Majalahgaharu-Jakarta-mencermati aksi bom bunuh diri (aksi teror) yang terjadi di depan pintu gerbang Gereja Katedral Makassar pada hari ini Minggu (28/03/2021) sekitar pukul 10.00 Wita, dengan ini kami atas nama Dr. STEFANUS ROY RENING, SH., MH. Dewan Pembina Yayasan Ignasius Yoseph Kasimo menyampaikan hal-hal sebagai berikut :
Kami, Badan Pengurus Pusat Yayasan I.J. Kasimo, berpandangan bahwa paham Radikalisme/fundamentalise yang bertujuan memperjuangkan suatu ideologi (ide atau gagasan) dan paham yang ingin melakukan perubahan pada sistem sosial dan politik dengan mengganti Pancasila sebagai dasar negara dan/atau idiologi negara dengan menggunakan cara-cara kekerasan/ekstrim (Bom Bunuh diri) harus diwaspadai.
Kita semua warga bangsa yang cinta Indonesia ini harus bersatu padu melawan Radikalisme/Fundamenalisme. Radikalisme/Radikalisme harus dijadikan “Musuh Bersama” oleh kita semua warga bangsa. Tidak ada tempat bagi Paham Radikalisme/Fundatalisme untuk hidup dan berkembang dalam bumi Pancasila ini.
Untuk itu, Kami, Badan Pengurus Pusat Yayasan I.J. Kasimo, MENGUTUK KERAS aksi Radikalisme/Fundamentalisme/Terorisme dengan cara melakukan aksi kekerasan Bom Bunuh Diri di depan pintu gerbang Gereja Katedral Makassar pada hari Minggu, (28/03/2021).
Peristiwa ini sangat disayangkan oleh karena hari Minggu ini, dimana umat kristiani sedang memasuki Minggu Pekan Suci yang dimulai dengan Minggu Palma. Aksi Teror ini, sangat menciderai/melukai perasaan umat kristiani khususnya dan warga bangsa Indonesia pada umumnya menjelang perayaan PASKAH 2021. Kita semua warga bangsa dituntut agar senantiasa mewaspadai Aksi Teror berikutnya yang sewaktu-waktu mungkin saja terjadi, apalagi menjelang hari besar keagamaan (Kamis Putih/Jumat Agung/Paskah).
Pada kesempatan ini, Kami juga memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Bapak Presiden RI, Joko Widodo yang memberikan perhatian serius atas peristiwa ini dengan memerintahkan sesegera mungkin aparat keamanan (Panglima TNI dan Kapolri) untuk mengusut tuntas dan menindak secara tegas pelaku teror ini sampai keakar-akarnya. Semoga peristiwa semacam ini tidak lagi terjadi dimasa mendatang yang dapat mengganggu kebersamaan kita sebagai satu bangsa.
Oleh karena itu, sebagai warga bangsa, kita semua dituntut memberikan harapan dalam mewujudkan kehidupan bersama yang lebih baik (Bonum Commune). Hendaknya spirit “KITA BHINNEKA – KITA INDONESIA – KITA PANCASILA” bukanlah sekedar fiksi/konsep/teori belaka melainkan harus diwujud-nyatakan dalam kehidupan kebangsaan, kenegaraan dan kemasyarakatan.
Yayasan I.J. Kasimo berpandangan, untuk menghindari adanya generasi muda Indonesia terpapar dengan paham Radikalisme/Fundamentalisme/Terorisme, maka perlu kiranya dikaji ulang guna menghidupkan kembali pembelanjaran mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) mulai tingkat/jenjang SD sampai penguruan tinggi.
Sehingga nilai-nilai Pancasila dapat terinternalisasi dengan baik pada semua tingkatan /jenjang peserta didik untuk memperkokoh nasionalisme kita sebagai satu bangsa/negara yang besar yakni NEGARA REPUBLIK INDONESIA. Kami menilai, akibat dari ketiadaan mata pelajaran PMP, generasi muda kita telah kehilangan idiologi PANCASILA sehingga sangat mudah disusupi oleh idiologi lain (transnasional) yang tidak sesuai dengan nilai-nilai idiologi negara kita PANCASILA.
Demikianlah siaran pers ini kami sampaikan, atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih. Tuhan memberkati kita semua. ‘SALUS POPULI SUPREMA LEX”