Majalahgaharu Jakarta Papua Tanah Injil, Papua Tanah Damai, tetapi hingga saat ini di berbagai wilayah pegunungan Tanah Papua masih terjadi konflik kekerasan bersenjata, yang gilirannya menyasar korban masyarakat sipil di Tanah Papua yang tidak berdosa.
Menurut Ronny Mandang Ketua Umum Persekutuan Gereja dan Lembaga Injili Indonesia (PGLII) dalam siaran persnnya yang dikirimkan ke redaksi media ini mengatakan bahwa kekerasan demi kekerasan tidak pernah menyelesaikan masalah di Papua, sebaliknya hanya menciptakan korban, ketakutan dan pengungsi.
Akibatnya rakyat Tanah Papua, yakni Orang Asli Papua karenanya harus lari bersembunyi ke hutan-hutan dan pengunungan karena kampungnya diduduki aparat. Menyikapi persoalan ini Ronny Mandang berharap pemerintah sebaiknya siap berdialog dengan unsur pimpinan-pimpinan gereja di Tanah Papua, duduk bersama mendengar langsung dari tokoh-tokoh gereja di Tanah Papua, untuk mencari jalan terbaik atas beragam masalah kekerasan yang terus terjadi bahkan menambah jumlah korban jiwa melayang sia-sia dari berbagai pihak.
“Hentikan berbagai pengejaran yang menyasar pada Orang Asli Papua yang tidak berdosa, apapun alasannya”, Tandas Ronny dalam siaran persnnya yang diterima media ini.
Lebih lanjut Ronny menegaskan semakin banyak pengungsi yang mengungsi di tanahnya sendiri Papua, semakin sulit mencari titik temu untuk berdialog. Seperti yang terlihat di media sosial youtube hari ini, 8/8/2023, menampilkan judul “nama saya Pengungsi” gambar dari masyarakat sipil yang harus lari tinggalkan kampung Aitrem, Distrik Aifat Timur, Kabupaten Maybrat, Papua Barat, yang mengungsi ke hutan-hutan karena kampungnya dipakai aparat , dan ini sudah sering terjadi jika dikaitkan dengan para pengungsi yang ketakutan.
Salah satu tampilan di berita pengungsi dari kampung Aitrem, adalah anak yang diberi nama “Pengungsi”. Tidak tahu apa alasannya anak ini disebut “Pengungsi” yang pasti anak ini lahir disaat pengungsian terjadi. Untuk Ronny mengatakan jika pemerintah berkali-kali berkata, penyelesaian masalah Papua dilakukan melalui “pendekatan kemanusiaan”, hentikan berbagai kekerasan, terutama kontak senjata yang hanya menciptakan anak-anak lahir di pengungsian dan korban jiwa yang sesungguhnya masih bisa dihindari. Jika masih mengaku semua pihak takut akan Allah, ciptakan damai dan hindari letusan senjata! Semoga!
Terkait adanya pemberitaan ini redaksi meminta konfirmasi kepada Pdt Albert Yoku mantan ketua sinode GKI Papua yang kini menjadi nggota Badan Pengarah Papua, Percepatan Otonomi Khusus Papua (BP3OKP) Korwil Papua hingga berita ini diturunkan belum meresponnya.