Majalahgaharu.com Jakarta Sekolah Tinggi Teologia (STT) IKAT Jakarta menggelar wisuda tunggal dengan wisudawan Ketua Umum Persekutuan Gereja Gereja Pentakosta di Indonesia (PGPI), yakni Pdt. Dr. Drs. Jason Joram Balompueng, MBA, M.Th. Rabu 15/5/24 di auditorium Kampus Biru Rempoa Jakarta Selatan.
Gelar doktor ministry Pdt. Jason Balompapueng yang juga gembala gereja Bethel Indonesia di kawasan Kelapa Gading Jakarta Utara ini gelar doktor tersebut diperoleh berdasarkan penilaian rekoqnisi pembelajaran masa lampau (RPL) Penerima penghargaan tokoh pengabdian masyarakat tahun 2024 versi STT IKAT Jakarta.
Tak dipungkiri bicara kiprah Pdt. Jason Balampueng tak perlu diragukan lagi, selama 30 tahun pelayanan di bidang kepemimpinan Kristen dan misiologi. Dan inilah yang menjadi dasar utama terkait pemberian gelar doktor ministry oleh STT IKAT Jakarta pimpinan Dr. Jimmy Lumintang ini.
Pdt. Jason J Balompapueng pria kelahiran Manado 1957 ini, kiprahnya di bidang pelayanan misiologi misalnya sebagai pembicara di beberapa negara, seperti Malaysia, Belanda dan Jerman serta negara-negara lainnya.
Kemudian berbicara bidang kepemimpinan selain menjadi gembala jemaat, hingga saat ini Pdt. Jason menempati posisi penting di lembaga aras nasional yakni lembaga aras nasional PGPI. Bermula dari Ketua PGPI DKI Jakarta, Bendahara umum PGPI Pusat, Ketua harian PGPI hingga ketua umum PGPI.
Wisuda terbuka dengan tema kerjakan keselamatanmu dengan rasa takut dan gentar Filipi 2:12 dihadiri jajaran pengurus PGPI Pusat serta kerabat dan keluarga.
Dalam kesempartan tersebut Pdt Jason terlihat gagah dengan toga warna kuningnya berdiri memberikan paparan ilmiahnya di depan pimpinan dan dosen serta civitas akademika STT IKAT serta guru besar.
Dengan karya ilmiahnya yang berjudul PGPI dan Society 5: 0 “Persekutuan Gereja Gereja Pentakosta Indonesia menjawab tantangan society 5: 0
Jason mengatakan secara lebih mendalam, Society 5.0 adalah tentang mengintegrasikan teknologi ke dalam kehidupan kita dengan cara yang lebih cerdas, manusiawi, dan berkelanjutan. Inilah beberapa aspek penting yang membedakan era ini:
Lebih lanjut menegaskan bahwa ketika koneksi Tanpa Batas: Internet of Things (IoT) adalah inti dari Society 5.0. Ini mengacu pada jaringan perangkat dan objek yang saling terhubung dan dapat berkomunikasi dengan cerdas.
Untuk itu gereja atau para pendeta harus mampu beradaptasi dan segera menyesuaikan adanya society 5: 0 ini, kenapa era ini diharapkan atau tidak, suka atau tidaksuka pasti akan tiba itu society 5:0 tersebut. Jadi kita mau lari ataupun menghindar pasti tidak bisa, karena tehnologi komunikasi semakin canggih dan berkembang.
Oleh karena itu sebagai pendeta terutama yang bergabung dalam PGPI, Jason berharap dengan era society 5: 0 ini, kitalah yang bisa menunggangi artinya mengendalikan, sehingga jangan malah kebalik kita yang dikendalikan dengan tehnologi tersebut.
“Pendeta dan jemaat Tuhan harus cerdas dan mampu mengendalikan. Prinsipnya tehnologi yang akan menguasai kita, tetapi manusia yang kuat akan mampu menguasai tehnologi, sehingga dengan menguasai tehnologi tersebut kita pakai untuk kesejahteraan manusia-manusia lain’, tandas pendeta yang murah senyum ini.
Lebih lanjut Jason mengatakan bahwa sebagai orang-orang percaya bersama Tuhan kita akan menguasai sehingga tehnologi bisa dipakai untuk hormat dan kemuliannya.
Terkait dengan itulah, para pendeta atau umat Tuhan perlu integritas yang baik, dengan menyamakan antara pikiran, perkataan dan perbuatan dan sudah wajib seorang hamba Tuhan berintegritas.
Kenapa, jika seorang hamba Tuhan tidak memiliki integritas akan menjadi monster dan berbahaya bagi sesame dan bisa menghancurkan orang lain.
Hadir dalam wisuda pagi hingga siang itu antaranya jajaran pengurus PGPI Pusat Sekretaris Umum PGPI, Pdt, Hanno Palit, Pdt. Hendra Gunawan (Bendahara Umum), Pdt Jusuf Agustian (Sekretaris 1 & Sekretaris PGPI DKI), Pdt Ronald Tampubolon (Sekretaris), Pdt. Ricky Megawe (Bendahara), Pdt. Imannuel (Ketum Gereja Oikos Indonesia), Pdt. Denni Karundeng (Departemen), Pdt Cornelius Rono Wijodjo (mantan Ketum PIKI), beberapa pengurus lainnya, dan isteri Pdt Jason dan keluarga serta jemaat.