijakan kementerian yang dipimpinnya, berlangsung di Auditerium UKIT Toraja Utara, Sabtu (9/11/2024).
Menurutnya ada 3 hal penting terkait dukungan umat kristiani secara probadi maupun organisasi PGI. Pertama, pemenuhan pendidikan bagi rakyat Indonesia.
UUD 1945 menegaskan jaminan mendapatkan pendidikan tercantum Pasal 31. Pendidikan meningkatkan keamanan serta memberikan ketrampilan-ketrampilan. Pemenuhan belum bisa dipenuhi mungkin sebagian karena alasan kurang pemenuhan ekonomi. Bisa juga alasan kelompok berkebutuhan khusus.
“Kami merasa kehadiran PGI sangat penting memenuhi kewajiban konstitusional negara untuk mendapatkan layanan pendidikan. Terutama memberikan layanan di daerah terpencil yang tidak bisa dijangkau pemerintah. Kami mengundang partisipasi seluruh masyarakat untuk memberikan layanan pendidikan,” ajak tokoh Muhammadyah ini.
Kedua, memberikan kesempatan untuk memberikan pendidikan keagamaan. Ini penting dalam era degital yang menghadirkan ancaman. Kalau degenerasi terjadi maka persoalan bangsa dan spritual juga akan hambatan.
“Saya sangat apresiasi PGI dalam perhelatan Sidang Raya ini karena melibatkan banyak anak-anak muda. Itu penting untuk pertumbuhan religiutas dan spritulitas mereka,” pujinya.
Prof. Mu’ti mengatakan bahwa Presiden Prabowo berkali-kali mengatakan membrantas judi online. Karena itu kami ingin dukungan dari PGI untuk pendidikan karakter.
Ketiga, meminta dukungan dari PGI, bagaimana meningkatkan layanan kualitas pendidikan. “Kami memberikan pendidikan sejak dini. Kami membutuhkan relawan untuk ikut memberikan pendidikan. Keikutsertaan umat kristiani akan membantu kami dalam membangun pendidikan nasional.”
Menteri juga mengungkapkan bahwa dalam waktu dekat kementerian dipimpinnya akan memperkenalkan kampanye Tujuh Kebiasaan Anak Hebat. Pertama, kebiasaan bangun pagi. Kedua, kebiasaan beribadah sesuai agamanya untuk bekal memiliki spritual kuat. Ketiga perlu kebiasaan berolahraga. Kemudian, kebiasaan makan sehat dan bergizi. Kelima, kebiasan gemar belajar. Keenam, kebiasaan bermasyarakat. Terjadinya supremasi sosial ada segregasi yang terjadi. Empati dan simpati sosial generasi muda sangat rendah. Ketujuh, Kebiasaan hidup sehat. Faktanya banyak anak-anak tidur terlambat jadi berdampak ke kesehatan.
“Saya kira 7 kebiasaan anak Indonesia membawa generasi Indonesia yang tangguh dan kuat,” tegasnya. Pendidikan pertemuan antar generasi bangsa.
Menteri juga mengungkapkan prioritas Prologenas adalah mengajukan revisi UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003.
“Kami menerima masukan dari bawah agar revisi bisa terwujud pada 2025. Kami meminta dukungan PGI dalam menyusun Revisi UU Sistem Pendidikan Nasional,” harapnya.
Pada kesempatan itu Prof. Mu’ti bergembira karena bisa hadir beberapa kali Sidang Raya. “Saya bergembira bisa hadir masa Pak Andreas Yewangoe, Ibu Ery Lebang sampai Pak Gomar Gultom dan hari ini bisa hadir di Toraja. Dalam dukungan kami ke ormas pendidikan, PGI saya kunjungi yang kedua setelah NU, bahkan saya belum ke Muhammadyah,” ujarnya disambut tepuk tangan peserta sidang. “Saya senang ada masukan dari Bapak Ibu untuk pendidikan dasar dan menengah,” pungkasnya.
Merespon ceramah Mendikdasmen, Pdt. Gomar Gultom secara berkelakar mengatakan kalau ada 7 kebiasaan banyak untuk anak Indonesia maka kita juga usulkan 7 kebiasaan baik kepada pemerintah.
Gomar juga mengatakan PGI melalui 104 sinode banyak menjadi penyelenggara pendidikan. Karena itu, kepada menteri berharap kerjasama baik.