Aktivis Milenial Sebut Imbauan Pemerintah Soal Corona Harus Ditanggapi Serius oleh Kaum Muda

Ayo Bagikan:

Jakarta, majalahgaharu.com- Masyarakat Indonesia tengah berjibaku dalam menghadapi pandemi  Novel Corona Virus atau yang kini biasa disebut sebagai  Covid-19 (Corona Virus Disease-19).

Tak hanya rentan menginfeksi lapisan masyarakat dengan kelompok umur 60 hingga 70 tahun, serangan virus ini juga menghantui generasi muda bangsa.

Yang turut menguak ke permukaan adalah sebesar apa kontribusi yang bisa turut diberikan oleh kaum muda Indonesia dalam menghadapi situasi pandemi corona, seperti saat ini. Richard Nayoan, salah satu aktivis milenial di gerakan anti narkoba memaparkan sejumlah pandangannya kondisi anak-anak muda.

“Saya lihat dari beberapa referensi dan media sosial informasi dari pemerintah, sebetulnya kebanyakan yang rentan ini dilihat dari angka yang meninggal itu sudah berumur. Tetapi bukan berarti anak muda tidak bisa terkena. Artinya ada potensi anak muda terpapar dengan Covid-19 tetap ada. Seperti yang kita saksikan sendiri. Puji Tuhan-nya, anak muda yang terkena virus corona itu bisa sembuh,” saksinya ketika dihubungi, Jumat siang (26/03/20), di Jakarta.

Bicara dampak Covid-19 bagi anak muda, terang Richard, harus dilihat dari gaya hidup yang mewarnai keseharian mereka. Tak hanya gaya hidup, persoalan imunitas atau kekebalan tubuh juga turut menjadi penentu.

“Kalau kekebalan atau imunnya kurang jelas anak-anak muda sangat berpotensi terkena virus. Sekali lagi, kembali ke seberapa berdampak Covid-19 terhadap anak muda pelajar dan mahasiswa tergantung dari bagaimana mencegah atau mengobati ke arah yang positif,” imbuhnya.

Anjuran pemerintah yang meminta semua warga untuk tetap tinggal di rumah yang juga berlaku bagi anak-anak muda, pelajar dan mahasiswa, turut mendapat sorotan dari Richard. Pemuda gereja yang aktif dalam gerakan pencegahan narkoba, ini, mengatakan seharusnya anak-anak muda bisa menyikapi imbauan ini dengan serius

“Persoalannya bukan bisa atau tidak bisa anak muda mengikuti saran pemerintah, tetapi mau atau tidak mau mereka harus mengikuti saran tersebut,” paparnya.

Terlepas dari itu Richard memberi apresiasi kepada pihak TNI dan Polri yang rutin mengadakan patroli dan mengarahkan agar anak-anak muda untuk sementara waktu tidak berkerumun, menghindari kegiatan di tempat-tempat keramaian, dan menganjurkan untuk segera pulang ke rumah masing-masing.

“Dari apa yang saya lihat dan baca tentang tugas Polri dan TNI yang masih patroli untuk membubarkan tempat-tempat nongkrong itu, bukti bahwa masih ada beberapa sikap anak muda yang menolak untuk stay di rumah serta untuk menghindari tempat-tempat keramaian,” ujar mantan caleg muda Nasdem ini.

Terlepas dari adanya kaum muda yang tidak menghiraukan, Richard menambahkan, hingga saat ini terpantau tak sedikit dari mereka yang taat mengikuti saran dari pemerintah.

“Menurut saya anak-anak muda yang mengikuti saran pemerintah ini sudah memiliki pola pikir untuk menjaga keselamatan diri sendiri maupun keluarganya dan berpikir untuk masa depannya,” bebernya, tanpa bermaksud mendiskreditkan keberadaan dari anak-anak muda yang hobi berkumpul di tongkrongan.

Richard berpandangan, kalau pun masih ditemui anak-anak muda yang masih menongkrong lebih disebabkan oleh rasa jenuh karena sudah berlama-lama rumah.

Bicara kebijakan pemerintah untuk tetap di rumah, Richard meyakini bahwa pemerintah sudah memiliki pertimbangan matang dala mengambil langkah penanggulangan Covid-19.

Menurutnya, hanya dengan menjaga jarak dan mengisolasi diri di rumah masing-masing itu terbukti efektif memutus mata rantai pandemi corona. Richard menambahkan, pemerintah tahu bahwa strategi seperti itu mampu mengatasi penyebaran virus.

Terkait keputusan pemerintah dalam meniadakan Ujian Nasional (UN), Richard mengungkap dirinya sangat setuju. Bahkan, Richard telah jauh-jauh waktu mengusulkan wacana tersebut. Berkaca dari pengalamannya saat UN, proses belajar selama tiga tahun hanya ditentukan melalui UN yang berlangsung hanya dalam tiga hari saja. Menurutnya penentuan kelulusan seperti amat membebani mental kaum muda dan rentan terhadap serangan stress.

