Kesetiaan Substansi Fundamental Dalam Perjalanan Hidup

Ayo Bagikan:

Majalahgaharu Jakarta Kesetiaan adalah perasaan hati dan perilaku yang didasari komitmen kuat untuk konsisten pada tujuan, janji, orang yang dicintai, meskipun menghadapi kesulitan atau tantangan. Kesetiaan dalam perjalanan hidup bukan hanya soal perilaku, tetapi juga karakter yang terus dilatih dari hal-hal kecil hingga hal-hal besar, karena ia adalah pondasi kasih sayang dan kepastian di dunia yang tidak pasti, serta membawa berkat dan karunia Tuhan.

Kesetiaan berakar dari keputusan hati yang terukir dalam janji atau tekad, tidak hanya sebatas perkataan. Ini berarti menjalankan tanggung jawab dan panggilan hidup, baik dalam pekerjaan, pelayanan, maupun hubungan, dengan konsisten dan pantang menyerah.

Dalam dunia yang dilematis, kesetiaan mempresentasikan ketenangan, kepastian, dan perhatian sanak keluarga. Kesetiaan yang didasari iman dan komitmen akan selalu membuahkan hasil dan apresiasi, terutama dari Tuhan. Praktek kesetiaan dimulai dari hal-hal sederhana yang dipercayakan kepada kita, seperti menabur kebaikan, berkomitmen dalam tanggung jawab kecil.

Kesetiaan akan teruji ketika menghadapi tantangan, penderitaan, atau kekecewaan. Justru dalam situasi sulit inilah kesetiaan dipulihkan dan dikuatkan. Proses belajar setia adalah perjalanan seumur hidup, membutuhkan ketekunan, kesabaran, dan sikap hati yang berlatih secara konsisten.

Kesetiaan tidak otomatis memberikan kebahagiaan instan, tetapi merupakan investasi untuk kebahagiaan dan kemenangan jangka panjang, baik di dunia maupun di kehidupan setelah mati. Setia kepada Tuhan dan perintah-Nya adalah dasar dari kesetiaan dalam segala aspek lain yang membutuhkan iman yang teguh meski dalam penderitaan. Kesetiaan kepada pasangan, sahabat, atau keluarga menjadi landasan kasih sayang yang tulus, kepastian, dan kepedulian dalam hubungan tersebut.

Setia dalam pekerjaan dan pelayanan menunjukkan sikap yang reliabel, bekerja tulus dengan integritas, dan memberikan yang terbaik tanpa mengeluh meskipun tidak diapresiasi. “Barangsiapa setia dalam perkara kecil, ia setia juga dalam perkara besar” (Lukas 16:10).

Penulis: Amistan Purba.
Akademisi Agama Kristen STIE Dharma Bumi Putera, Jakarta.

Facebook Comments Box
Ayo Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Next Post

PGLII Nyatakan Sikapnya Terkait Kondisi Bangsa Belakangan ini

Sat Aug 30 , 2025
Majalahgaharu Jakarta Persekutuan Gereja-Gereja Dan Lembaga-Lembaga Injili Indonesia (PGLII), dalam menyikapi kondisi bangsa ini terutama saat pihak kepolisian membubarkan demonstran sehingga terjadi korban seorang pria yang sehari-hari sebagai gojek bernama Affan Kurniawan Sabtu 30 Agustus 2025.. Terkait korban tersebut Dr. Tommy Lengkong Ketua umum PGLII menyampaikan turut berbelasungkawa sedalam-dalamnya atas […]

You May Like