Richard menambahkan, sangat tidak seimbang jika proses belajar selama tiga tahun hanya tergantung pada hasil UN. Sekalipun memang belakangan ini sudah ada revisi agar UN tidak lagi digunakan sebagai syarat penentuan kelulusan. Justru, menurut aktivis muda ini, dengan ditiadakan UN akan berdampak positif karena turut mengurangi anggaran negara.

Sedangkan dengan ditiadakannya proses belajar mengajar di sekolah, menurutnya, selama orang tua bisa mengawasi dengan baik dipastikan tidak akan timbul masalah yang cukup berarti. Kalaupun ada keluhan banyaknya tugas yang diberikan, menurutnya hal tersebut merupakan cara dari para guru untuk melakukan penyesuaian agar anak muridnya tidak tertinggal pelajaran, namun tetap diselenggarakan secara terukur.

“Saya kira wajar-wajar saja kalau guru memberikan tugas yang banyak. Saya punya keponakan tetapi tak mengalami kesulitan dengan tugas yang harus dikerjakan, selama belajar di rumah hanya satu jam sudah selesai mengerjakan tugasnya,” ungkapnya.

Richard Nayoan saat berbicara di sebuah forum diskusi. Foto: Dok. Gaharu

Bersyukur Lahir di Indonesia

Di tengah wabah corona yang terjadi, ada pesan dan kesan tersendiri yang dirasakan Richard. Dirinya bersyukur dilahirkan sebagai anak Indonesia, di mana negeri ini secara geografis terletak di garis khatulistiwa sehingga turut memberi dampak positif bagi masyarakatnya, termasuk dalam hal memperlambat laju penyebaran virus. Sebagai generasi muda pula dirinya mengucap syukur karena pemerintah melakukan gerak cepat dalam menangani pandemi virus ini, sehingga dirinya merasa tidak berlebihan jika masyarakat memberikan apresiasi kepada pemerintah.

Selanjutnya sebagai generasi muda dirinya mengapresiasi terhadap kesadaran masyarakat Indonesia, Jakarta pada khususnya. Ini dilihat dari indikasi angka Covid-19, di mana jika dibandingkan dengan negara lain Indonesia dengan penduduk ke empat terbesar di dunia, tetapi presentasi warganya yang terkena corona masih relatif lebih kecil.

“Artinya masyarakat Indonesia ada kesadaran, serta penanganan pemerintah yang serius di sini. Lalu dengan Corona ini masyarakat sudah mulai disiplin mencegah hal-hal itu yang terjadi. Sebagai anak muda yang kita lakukan tetap menjaga diri sendiri agar tidak tertular menjaga kesehatan,  kebersihan dan makanan yang begizi, mencegah tidak berkumpul jadi ikuti saja saran pemerintah,” tambah Richard.

Richard berharap peran anak muda dalam mengampanyekan pola hidup yang sehat juga harus terus dilakukan, termasuk tetap berkomunikasi dengan cara-cara santun dan positif di media sosial.

Melalui sosial media kita bersama memberitahukan hal yang positif bagaimana melakukan sosial distancing, pola hidup sehat dan sebagainya. Dengan terus berkarya dengan apa yang kita lakukan dipercayai akan menjadi pahlawan-pahlawan dalam melawan corona.

“Jangan seperti orang Italia yang bandel-bandel akibatnya lebih buruk dan saya mengucapkan terimakasih untuk pahlawan kita yaitu tim medis donter dan perawat juga seluruh tim gabungan,” pesannya.

Richard lalu turut mengungkapkan terima kasihnya kepada seluruh tenaga medis maupun orang-orang yang selama ini tak kenal lelah berjibaku melawan penyebaran Covid-19.

“Terima kasih untuk tim medis, dokter dan tim relawan lainnya yang rela mengorbankan waktu mereka selama 24 jam untuk menangani bencana ini,” tambah Richard Nayoan.

Facebook Comments Box
Ayo Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Next Post

Johan Tumanduk, SH,MM, M.Min, M.Pd.K Untuk Putus Rantai Penyebaran Corona Perlu Dibentuk Tim Invetigasi Intern GPIB

Fri Mar 27 , 2020
Jakarta, majalahgaharu.com-Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil telah mengumumkan empat Cluster titik penyebaran Covid 19 di wilayah Jawa Barat.  Antara lain Seminar Syariah di Hotel Dharmawan Babakan Mandang Kabupaten Bogor, kedua,  Pertemuan Sidang Tahunan (PST) GPIB di Hotel Aston, berikutnyaPertemuan GBI di Lembang dan Seminar HIPMI di Karawang. Terkait PST GPIB […]

You May Like